¾ Kontak secara langsung maupun tidak antara bahan yang akan didinginkan dengan media pendingin seperti es atau air dingin.
¾ Secara mekanis, yaitu dengan cara mensuplai energi dalam bentuk kerja atau panas dalam sistem yang menghasilkan proses refrigerasi dimana panas
diambil dari bahanruangan menghasilkan suhu yang rendah. Sistem pendinginan kompresi uap merupakan metode pendinginan yang
paling banyak digunakan saat ini karena performanya yang paling baik diantara sistem pendinginan yang lain. Prinsip kerjanya adalah uap refrigeran diberi
tekanan tinggi oleh kompresor dan kemudian dikondensasikan di dalam kondensor sehingga berubah bentuk menjadi cair. Refrigeran cair ini diturunkan
tekanannya oleh katup ekspansi sehingga saat masuk evaporator, refrigeran terevaporasi pada tekanan rendah. Metode pendinginan lain yang juga banyak
digunakan adalah sistem pendinginan absorpsi. Sistem pendinginan absorpsi banyak digunakan pada instalasi-instalasi kimia, untuk penyegaran udara, serta
pada beberapa mesin pendingin domestik. Sistem pendinginan absorpsi ini membutuhkan asupan berupa panas dalam pengoperasiannya, sehingga dapat
diaplikasikan pada pada tempat-tempat yang mempunyai sumber energi panas yang melimpah atau pada tempat yang tidak tersedia energi listrik Gosney, 1982.
2.3 Sistem Pendinginan Absorpsi
Sistem pendinginan absorpsi diperkenalkan secara luas oleh Ferdinand Carre pada tahun 1859 dengan menggunakan larutan ammonia – air dengan ammonia
sebagai refrigeran dan air sebagai absorben. Gambar 1 memperlihatkan mesin pendingin absorpsi kontinyu yang dibuat oleh Carre.
Gambar 1. Mesin pendingin absorpsi kontinyu buatan Ferdinand Carre Gosney, 1982
Bagian-bagian mesin pendingin absorpsi buatan Carre ini terdiri dari A : Boiler atau generator dengan katup pengaman
B : Kondensor C : Evaporator yang terdiri dari pipa-pipa
D : Absorber E : Heat exchanger
F : Pompa Awalnya pemanasan sistem pendingin absorpsi ini menggunakan energi
yang berasal dari batu bara, lalu diperkenalkan penggunaan uap panas untuk pemanasan generator. Setelah itu dipakai pemanasan langsung dengan minyak
atau gas alam. Sistem yang ditemukan oleh Carre ini digunakan selama beberapa waktu dan dipakai untuk berbagai proses pendinginan saat itu. Pada saat sistem
kompresi uap menggunakan ammonia sukses diperkenalkan, maka sistem kompresi uap menjadi dominan dan sistem absorpsi mulai ditinggalkan kecuali
untuk pendinginan domestik. Pada tahun 1922, Carl Munters dan Baltzar von Platen memperkenalkan lemari es yang menggunakan sistem pendinginan
absorpsi yang dikenal dengan sistem Munters Platen Gosney, 1982. Perbedaan utama antara sistem pendinginan absorpsi dan sistem kompresi
uap terletak pada energi yang menyebabkan kenaikan tekanan refrigeran, dimana pada sistem kompresi uap menggunakan kompresor sedangkan pada sistem
absorpsi menggunakan generator – absorber Gambar 2. Siklus kompresi uap dikenal dengan work-operated cycle karena untuk menaikkan tekanan refrigeran
dibutuhkan kerja dari kompresor sedangkan siklus absorpsi dikenal dengan heat- operated cycle karena sebagian besar prosesnya membutuhkan panas untuk
melepas uap tekanan tinggi Stoecker, 1987.
Gambar 2. Perbandingan sistem kompresi uap dan sistem absorpsi Stoecker, 1987
Panas yang dibutuhkan dalam sistem absorpsi dapat berasal dari energi surya, biomassa, maupun panas buang hasil dari proses termal waste heat.
Sumber energi panas yang banyak digunakan dalam berbagai penelitian tentang sistem pendinginan absorpsi ini adalah energi surya. Penggunaan energi surya
dalam proses pendinginan ini memiliki keuntungan berupa ketersediaannya yang melimpah dan secara ekonomis menguntungkan karena dapat diperoleh secara
cuma-cuma dari alam McVeigh, 1984. Tangka 2006 menyatakan bahwa energi surya merupakan sumber energi yang sesuai untuk sistem pendinginan di daerah
dengan kondisi sosial ekonomi seperti di pedesaan. Brinkworth 1977 dan Duffie 1980 menjelaskan bahwa dalam
pengoperasian mesin pendingin absorpsi tenaga surya digunakan kolektor surya plat datar dan panas disimpan dalam sebuah tangki penyimpanan. Apabila panas
yang dibutuhkan untuk proses regenerasi besar, maka dapat digunakan konsentrator surya. Rasul dan Murphy 2006 membuat prototipe mesin pendingin
absorpsi intermitten dengan generator berupa kolektor surya berbentuk parabolik menggunakan anhydrous ammonia dan garam klorida sebagai pasangan fluida
Kompresi Uap :
¾ Kompresor
Absorpsi
¾ Generator ¾ Absorber
Kondensor
Evaporator Katup Ekspansi
Uap tekanan tinggi
Uap tekanan rendah
kerjanya. Otiti 1986 serta Chaouachi 2007 melakukan penelitian megenai mesin pendingin absorpsi sistem Platern – Munters menggunakan energi surya.
Samaritaan 1983 memanfaatkan energi surya untuk pendinginan hasil-hasil pertanian dengan mesin pendingin type absorpsi serta melakukan perhitungan
kesetimbangan energi dan massa untuk masing-masing komponen mesin pendingin.
Sistem pendinginan absorpsi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tipe kontinyu dan intermitten yang terdiri dari 2 buah siklus utama yaitu siklus
regenerasi dan siklus refrigerasi. Pada tipe kontinyu, siklus regenerasi dan refrigerasi berlangsung pada saat yang bersamaan, sedangkan pada tipe
intermitten, siklus regenerasi dan siklus refrigerasi terjadi secara bergantian, dimana siklus regenerasi berlangsung terlebih dahulu sampai selesai dan diikuti
oleh siklus refrigerasi. El-Mahi, 2005.
2.4 Sistem Pendinginan Absorpsi Kontinyu