Siklus Teoritis Sistem Pendingin Absorpsi Intermitten Fluida Kerja Mesin Pendingin Absorpsi

mudah untuk dibawa kemana-mana portabel serta dilengkapi dengan katup yang menghubungkan kedua tabung sehingga proses refrigerasi dapat dilakukan pada waktu yang diinginkan.

2.6 Siklus Teoritis Sistem Pendingin Absorpsi Intermitten

Siklus teoritis yang digunakan untuk menganalisa sistem pendingin absorpsi intermitten ada dua macam, yaitu siklus absorpsi tekanan konstan dan siklus absorpsi suhu konstan Chinnappa, 1962, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5 : 1,2,3,4,5 : Larutan ammonia di dalam generator – absorber 1,2,3,4,5 : Refrigeran ammonia murni di dalam kondensor – evaporator Gambar 5. Siklus teoritis sistem pendinginan absorpsi intermitten Chinnappa, 1962 1. Siklus absorpsi pada tekanan konstan, ditunjukkan oleh garis 1-2-3-4-1 Pada siklus ini, proses regenerasi terdiri dari dua proses, yaitu 1-2 dan 2-3, proses 3-4 merupakan proses pendinginan larutan ammonia secara adiabatik dimana terdapat panas yang dilepas, dan proses absorpsi 4-1 berlangsung pada tekanan konstan bersamaan dengan proses pendinginan efektif refrigerasi pada kondensor – evaporator. konsentrasi, X NH 3 0 1 suhu, t 1 2 3 4 5 23 14 5 2. Siklus absorpsi pada suhu konstan, ditunjukkan oleh titik 1-2-3-5-1 Pada siklus ini, regenerasi berlangsung dalam dua proses yaitu 1-2 dan 2-3 dan proses 3-5 merupakan proses pendinginan larutan ammonia dengan menggunakan airudara hingga suhu t 5 yang sama dengan suhu awal t 1 . Proses absorpsi 5-1 berlangsung pada suhu konstan bersamaan dengan pendinginan efektif refrigerasi pada kondensor – evaporator. Dari kedua siklus tersebut, siklus absorpsi tekanan konstan lebih efisien, karena suhu media pendingin yang digunakan pada saat proses pendinginan 3 – 4 lebih tinggi daripada proses 3 – 5, akan tetapi pada siklus absorpsi tekanan konstan mempunyai kesulitan yaitu untuk menjaga tekanan konstan selama proses absorpsi sehingga perlu dilakukan pengaturan laju pendinginan selama proses absorpsi 4 – 1. Di antara kedua siklus teoritis, siklus absorpsi dengan suhu konstan lebih menyerupai dengan siklus aktual, karena suhu pada proses absorpsi 5 – 1 relatif lebih konstan.

2.7 Fluida Kerja Mesin Pendingin Absorpsi

Menurut Tambunan 2003, kriteria yang harus dipenuhi oleh kombinasi refrigeran – absorben pada mesin pendingin absorpsi adalah : 1. Absorben harus mempunyai nilai afinitas pertalian yang kuat dengan uap refrigeran dan keduanya harus mempunyai daya larut yang baik pada kisaran suhu kerja yang diinginkan. 2. Kedua cairan tersebut, baik masing-masing maupun hasil campurannya harus aman, stabil dan tidak korosif. 3. Secara ideal, kemampuan penguapan absorben harus lebih rendah dari refrigeran sehingga refrigeran yang meninggalkan generator tidak mengandung absorben. 4. Refrigeran harus mempunyai panas laten penguapan yang cukup tinggi sehingga laju aliran refrigeran yang harus dicapai tidak terlalu tinggi. 5. Tekanan kerja kedua zat harus cukup rendah mendekati tekanan atmosfir untuk mengurangi berat alat dan menghindari kebocoran ke lingkungan. Kombinasi refrigeran – absorben yang sering digunakan adalah Litium bromida – air LiBr – H 2 O serta kombinasi ammonia – air NH 3 – H 2 O Kombinasi LiBr – H2O digunakan untuk pengkondisian udara dimana suhu evaporasi di atas 0 o C dan air bertindak sebagai refrigeran sedangkan LiBr sebagai absorben. Litium bromida merupakan suatu kristal garam padat yang dapat menyerap uap air. Larutan cair yang terjadi memberi tekanan uap yang merupakan fungsi suhu dan konsentrasi larutan. Hayadin 1999 dan Uyun 2001 melakukan uji kinerja terhadap mesin pendingin absorpsi intermitten menggunakan fluida kerja LiBr – H 2 O, mesin pendingin absorpsi yang digunakan terdiri dari tiga komponen, yaitu generator – absorber, kondensor, dan evaporator. Pada kombinasi ammonia – air, yang bertindak sebagai refrigeran adalah ammonia dan air sebagai absorben. Sistem ammonia – air digunakan secara luas untuk mesin pendingin berskala kecil perumahan maupun industri dimana suhu evaporasi yang dihasilkan mendekati atau di bawah 0 o C. Kelemahan sistem ammonia – air ini adalah sifat air yang juga mudah menguap sehingga ammonia yang berfungsi sebagai refrigeran masih mengandung uap air pada saat keluar dari generator dan masuk ke evaporator melalui kondensor. Keadaan ini dapat menyebabkan uap air meninggalkan panas di evaporator dan meningkatkan suhunya sehingga menurunkan efek pendinginan. Tambunan, 2003.

III. LANDASAN TEORI