Q Pengaruh proses rektifikasi

Dari Gambar 36 dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan larutan ammonia murni 100 di tabung K-E dengan konsentrasi awal larutan ammonia 30 menggunakan suhu kondensasi 20 o C, 25 o C, dan 30 o C, maka suhu jenuh larutan akan tercapai pada suhu 98,2 o C, 104,5 o C, dan 110,7 o C. Hasil simulasi menunjukkan bahwa proses regenerasi larutan ammonia konsentrasi 30 dengan suhu kondensasi 20 o C membutuhkan panas regenerasi yang paling besar. Hal ini dikarenakan pada suhu kondensasi 20 o C, suhu jenuh larutannya lebih rendah, sehingga dengan suhu regenerasi maksimum yang sama mampu menghasilkan massa uap yang lebih banyak Lampiran 13. Akibatnya semakin besar pula panas regenerasi yang dibutuhkan, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 37. Gambar 37. Jumlah panas regenerasi hasil simulasi pengaruh suhu kondensasi Kapasitas pendinginan dihasilkan pada suhu kondensasi 20 o C juga lebih besar, seperti yang ditunjukkan Gambar 38. Jumlah massa refrigeran yang diperoleh di tabung K-E pada suhu kondensasi 20 o C lebih banyak daripada suhu kondensasi yang lebih tinggi, hal ini sebagai akibat dari banyaknya massa uap yang dihasilkan selama proses regenerasi. 1000 2000 3000 4000 5000 6000 80 100 120 140 160 180 200 Suhu regenerasi, tg o C J u m la h pa na s r e ge n e ra s

i, Q

g k J tc = 20 oC tc = 25 oC tc = 30 oC Konsentrasi awal larutan ammonia 30 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 80 100 120 140 160 180 200 Suhu regenerasi, tg o C COP tc = 20 oC tc = 25 oC tc = 30 oC Gambar 38. Kapasitas pendinginan hasil simulasi pengaruh suhu kondensasi Gambar 38 juga menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu regenerasi, pertambahan kapasitas pendinginan semakin sedikit. Hal ini dikarenakan pada suhu tinggi, konsentrasi uap yang dihasilkan mengandung lebih banyak uap air sehingga uap ammonia yang terkondensasi juga semakin sedikit. Hasil simulasi suhu regenerasi terhadap koefisien performansi mesin pendingin absorpsi intermitten dengan suhu kondensasi yang bervariasi ditunjukkan oleh Gambar 39. Gambar 39. COP hasil simulasi pengaruh suhu kondensasi 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 80 100 120 140 160 180 200 Suhu regenerasi, tg o C K a p asi tas p en d in g in an , Q e kJ tc = 20 oC tc = 25 oC tc = 30 oC Konsentrasi awal larutan ammonia 30 Konsentrasi awal larutan ammonia 30 Coefficient of Performance COP mesin pendingin pada Gambar 37 menunjukkan bahwa dengan suhu kondensasi yang rendah akan meningkatkan nilai COP. Nilai COP ini meningkat seiring dengan meningkatnya suhu regenerasi, tetapi kemudian turun secara perlahan-lahan setelah mencapai nilai yang maksimum. Hal ini dikarenakan pada suhu regenerasi yang tinggi, jumlah panas yang dibutuhkan untuk proses refrigerasi semakin meningkat, sementara kapasitas pendinginan yang tercipta semakin kecil sehingga perbandingan antara kapasitas pendinginan dan jumlah panas regenerasi semakin kecil yang menyebabkan nilai COP-nya turun.

c. Pengaruh proses rektifikasi

Proses regenerasi menyebabkan terlepasnya uap dari larutan ammonia, uap yang dihasilkan ini terdiri dari uap air dan uap ammonia. Proses rektifikasi merupakan proses pemurnian ammonia sehingga diharapkan uap yang akan dikondensasikan menghasilkan larutan ammonia konsentrasi tinggi di tabung K-E. Semakin tinggi konsentrasi larutan ammonia di tabung K-E maka akan semakin rendah suhu minimum evaporasi yang dihasilkan. Simulasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh proses rektifikasi terhadap performansi mesin pendingin absorpsi intermitten dengan asumsi massa larutan awal 3 kg, konsentrasi awal larutan ammonia 30 dan suhu kondensasi 30 o C. Dari Gambar 32 dan 36 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan ammonia yang dihasilkan di tabung K-E, maka semakin tinggi pula suhu dan tekanan yang harus diberikan pada tabung G-A, sehingga untuk menghasilkan larutan ammonia murni diperlukan suhu dan tekanan yang tinggi, yaitu 110 o C dan 11,74 bar. Larutan ammonia dengan konsentrasi yang lebih rendah dihasilkan pada suhu dan tekanan yang rendah pula, hal ini tergantung dari proses rektifikasi yang digunakan. Gambar 40 menunjukkan jumlah panas regenerasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan larutan ammonia dengan konsentrasi yang berbeda di tabung K-E. 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 Suhu regenerasi, tg o C JU m la h p a n a s r eg en er as

i, Q