Penentuan Zero Crossing Penentuan Panjang Gelombang Analisis Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Kafein dan

26 μgmL, 6 μgmL, 8 μgmL, 10 μgmL dan 12 μgmL. Kemudian dibuat spektrum serapan, kemudian spektrum ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dan derivat kedua pada panjang gelombang 200-400 nm dengan ∆λ = 4nm.

3.6.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif Asam Sitrat

Dipipet Larutan Induk Baku asam sitrat konsentrasi 10000 μgmL sebanyak 0,2 mL; 0,3 mL; 0,4 mL; 0,5 mL dan 0,6 mL. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 mL, diencerkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 200 μgmL, 300 μgmL, 400 μgmL, 500 μgmL dan 600 μgmL. Kemudian dibuat spektrum serapan, kemudian spektrum ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dan derivat kedua pada panjang gelombang 200-400 nm dengan ∆λ = 4nm.

3.6.5 Penentuan Zero Crossing

Penentuan zero crossing diperoleh dengan menumpangtindihkan spektrum serapan kafein dan asam sitrat dari berbagai konsentrasi larutan. Zero Crossing setiap spektrum serapan kafein dan asam sitrat ditunjukkan oleh panjang gelombang yang memiliki serapan nol pada berbagai konsentrasi.

3.6.6 Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Dibuat larutan kafein dengan konsentrasi 10 μgmL dan larutan asam sitrat dengan konsentrasi 500 μgmL, serta larutan campuran kafein konsentrasi 10 μgmL dan asam sitrat konsentrasi 500 μgmL. Kemudian ketiga larutan diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Selanjutnya ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dan derivat kedua. 27 Spektrum serapan kafein dan asam sitrat serta campuran kafein dan asam sitrat ditumpangtindihkan. Panjang gelombang analisis yang dipilih adalah pada saat serapan senyawa pasangannya nol dan serapan maksimum kafein dan asam sitrat serta dan campuran kafein dan asam sitrat hampir sama atau persis sama, karena pada panjang gelombang tersebut dapat secara selektif mengukur serapan kafein dan asam sitrat.

3.6.7 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Kafein dan

Asam Sitrat Dibuat larutan baku kafein d engan konsentrasi 4 μgmL, 6 μgmL, 8 μgmL, 10 μgmL dan 12 μgmL. Kemudian diukur serapan derivat kedua kafein pada panjang gelombang analisis kafein. Prosedur yang sama dilakukan juga pada asam sitrat. Dibuat larutan baku asam sitrat dengan konsentrasi 200 μgmL, 300 μgmL, 400 μgmL, 500 μgmL dan 600 μgmL. Kemudian diukur serapan derivat kedua asam sitrat pada panjang gelombang analisisnya. Ditentukan persamaan regresi linier kafein dan asam sitrat y = ax + b. Berdasarkan nilai serapan pada masing-masing panjang gelombang analisis kafein dan asam sitrat, dilakukan perhitungan limit deteksi limit of detection, LOD dan limit kuantitasi limit of quantitation, LOQ. Untuk menentukan LOD dan LOQ dapat digunakan rumus Harmita, 2004. LOQ = 28 Keterangan : SB = Simpangan baku LOD = Limit Of Detection, Batas deteksi LOQ = Limit Of Quantitation, Batas kuantitasi

3.6.8 Penentuan Kandungan Kafein dan Asam Sitrat dalam Minuman