42 Berdasarkan gambar 4.9 sampai Gambar 4.12 diatas, didapatkan panjang
gelombang zero crossing dari masing- masing kafein dan asam sitrat pada derivat pertama dan kedua yang selanjutnya ditumpangtindihkan untuk menentukan
panjang gelombang analisis.
4.5 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Analisis Kafein dan Asam Sitrat
Penentuan panjang gelombang analisis dilakukan berdasarkan pengamatan pada kurva serapan masing-masing derivat, kemudian dilanjutkan
dengan pengukuran absorbansi pada masing-masing zero crossing. Panjang gelombang analisis ditentukan dengan cara menumpangtindihkan spektrum
serapan dari kafein, asam sitrat dan campuran kafein dan asam sitrat. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang dimana pita serapan salah satu zat berada pada
serapan nol, sedangkan pita serapan zat lain memiliki nilai positif dan tumpang tindih dengan pita serapan campuran dari kedua zat.
Kurva serapan, kurva serapan derivat pertama, kurva serapan derivat kedua dari campuran kafein konsentrasi 10
μgmL dan asam sitrat konsentrasi 500 μgmL dapat dilihat pada Gambar 4.13, Gambar 4.15, dan Gambar 4.19. Kurva
tumpang tindih serapan, serapan derivat pertama, serapan derivat kedua dari kafein konsentrasi 10
μgmL dan asam sitrat konsentrasi 500 μgmL dapat dilihat pada Gambar 4.14, Gambar 4.17, dan Gambar 4.20. Kurva tumpang tindih
serapan, serapan derivat pertama, serapan derivat kedua dari kafein konsentrasi 10 μgmL, asam sitrat konsentrasi 500 μgmL dan campuran kafein konsentrasi 10
μgmL dan asam sitrat konsentrasi 500 μgmL dapat dilihat pada Gambar 4.15, Gambar 4.18, dan Gambar 4.21.
43
nm. 200.00
250.00 300.00
350.00 400.00
Abs .
1.55882
1.00000 0.50000
0.00000 -0.13602
44
nm. 200.00
250.00 300.00
350.00 400.00
Abs .
0.05054
0.00000
-0.05000
-0.09654
45
nm. 200.00
250.00 300.00
350.00 400.00
A bs
.
0.00978
0.00000
-0.01000
-0.02043
46
nm. 200.00
250.00 300.00
350.00 400.00
A bs
.
0.01126
0.00000
-0.01000
-0.02077
47
nm. 200.00
250.00 300.00
350.00 400.00
A bs
.
0.01126
0.00000
-0.01000
-0.02077
48 Berdasarkan gambar diatas, diperoleh panjang gelombang yang dapat
dipakai untuk penentuan kandungan campuran kafein dan asam sitrat adalah pada serapan derivat kedua. Hal tersebut diketahui berdasarkan pemilihan panjang
gelombang analisis pada setiap derivat. Panjang gelombang analisis didapatkan dengan menentukan zero crossing untuk kafein dan asam sitrat.
Panjang gelombang analisis ditentukan dengan cara menumpangtindihkan spektrum derivat dari kafein dan asam sitrat. Selanjutnya ditentukan panjang
gelombang dimana absorbansi salah satu zat berada pada nilai nol, sedangkan zat lain memiliki nilai positif. Pada serapan derivat pertama, zero crossing untuk
kafein ditemukan pada panjang gelombang 205,0 nm; 245,20 nm; 272,20 nm dan 302,40 nm dan asam sitrat pada panjang gelombang 209,40 nm; 258,80 nm dan
302,16 nm. Pada serapan derivat pertama, panjang gelombang analisis untuk kafein dapat ditemukan. Namun panjang gelombang analisis untuk asam sitrat
tidak ditemukan, sehingga penentuan kandungan zat dalam sampel tidak bisa dilakukan pada derivat pertama. Oleh karena itu dibuat spektrum serapan derivat
kedua, kemudian dilakukan penentuan panjang gelombang analisis dengan cara yang sama seperti pada derivat pertama.
Berdasarkan hasil spektrum serapan derivat kedua, diketahui bahwa zero crossing untuk kafein berada pada panjang gelombang 214,0 nm; 229,0 nm; 236,0
nm; 260,0 nm; 286,0 nm dan 308,0 nm dan asam sitrat pada panjang gelombang 222,60 nm; 259,0 nm; 287,70 nm; 293,60 nm; 336,0 nm; 337,70 nm; 341,50 nm
dan 344,20 nm. Setelah spektrum serapan derivat kedua dari kedua zat dan campuran ditumpangtindihkan, didapatkan panjang gelombang analisis untuk
kafein pada 293,60 nm dan asam sitrat pada 236,0 nm. Panjang gelombang
49 analisis dan absorbansi pada derivat kedua dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tab el 4.1 Panjang Gelombang Analisis dan Absorbansi pada Derivat Kedua
Larutan Analit
Absorbansi pada Panjang Gelombang 214,2 nm 222,6 nm
236 nm 274 nm
293,6 nm 342 nm
Kafein 10
μgmL 0,00004
0,00725 0,00000
- 0,00324
0,00293 0,00000
As.sitrat 500
μgmL -0,00184
0,00000 0,00130
- 0,00005
0,00000 0,00018
Campuran Kafein dan
As. sitrat -0,00231
0,00673 0,00130
- 0,00310
0,00293 0,00019
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh panjang gelombang analisis kafein adalah 222,6 nm; 274 nm; 293,6 nm dan Panjang gelombang analisis asam sitrat adalah
214,2 nm; 236,0 nm; 342,0 nm. Menurut Nurhidayati 2007, Bila campuran analit memiliki panjang
gelombang zero crossing lebih dari satu, maka yang dipilih untuk dijadikan panjang gelombang analisis adalah panjang gelombang zero crossing yang
serapan pasangannya dan campurannya persis sama, karena pada panjang gelombang tersebut dapat secara selektif mengukur serapan senyawa pasangannya
dan memiliki serapan yang paling besar. Pada serapan yang paling besar, serapannya lebih stabil sehingga kesalahan analisis dapat diperkecil. Oleh karena
itu panjang gelombang analisis yang digunakan untuk kafein dan asam sitrat masing-masing adalah 293,60 nm dan 236,0 nm. Penentuan panjang gelombang
analisis tersebut didasarkan pada nilai absorbansi dari ketiga larutan pada panjang gelombang tersebut. Pada panjang gelombang 236,0 nm, nilai absorbansi kafein
50 adalah nol, sedangkan nilai absorbansi untuk asam sitrat dan larutan campuran
keduanya memiliki nilai serapan sama yaitu 0,00130, sehingga untuk asam sitrat panjang gelombang analisisnya adalah pada 236,0 nm. Panjang gelombang
analisis kafein yang dipakai adalah 293,60 nm karena pada panjang gelombang tersebut, nilai serapan kafein dan campuran kafein dengan asam sitrat memiliki
kedekatan yang lebih tinggi dibandingakan dengan nilai serapan pada panjang gelombang zero crossing kafein yang lain yaitu 222,6 nm dan 274 nm. Pada
panjang gelombang analisis kafein 293,60 nm, nilai absorbansi dari asam sitrat adalah nol, sedangkan nilai absorbansi untuk kafein dan larutan campuran kafein
dan asam sitrat memiliki nilai serapan sama yaitu 0,00293. Spektrum dan absorbansi kafein dan asam sitrat dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 91 - 92.
Hasil pengukuran serapan derivat kedua kafein, asam sitrat dan campuran kafein dan asam sitrat pada panjang gelombang 200-300 nm dapat dilihat pada Lampiran
11 halaman 93 – 97.
4.6 Hasil Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi 4.6.1Kurva Kalibrasi