BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, terjadi perubahan terhadap strategi perawatan gigi dimana pasien dan klinisi lebih berminat untuk mempertahankan gigi dengan perawatan konservatif
dan menjadikan ekstraksi gigi sebagai pilihan terakhir dalam perawatan.
1
Perawatan endodonti atau perawatan saluran akar adalah prosedur perawatan secara kimia dan mekanis yang dapat diterima secara biologis pada saluran akar
untuk mengeliminasi penyakit pulpa dan periradikular serta untuk mempromosikan penyembuhan dan perbaikan jaringan radikular. Perawatan saluran akar memiliki
tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga sering terjadi kegagalan dalam perawatan.
2,3
Penelitian Tavares dkk 2009 pada 1035 gigi yang telah dirawat saluran akar di Perancis menunjukkan bahwa tingkat kegagalan perawatan saluran akar mencapai
34. Kegagalan dalam perawatan endodonti dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : pembersihan dan pengisian yang tidak adekuat pada saluran akar, restorasi
mahkota yang tidak memadai, serta pengetahuan yang tidak adekuat mengenai anatomi saluran akar yang dapat menyebabkan adanya saluran akar yang tidak
terawat dalam perawatan endodonti.
4,5
Penelitian Hoen dkk 2002 pada 1100 kasus perawatan endodonti yang mengalami kegagalan menunjukkan bahwa 42 dari
penyebab kegagalan disebabkan oleh adanya saluran akar yang tidak terawat.
6
Dalam melakukan perawatan endodonti, jumlah dan letak dari orifisi saluran akar pada gigi
yang akan dirawat tidak dapat diprediksi, khususnya pada gigi yang telah direstorasi berulang kali, karies, dan gigi yang telah dipreparasi saluran akarnya, dimana anatomi
normal dari gigi telah tersamarkan oleh perubahan yang terjadi, seperti : pembentukan dentin sekunder dan tersier.
6,7
Penelitian Ahmed, dkk 2009 menyatakan bahwa gigi yang paling sering mendapat perawatan endodonti adalah gigi molar satu mandibula, karena gigi molar
satu mandibula adalah gigi yang memiliki durasi paling lama didalam rongga mulut
Universitas Sumatera Utara
dan memiliki variasi anatomis yang beranekaragam.
8
Secara umum, gigi molar satu mandibula memiliki dua akar , dengan satu saluran akar di akar distal dan dua saluran
akar pada akar mesial, akan tetapi berbagai variasi anatomis dapat dijumpai pada gigi ini, khususnya variasi dalam hal jumlah dari orifisi saluran akarnya. Ahmed, dkk
2013 pada penelitiannya di India menunjukkan bahwa dapat terjadi variasi jumlah orifisi saluran akar yang beranekaragam pada gigi molar satu mandibula
permanen.
9,10,11
Kurangnya pengetahuan mengenai variasi jumlah dari orifisi saluran akar dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan resiko kegagalan perawatan saluran akar
khususnya pada gigi molar satu mandibula permanen.
8
Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan yang adekuat mengenai variasi jumlah dari orifisi saluran akar gigi ini
untuk mendukung keberhasilan dalam perawatan endodonti secara visual. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian jumlah
orifisi gigi molar satu mandibula permanen.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian