Kalsifikasi Pulpa Kerangka Teori Kerangka Konsep

dijumpai di sepertiga apeks dan pada gigi posterior. Dengan kata lain, semakin ke apeks dan semakin ke posterior letak giginya, semakin besar kemungkinan terdapatnya saluran akar aksesori pada gigi tersebut. 9

2.5 Kalsifikasi Pulpa

Kalsifikasi pulpa adalah proses deposisi substansi yang terkalsifikasi didalam pulpa gigi yang disebabkan oleh proses mineralisasi karena pengaruh berbagai iritan dan deposisi dari dentin karena proses penuaan. Kalsifikasi pulpa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : usia, kekuatan mastikasi , dan iritan jangka panjang seperti karies yang dalam. 15,21,22 Seiring bertambahnya usia, terjadi pengurangan ukuran pulpa gigi karena deposisi dari dentin sekunder dan dentin tersier. Deposisi dentin sekunder merupakan bagian dari proses penuaan yang terjadi secara perlahan dan bertahap sepanjang hidup manusia dan semakin meningkat laju pembentukannya pada usia 35-40 tahun. Lokasi dari deposit dentin sekunder pada pulpa yang terkalsifikasi ditentukan oleh arah datangnya tekanan pengunyahan pada gigi tersebut. 15,21 Pada gigi yang terpapar iritan jangka panjang, seperti karies yang dalam, atrisi maupun tekanan pengunyahan yang berlebih, akan terjadi pembentukan dentin yang terlokalisir sesuai dengan arah datangnya iritan tersebut, dentin yang terbentuk disebut dengan dentin tersier atau dentin reparatif. Pembentukan dentin reparatif bersama dengan dentin sekunder dapat menyebabkan perawatan saluran akar menjadi semakin sulit, karena pada gigi yang terkalsifikasi ruang pulpa semakin kecil dan orifisi dapat menjadi tidak terlihat dan semakin sulit untuk ditemukan. 15,22

2.6 Gigi Molar Satu Permanen

Gigi molar permanen adalah gigi permanen yang terletak paling posterior dan memiliki ukuran paling besar diantara seluruh gigi permanen. Gigi molar umumnya memiliki akar jamak, dimana gigi molar maksila umumnya memiliki tiga akar, sedangkan gigi molar manfibula umumnya memiliki dua akar. 23 Universitas Sumatera Utara

2.6.1 Gigi Molar Satu Maksila Permanen

Gigi molar satu maksila permanen adalah gigi yang pertama erupsi dan memiliki ukuran terbesar di rahang atas. Gigi ini memiliki bentuk oklusal yang rhomboid dan memiliki empat cusp fungsional, dua cusp dibagian bukal mesiobukal dan distobukal dan dua di bagian palatinal mesiopalatal dan distopalatal gambar 8. Gigi ini umumnya memiliki tiga akar yang terletak di bagian mesiobukal, distobukal, dan palatal gambar 8. 23 Gambar 8. Anatomi gigi molar satu maksila permanen. 24 Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Gigi Molar Satu Mandibula Permanen

Gigi molar satu mandibula permanen merupakan gigi yang paling sering direstorasi, dan mendapat perawatan saluran akar. Gigi ini merupakan gigi permanen yang pertama erupsi di rongga mulut, yaitu pada usia 6-7 tahun. 23 Mahkota dari gigi ini memiliki lima cusp fungsional; tiga cusp di bagian bukal mesiobukal, distobukal, dan distal dan dua cusp di bagian lingual mesiolingual dan distolingual gambar 9. Cusp mesiobukal merupakan cusp yang memiliki ukuran paling besar dan lebar pada gigi ini. 18 Gambar 9. Anatomi Gigi Molar Satu Mandibula Permanen. 24 Universitas Sumatera Utara Secara umum, gigi molar satu mandibula memiliki dua akar gambar 9, satu di bagian mesial dan satu di distal. Akar mesial pada gigi ini memiliki ukuran yang lebih lebar dan melengkung ke arah mesial dari garis servikal hingga sepertiga akar, kemudian melengkung ke arah distal hingga apeks gigi. Gigi molar satu mandibula permanen juga memiliki variasi jumlah akar yang beranekaragam, dimana dapat dijumpai jumlah akar lebih dari dua, seperti : akar distal yang bercabang menjadi dua, ataupun adanya akar tambahan di bagian distolingual yang disebut radix entomolaris. 18,23 Gigi molar satu mandibula umumnya memiliki tiga saluran akar; dua saluran akar di akar mesial dan satu saluran akar besar berbentuk oval di bagian distal. Pada akar mesial terdapat saluran akar mesiobukal dan mesiolingual, akan tetapi terkadang dapat terjadi variasi dimana ditemukan saluran akar tambahan diantaranya yang disebut saluran akar mesial tengah dengan insidensi hingga 15. 25 Orifisi dari saluran akar mesial umumnya terpisah satu sama lain dan dihubungkan oleh developmental groove. Orifisi mesiobukal umumnya berada dibawah cusp mesiobukal, orifisi mesiolingual terletak pada bagian lingual dari groove utama, jika terdapat saluran akar mesial tengah, orifisi dari saluran akar ini terletak pada groove diantara orifisi mesiobukal dan mesiolingual. 26 Jika hanya ditemukan satu saluran akar distal, orifisi nya berbentuk oval dan terletak pada bagian distal dari groove bukal, meskipun umumnya hanya terdapat satu saluran akar distal, praktisi tetap harus mencari dengan asumsi adanya saluran akar tambahan, karena meskipun jarang, dapat terjadi variasi dimana terdapat orifisi tambahan di bagian mesiodistal. 26 Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Variasi jumlah orifisi molar satu mandibula permanen B=bukal, L = Lingual, M = Mesial, D = Distal, MB = Mesiobukal, MM = Middle Mesial, ML=Mesiolingual. 18 Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Teori

Benih Gigi Organ Enamel Retikulum Stellata Stratum Intermedium Epitel Enamel Luar Epitel Enamel Dalam Dental Papila Folikel Dental Odontoblas Dentin Seludang akar Hertwig’s Sementum Jumlah Akar Gigi Pulpa Kamar Pulpa Undifferentiated Mesenchymal cells fibroblast Orifisi Saluran Akar Sekresi sementoid Sementum Intermediat Akar Gigi Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Konsep

Benih Gigi Organ Enamel Dental Papila Undifferentiated Mesenchymal cells fibroblast Orifisi Saluran Akar Pengamatan jumlah orifisi saluran akar Pulpa Kamar Pulpa Data persentase jumlah orifisi saluran akar pada gigi molar satu mandibula permanen Seludang akar Hertwig’s Sementum Jumlah Akar Gigi Sekresi sementoid Akar Gigi Sementum Intermediat Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yang dimana setiap sampel diperiksa satu kali pada suatu saat tertentu. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi USU.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah dua bulan yaitu bulan Maret sampai April 2014.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah gigi molar satu mandibula permanen yang sudah diekstraksi.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi molar satu mandibula yang sudah diekstraksi dan diperoleh dari beberapa tempat praktek dokter gigi dan puskesmas di Medan tanpa mempertimbangkan gen, jenis kelamin, suku, dan umur. Universitas Sumatera Utara