dan memiliki variasi anatomis yang beranekaragam.
8
Secara umum, gigi molar satu mandibula memiliki dua akar , dengan satu saluran akar di akar distal dan dua saluran
akar pada akar mesial, akan tetapi berbagai variasi anatomis dapat dijumpai pada gigi ini, khususnya variasi dalam hal jumlah dari orifisi saluran akarnya. Ahmed, dkk
2013 pada penelitiannya di India menunjukkan bahwa dapat terjadi variasi jumlah orifisi saluran akar yang beranekaragam pada gigi molar satu mandibula
permanen.
9,10,11
Kurangnya pengetahuan mengenai variasi jumlah dari orifisi saluran akar dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan resiko kegagalan perawatan saluran akar
khususnya pada gigi molar satu mandibula permanen.
8
Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan yang adekuat mengenai variasi jumlah dari orifisi saluran akar gigi ini
untuk mendukung keberhasilan dalam perawatan endodonti secara visual. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian jumlah
orifisi gigi molar satu mandibula permanen.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.
Berapakah jumlah orifisi gigi molar satu mandibula permanen di Medan ? 2.
Berapakah jumlah orifisi mesial gigi molar satu mandibula permanen di Medan ?
3. Berapakah jumlah orifisi distal gigi molar satu mandibula permanen di Medan?
4. Apakah terdapat hubungan antara jumlah akar gigi molar satu mandibula
permanen dengan jumlah orifisi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus :
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk melihat variasi orifisi gigi molar satu mandibula permanen di Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini memiliki tujuan khusus, yaitu : 1.
Untuk melihat variasi jumlah orifisi mesial pada gigi molar satu mandibula permanen di Medan.
2. Untuk melihat variasi jumlah orifisi distal pada gigi molar satu mandibula
permanen di Medan. 3.
Untuk melihat hubungan jumlah akar gigi molar satu mandibula permanen dengan jumlah orifisi.
1.4 Hipotesa Penelitian
Ada hubungan jumlah akar gigi molar satu mandibula permanen dengan jumlah orifisi
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi, khususnya dibidang biologi oral dan ilmu konservasi gigi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Sebagai informasi mengenai jumlah orifisi gigi molar satu mandibula di Medan dalam mendukung keberhasilan perawatan saluran akar gigi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Embriologi Gigi
Pembentukan gigi dimulai dengan terbentuknya lamina dental dari epitel oral. Lamina dental kemudian berkembang menjadi selapis sel epitel dan berpenetrasi
kedalam jaringan mesenkim disekitar maksila dan mandibula yang kemudian akan membentuk benih gigi.
12
Benih gigi kemudian akan melalui tahap perkembangan yang disebut tahap bud, pada tahap ini terjadi perkembangan sel epitel yang dikelilingi oleh sel
mesenkim. Secara bertahap sel epitel yang berbentuk bulat ini semakin membesar hingga memperoleh bentuk permukaan yang cekung yang merupakan pertanda
dimulainya tahap perkembangan selanjutnya, yaitu tahap cap. Pada tahap cap sel epitel berkembang menjadi organ enamel dan sel mesenkim berkembang menjadi
papila dental yang akan berkembang menjadi pulpa, jaringan yang mengelilingi kedua struktur ini disebut folikel dental. Folikel dental nantinya akan berkembang
menjadi sementum, ligamen periodontal dan tulang alveolar.
12
Setelah tahap cap gigi memasuki tahap morfodiferensisasi
dan histodiferensiasi yang disebut tahap bell, pada tahap ini enamel organ telah
berdifferensiasi menjadi sel epitel enamel dalam yang mengelilingi organ enamel dan sel epitel enamel luar yang akan berkembang menjadi ameloblas yang membentuk
enamel pada mahkota gigi, sedangkan papila dental berkembang membentuk pulpa dan odontoblas yang akan berkembang lebih lanjut menjadi dentin.
12
2.2 Pembentukan Akar