90 |
A l i h   F u n g s i _ T e k n i k   P e m e s i n a n _ C Cs : kecepatan potong metermenit
π  : nilai konstanta = 3,14 Contoh soal 1:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais shell endmill  cutter  berdiameter
  50  mm  dengan  kecepatan  potong  Cs  25 metermenit. Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran mesinnya?.
Jawaban contoh soal 1:
n =
. s π.d
n = .
, . n = 159,235 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 159,235 Rpm
Contoh soal 2:
Sebuah baja lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan pisau frais pisau frais shell endmill cutter berdiameter
 2 inchi dengan kecepatan potong Cs 30 metermenit. Pertanyaannya adalah: Berapa kecepatan putaran  mesinnya ?.
Jawaban contoh soal 2:
Satuan  inchi  bila  dijadikan  satuan  mm  harus  dikalikan  25,4  mm.  Dengan demikian  diamter
  2  inchi  =  2x25,4=50,8  mm.  Maka  putaran  mesinnya adalah:
n = . Cs
π. d n =
. , . ,
n = 188,073 Rpm Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 188,073 Rpm
Dari  hasil  perhitungan  di  atas,  dapat  dijadikan  dasar  sebagai  acuan  dalam menyetel putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada
tabel yang ditempel pada mesin tersebut. Artinya putaran mesin yang digunakan dipilih  dalam  tabel  pada  mesin  yang  nilainya  paling  dekat  dengan  hasil
perhitungan di atas. Selain itu, untuk menentukan besaran putaran mesin frais
91 |
A l i h   F u n g s i _ T e k n i k   P e m e s i n a n _ C juga  dapat  mengacu  atau  menggunakan  tabel  putaran  mesin  frais  yang
telahtersedialihat pada lampiran.
3.  Kecepatan Pemakanan Feed F – mmmenit
Kecepatan  pemakanan  atau  ingsutan  pada  proses  pengefraisan,  ditentukan dengan  mempertimbangkan  beberapa  factor  diantaranya:  kekerasan  bahan,
kedalaman  penyayatan,  sudut-sudut  sayat  alat  potong,  bahan  alat  potong, ketajaman  alat  potong  dan  kesiapan  mesin  yang  akan  digunakan.  Kesiapan
mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya  kecepatan  pemakanan  yang  optimal.  Disamping  beberapa
pertimbangan  tersebut,  kecepatan  pemakanan  pada  umumnya  untuk  proses pengasaran  ditentukan  pada  kecepatan  pemakanan  tinggi  karena  tidak
memerlukan hasil pemukaan yang halus waktu pengefraisan lebih cepat, dan pada proses penyelesaiannyafinising digunakan kecepatan pemakanan rendah
dengan  tujuan  mendapatkan  kualitas  permukaan  hasil  penyayatan  yang  lebih baik sehingga hasilnya halus waktu pengefrisan lebih cepat.
Besarnya kecepatan pemakanan F pada mesin frais tentukan oleh seberapa besar  bergesernya pisau frais  f dalam satuan mmputaran dikalikan seberapa
jumlah  mata  sayat  alat  potong  t  dalam  satuan  buah  dan  dikalikan  seberapa besar putaran mesinnya n dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari
kecepatan pemakanan F adalah: F = f x t x nmmmen
Keterangan: f= besar pemakanan atau bergesernya pahat mmputaran
t= jumlah mata sayat alat potong n= putaran mesin putaranmenit
Contoh  soal 1:
Sebuah  benda  kerja  akan  difrais  dengan  putaran  mesinnya  n  560 putaranmenit,  jumlah mata sayat  alat  potong  yang  digunakan  t  4  dan besar
pemakanan  f  0,2  mmputaran.  Pertanyaannya  adalah:  Berapa  besar kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban contoh 1:
F  = fxt x n
92 |
A l i h   F u n g s i _ T e k n i k   P e m e s i n a n _ C =  0,2 x  4 x 560 = 448 mmmenit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 448 mm, selama satu menit.
Contoh  soal 2:
Sebuah benda kerja akan difrais dengan pisau frais berdiameter 40 mm, dengan kecepatan  potong  Cs  25  metermenit,  jumlah  mata  sayat  alat  potong  yang
digunakan  t  4  dan  besar  pemakanan  f  0,15  mmputaran.  Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban contoh 2:
  n =
. s π.d
= .
, . = 199,044 ≈ 199 Rpm
  F = f x t x n F=  0,15 x 4 x 199 = 119,4 mmmenit.
Pengertiannya adalah, pisau bergeser sejauh 119,4 mm, selama satu menit
4.  Perhitungan Waktu Pemesinan Frais
Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin frais, lamanya waktu proses pemesinan perlu diketahui atau dihitung. Hal ini penting karena dengan
mengetahui  kebutuhan  waktu  yang  diperlukan,  perencanaan  dan  kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter alat potong, kecepatan potong
dan  kecepatan  penyayatan  penggeseran  pisaunya  diketahui,  waktu pengefarisan  dapat dihitung.
a Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan frais adalah, seberapa besar  panjang  atau  jarak  tempuh  pengefraisan  L  dalam  satuan  mm,
kecepatan  pemakanan F dalam satuan mmmenit dan jumlah mata sayat pisau  yang  digunakan  t.  Pada  gambar  dibawah  menunjukkan  bahwa,
panjang total pegefraisan L adalah  panjang pengefraisan rata ℓ ditambah
star awal pisau ℓa dan lepasnya pisau dari benda kerja lu, atau: L total=
ℓ+ℓa+ℓu mm.  Untuk nilai kecepatan pemakanan F, dengan berpedoman pada uraian sebelumnya     F= f.n mmputaran.