Menghidupkan dan Mematikan Sumber Arus Listrik Power Suply Mesin Menghidupkan dan Mematikan Mesin

23 | A l i h F u n g s i _ T e k n i k P e m e s i n a n _ C Gambar 2. 2 Contoh posisi switch on-off pada salah satu jenis mesin bubut

b. Menghidupkan dan Mematikan Mesin

Menghidupkan mesin, adalah kegiatan menghidupkan motor penggerak mesin untuk memutar spindel utama mesin bubut benda kerja, agar terjadi pemotongan pada proses pembubutan. Sedangkan mematikan mesin, adalah kegiatan mematikan motor penggerak mesin untuk menghentikan spindel utama mesin bubut benda kerja, jika proses pembubutan sudah selesai. Untuk melakukan kegiatan menghidupkan dan mematikan mesin bubut, dapat dilakukan dengan menggunakan tuas handel atau tombol yaitu tergantung dari jenis mesin bubutnya. Jika menggunakan tuas handel, dalam menghidupkan cara menaikan dan mematikan yaitu dengan cara menurunkan handel tuas. Sedangkan jika menggunakan tombol on-off cukup hanya menekan tombolnya saja, yang pada umumnya jika tombol berwarna hijau untuk menghidupkan mesin dan tombol berwarna merah untuk mematikan mesin. Contoh posisi handel tuas on-off mesin bubut standar, dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan Contoh posisi tombol on-off mesin bubut standar, dapat dilihat pada Gambar 2.4 24 | A l i h F u n g s i _ T e k n i k P e m e s i n a n _ C Gambar 2. 3 Contoh posisi handel tuas on-off mesin bubut standar Gambar 2. 4 Contoh posisi tombol on-off mesin bubut standar 25 | A l i h F u n g s i _ T e k n i k P e m e s i n a n _ C

c. Mengatur Putaran dan Arah Putaran Mesin Bubut

Sebagaimana telah dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya, untuk menentukan besaran putaran mesin bubut, sangat dipengaruhi oleh jenis alat potong yang akan digunakan dan jenis bahan yang akan dilakukan pebubutan serta diameternya. Rumus yang digunakan untuk menentukan besaran putaran mesin bubut n adalah: n = . s π.d Rpm, atau lihat tabel putaran mesin bubut. Sedangkan untuk mengaplikasikan menerapkan pada mesin bubut, dapat dilkukan dengan mengatur handel-handel tuas yang ada pada mesin. Setiap jenis mesin dengan pabrikan yang berbeda posisi letak handel-handel tuas bisa berbeda-beda, namun tetap ditempatkan pada lokasi yang praktis agar mudah mengaturnya. Maka dari itu untuk mengatur putaran mesin, cermati posisi handel-handel tuas dan baca petunjuk yang ada pada tabel mesin. Contoh posisi handel pengatur putaran mesin bubut, dapat dilihat pada Gambar 2.5a. Dalam melakukan proses pembubutan terdapat dua arah putaran yaitu, putaran serah putaran jarum jam dan berlawanan arah jarum jam dilihat dari posisi belakang spindel. Penentuan arah putaran mesin bubut, tergantung dari posisi arah mata sayat alat potongnya, yang penting adalah putaran mesin mesin harus berlawanan arah dengan mata sayat alat potong. Untuk mengatur arah putaran mesin bubut standar, pada umumnya setiap mesin sudah dilengkapi dengan handel tuas atau sakelar untuk mengatur arah putaran mesin. Contoh posisi saklar pengatur arah putaran mesin bubut, dapat dilihat pada Gambar 2.5b. 26 | A l i h F u n g s i _ T e k n i k P e m e s i n a n _ C Gambar 2. 5 Contoh posisi handel tuas pengatur putaran dan sakelar pengatur arah putaran mesin bubut Hal yang penting diketahui adalah, pengaturan posisi handel tuas untuk mengatur putaran mesin tidak boleh dilakukan pada saat mesin sedang aktif berputar, karena akan berakibat pada rusaknya mekanik dan roda gigi pada gear box mesin.

d. Mengatur Feeding dan Arah Pemakanan Mesin Bubut

Salahsatu parameter yang berpengaruh terhadap keawetan alat potong dan kehalusan hasil pembubutan adalah pengaturan feeding, sehingga pada saat melakukan proses pembubutan pengaturan feeding harus dilakukan. Rumus dalam mengatur feeding mesin bubut F adalah: tujuannya adalah: F = f.n mmmenit. Contoh posisi handel-handel tuas untuk mengatur feeding mesin bubut, dapat dilihat pada Gambar 2.6..