26 |
A l i h F u n g s i _ T e k n i k P e m e s i n a n _ C
Gambar 2. 5 Contoh posisi handel tuas pengatur putaran dan sakelar pengatur arah putaran mesin bubut
Hal yang penting diketahui adalah, pengaturan posisi handel tuas untuk mengatur putaran mesin tidak boleh dilakukan pada saat mesin sedang
aktif berputar, karena akan berakibat pada rusaknya mekanik dan roda gigi pada gear box mesin.
d. Mengatur Feeding dan Arah Pemakanan Mesin Bubut
Salahsatu parameter yang berpengaruh terhadap keawetan alat potong dan kehalusan hasil pembubutan adalah pengaturan feeding, sehingga
pada saat melakukan proses pembubutan pengaturan feeding harus dilakukan. Rumus dalam mengatur feeding mesin bubut F adalah:
tujuannya adalah: F = f.n mmmenit. Contoh posisi handel-handel tuas untuk mengatur feeding mesin bubut, dapat dilihat pada Gambar 2.6..
27 |
A l i h F u n g s i _ T e k n i k P e m e s i n a n _ C
Gambar 2. 6 Contoh posisi handel-handel tuas dan tabel petunjuk untuk mengatur putaran mesin bubut
Pada proses pembubutan, selain diperlukan pengaturan feeding juga diperlukan penentuan arah pemakanan agar terjadi efisiensi pemotongan.
Pengaturan arah pemakanan pada proses pembubutan, dapat dilakukan dari posisi awal start alat potong pahat bubut mendekati cekam dan awal
start alat potong pahat bubut menjahui cekam. Posisi start alat potong pahat bubut mendekati cekam chuck, dilakukan jika proses
pembubutan dimulai dari ujung bagian luar benda kerja menuju cekam Gambar 2.7. Sedangkan posisi start alat potong pahat bubut menjahui
cekam chuck, dilakukan jika proses pembubutan dilakukan dari tengah benda kerja menjahui cekam Gambar 2.8.
Kedua arah pemakanan ini dapat dilakukan, jika geometri alat potong pahat bubut disesuaikan. Untuk posisi awal start alat potong pahat
bubut mendekati cekam chuck, menggunakan pahat bubut kanan dan untuk posisi awal start alat potong pahat bubut menjahui cekam chuck,
menggunakan pahat bubut kiri