PENGOLAHAN CITRA TINJAUAN PUSTAKA

7 tetapi bila didominasi oleh kation asam, Al, H kejenuhan basa rendah dapat mengurangi kesuburan tanah. Karena unsur-unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid maka unsur-unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air.

3. pH Tanah

Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen H + di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H + di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut Hardjowigeno, 2007. Di dalam tanah selain H + dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH - , yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H + . Pada tanah-tanah masam jumlah ion H + lebih tinggi daripada OH - , sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH - lebih banyak daripada H + . Bila kandungan H + sama dengan OH - maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7. Pada umumnya unsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap tanaman karena diikat difikasi oleh Al, sedang pada tanah alkalis unsur P juga tidak dapat diserap karena difikasi oleh Ca. Pada tanah-tanah rawa pH yang terlalu rendah sangat masam menunjukan kandungan sulfat tinggi, yang juga merupakan racun bagi tanaman. Selain itu, pada reaksi tanah yang masam, unsur-unsur mikro juga menjadi mudah larut, sehingga ditemukan unsur-unsur mikro yang terlalu banyak. Unsur mikro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga menjadi racun jika terdapat dalam jumlah yang terlalu besar. Termasuk unsur mikro dalam jenis ini adalah Fe, Mn, Zn, Cu, dan Co. Unsur mikro yang lain yaitu Mo dapat menjadi racun kalau pH terlalu alkalis. Di samping itu, tanah yang terlalu alkalis juga sering mengandung garam yang terlalu tinggi yang dapat menjadi racun bagi tanaman.

D. PENGOLAHAN CITRA

Analis citra image analysis dapat dilakukan melalui dua metode, image processing dan pattern recognition . Image processing adalah sekelompok teknik komputasi untuk menganalisa, peningkatan mutu citra enhacing, kompresi dan rekonstruksi citra. Sistem visual adalah sebuah proses untuk memperoleh pengukuran atau abstraksi dari sifat- sifat geometri dari citra. Komponen yang membentuk sistem visual adalah komponen geometri, pengukuran, dan interpretasi. Pembentukan citra terdiri atas geometri citra yang menentukan suatu titik dalam suatu image, diproyeksikan pada bidang citra sebagai fungsi pencahayaan image dan sifat-sifat permukaan Arymurthy dan Suryana, 1992. Citra digital dapat diperoleh secara otomatis dari sistem perangkat citra digital yang melakukan penjelajahan citra membentuk suatu matrik dimana elemen-elemennya menyatakan tingkat intensitas cahaya pada suatu lingkungan diskrit dari titik. Sistem tersebut merupakan bagian terdepan dari suatu sistem pengolahan citra seperti terlihat pada Gambar 1. Pixel picture element adalah sebuah titik yang merupakan elemen paling kecil pada citra. Angka numerik 1 byte dari pixel disebut digital number DN. DN bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam gray scale, tergantung level energi yang terdeteksi. Unit terkecil dari data digital adalah bit, yaitu angka biner, 0 atau 1. Kumpulan dari data sejumlah 8 bit adalah sebuah unit data yang disebut byte, dengan nilai 0-255. Dalam hal citra digital nilai level 8 energi dituliskan dalam satuan byte. Kumpulan byte ini dengan struktur tertentu bisa dibaca oleh software dan disebut citra digital 8-bit. Citra merupakan sekumpulan titik-titik dari gambar yang berisi informasi warna dan tidak bergantung pada waktu. Umumnya citra dibentuk dari kotak-kotak persegi empat yang teratur sehingga jarak horizontal dan vertikal antar piksel sama pada seluruh bagian citra. Titik-titik tersebut menggambarkan posisi koordinat dan menunjukan warna citra. Warna citra didapat melalui penjumlahan nilai Red, Green, Blue RGB. Gambar 1. Sistem terdepan dari pengolahan citra Arymurthy dan Suryana, 1992 Citra x,y disimpan dalam memori komputer atau penyimpanan bingkai citra dalam bentuk array N x M dari contoh diskrit dengan jarak sama, sebagai berikut : f x,y = , , … , M , , … , M … . . … . … … … … . N, N, … N, M Citra dengan format 8 bit memiliki 256 tingkat keabuan atau intensitas warna. Nilai tersebut berkisar antara 0-255, dimana nilai 0 menunjukan tingkat paling gelap hitam, sedangkan nilai 255 menunjukan tingkat paling terang dan tingkat abu-abu berada diantaranya. Citra dengan 24 bit mempunyai 16.777.216 kombinasi warna. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik. Sebuah warna didefinisikan sebagai jumlah relatif dari intensitas ketiga warna pokok merah, hijau, biru yang diperlukan untuk membentuk sebuah warna. Intensitas dapat berkisar dari 0 sampai 100. Jumlah bit yang digunakan untuk mempresentasikan resolusi dari intensitas menunjukan jumlah warna yang dapat ditampilkan. Intensitas nol untuk ketiga warna pokok berarti warna putih. Model warna telah banyak dikembangkan oleh para ahli, seperti model RGB Red, Green, Blue , model CMYK Cyan, Magenta, Yellow,Chromatic,YcbCr luminese serta dua komponen krominasi Cb dan Cr, dan HSI Hue, Saturation, Intensity. Model warna RGB merupakan model warna pokok aditif, yaitu warna dibentuk dengan mengkombinasikan energi cahaya dari ketiga warna pokok dalam berbagai perbandingan. Citra masukan Citra digital Sensor Pengubah analog ke digital Komputer digital Penyimpanan Bingkai Citra Monitor Peraga 9 Model warna RGB dapat juga dinyatakan dalam bentuk indeks warna RGB dengan rumus sebagai berikut : Indeks warna merah I red = 1 Indeks warna hijau I green = 2 Indeks warna biru I blue = 3

E. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS