51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Alat sensor citra padi berfungsi menangkap dan menyimpan citra daun, dimana proses
pengambilan citra dilakukan secara kontinyu. Hasil citra dianalisa kesuburan berdasarkan dua parameter yaitu, luas daun dan tingkat kehijauan daun. Hasil analisa tingkat kehijauan daun
diterjemahkan ke dalam bentuk peta petak-petak lahan. Informasi peta tersebut terdiri atas tingkatan warna hijau kekuningan hingga hijau tua yang menunjukan kesuburan lahan.
2. Jumlah image yang terambil diharapkan 26 image untuk satu baris tanaman. Namun, dalam pengujian kinerja di lapangan, image yang didapatkan pada beberapa baris kurang dari 26
image sehingga dalam pemetaan lahan terdapat petak lahan yang tidak terpetakan data hilang.
Petak lahan yang terpetakan menyebabkan akurasi perbandingan dengan pemetaaan manual rendah.
3. Persentase akurasi pemetaan pengolahan citra jika dibandingkan dengan pemetaan manual di lahan pertama pada tingkat warna-2 sebesar 38, 69 pada tingkat warna-3, dan 75 pada
tingkat warna-4. 4. Kendala-kendala selama pengoperasian alat adalah sulitnya menjalankan alat pada lahan yang
terlalu dalam lumpurnya, sulitnya menjaga alat agar ketinggiannya tetap, dan data image yang hilang yang disebabkan berhentinya program saat pengoperasian.
5. Hasil pengujian tanaman menunjukan nilai kandungan N naik setiap peningkatan nilai BWD. Nilai rata-rata kadar N pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 1.61, 1.83,
dan 2.22. Nilai koefisien determinasi R
2
rata-rata unsur N terhadap tingkat warna adalah 0.97. Pada tingkat warna 4, nilai rata-rata N mendekati batas kecukupan unsur N. Nilai kandungan P
menurun setiap peningkatan nilai BWD. Nilai rata-rata kadar P terhadap tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 0.12, 0.09, dan 0.08 sedangkan nilai koefisien determinasi
sebesar R
2
0.92. Nilai rata-rata kandungan K menaik setiap peningkatan nilai BWD. Nilai rata-rata kadar K pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 1.74, 2.41, dan
2.54. Nilai koefisien determinasi R
2
rata-rata unsur K terhadap tingkat warna adalah 0.86. 6. Hasil pengujian tanah menunjukan sifat tanah tersebut masam dengan pH 5.4-5.5. Nilai
koefisien determinasi R
2
rata-rata unsur N terhadap tingkat warna adalah 0.91 dan nilai rata- rata kadar N pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 0.10, 0.11, dan 0.13.
Grafik hubungan unsur P, K, dan KTK menurun setiap kenikan tingkat warna BWD. Nilai koefisien determinasi R
2
rata-rata unsur P terhadap tingkat warna adalah 0.26 dan nilai rata- rata kadar P mg100g pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 123, 59, dan 90.
Nilai koefisien determinasi R
2
rata-rata unsur K terhadap tingkat warna adalah 0.22 dan nilai rata-rata kadar K cmol
+
kg pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 9.2, 3.6, dan 6.6. Nilai koefisien determinasi R
2
rata-rata KTK terhadap tingkat warna adalah 0.73 dan nilai rata-rata kadar KTK mg100g pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah
10.4, 6.58, dan 6.68. 7. Pada pengujian tanaman, nilai korelasi untuk nilai rata-rata unsur N, P, dan K masing-masing
terhadap tingkat warna adalah 0.98, -0.96, dan 0.92. Hal ini dapat diartikan tanaman dengan jumlah unsur N, P, dan K memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap tingkat warna. Hasil
pengujian tanah, nilai korelasi unsur N, P, K, C-organik, pH KCl, dan KTK terhadap tingkat
52
warna masing-masing adalah 0.95, -0.51, -0.46, 0.87, 0.91, dan -0.85. Hal ini menunjukkan tanah dengan jumlah unsur N dan C-Organik, pH, dan KTK memiliki hubungan yang sangat
kuat terhadap tingkat warna sedangkan pada unsur P dan K memiliki hubungan yang cukup terhadap tingkat warna.
B. SARAN