KELEMAHAN ALAT PETA KESUBURAN TANAH

37

F. KELEMAHAN ALAT

Kendala pengoperasian alat adalah saat menjalankan pada lahan yang terlalu dalam lumpurnya. Alat menjadi susah dijalankan sehingga pengoperasian menjadi lambat. Selain itu, sulitnya menjaga alat agar tetap pada ketinggian 140 cm akibat kondisi lahan yang berlumpur. Saat pengoperasian alat terkadang program tidak berjalan. Hal ini disebabkan oleh lubang kabel usb kamera pada laptop sudah kendur sehingga bila terjadi guncangan kabel usb tidak terbaca oleh program. Saat alat ini dibelokan, hasil tangkapan citra dipindahkan pada folder lain supaya hasil citra tersebut tidak tertimpa dengan citra lainnya. Sulitnya untuk mencegah tanaman rusak juga menjadi kendala saat alat tersebut dibelokkan. Hasil citra yang diperoleh terdapat bagian lahan yang tidak tertangkap kamera sehingga proses pengolahan citra tidak optimal dan menyebabkan hasil yang berbeda dengan pengukuran BWD sehingga nilai persentase akurasi yang didapatkan rendah. Persentase akurasi pemetaan pengolahan citra dengan pemetaan manual pengukuran BWD yang rendah juga disebabkan oleh saat pengukuran BWD ditemukan warna daun di antara dua tingkatan warna.

G. ANALISIS KESUBURAN TANAMAN DAN TANAH 1.

Analisa Kesuburan Tanaman Pengujian tanaman dilakukan untuk menduga nilai suatu unsur yang terkandung pada tanaman berdasarkan penggunaan Bagan Warna Daun. Jaringan tanaman yang diuji adalah jaringan daun yang diambil pada lahan yang berbeda. Pengambilan contoh daun padi yang diambil sebanyak 16 buah daun. Jumlah berat contoh daun yang diambil 25 gr. Pada Lampiran 10 disajikan cara pengambilan contoh tanaman. Contoh tanaman yang diambil memiliki tingkat kehijauan yang berbeda berdasarkan warna hijau BWD. Jumlah contoh daun pada level 2 BWD berjumlah 5 buah, 3 buah pada lahan pertama, 1 buah pada lahan kedua, dan 1 buah di luar lahan percobaan. Jumlah contoh daun pada level 3 BWD berjumlah 6 buah, 2 buah di lahan pertama, 2 buah pada lahan kedua, dan 2 buah pada lahan ketiga. Terakhir, jumlah daun pada level 4 BWD sebanyak 5 buah, 3 buah pada lahan ketiga dan 2 buah pada lahan kedua. Contoh tanaman yang akan diuji untuk menganalisa unsur N, P, dan K. Nilai kandungan unsur tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11. Hasil pengujian menunjukkan BWD tingkat warna 4 mendekati nilai batas kecukupan unsur N yang ditunjukan pada Lampiran 13. Nilai kandungan nitrogen untuk setiap tingkat warna 2 berbeda dengan tingkat warna 3 dan tingkat warna 4. Sebaran nilai kandungan N dengan tingkat warna dapat dilihat pada Gambar 18. 38 Gambar 18. Grafik sebaran nilai kandungan N pada daun terhadap tingkat warna Nilai rata-rata kadar N pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 1.61, 1.83, dan 2.22. Berdasarkan nilai rata-rata kandungan nitrogen kemudian dibuat grafik hubungan antara nilai rata-rata kandungan N dengan tingkat warna Gambar 19. Nilai persamaan garis regresi dan koefisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = 0.305x + 0.971 dan R 2 = 0.974. Nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0.97. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi 0.98 termasuk korelasi yang sangat kuat sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara nilai rata-rata N dan tingkat warna memiliki korelasi yang sangat kuat. Gambar 19. Grafik hubungan nilai rata-rata kandungan N pada daun terhadap tingkat warna BWD Hasil pengujian kandungan fosfor terhadap tingkat warna ditunjukkan pada grafik sebaran nilai kandungan P terhadap tingkat warna Gambar 20. Nilai rata-rata kadar P pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 0.11, 0.09, dan 0.08. Nilai rata-rata kadar unsur P pada tingkat warna BWD 2 berada batas nilai kecukupan yang diperlukan pada tanaman padi Lampiran 13. 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2,6 1 2 3 4 5 Kadar N ‐Daun Tingkat Warna Nitrogen 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 1 2 3 4 5 Ni lai Rat a ‐Ra ta N ‐Daun Tingkat Warna Rata ‐rata Nitrogen Linear Rata‐rata Nitrogen 39 Gambar 20. Grafik sebaran kandungan P pada daun terhadap tingkat warna Berdasarkan pada nilai rata-rata kandungan fosfor dianalisa korelasi terhadap tingkat warna. Pada Gambar 21 menunjukkan grafik hubungan antara nilai rata-rata kandungan P terhadap tingkat warna. Nilai persamaan garis regresi dan koefisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = -0.02x + 0.154 dan R 2 = 0.927. Nilai korelasi yang diperoleh sebesar -0.96. Nilai korelasi tersebut berkebalikan dengan nilai rata-rata kandungan N terhadap tingkat warna yakni negatif. Hal tersebut mempunyai makna nilai rata-rata P menurun setiap kenaikan tingkat warna. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi -0.96 termasuk korelasi yang sangat kuat sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan nilai rata-rata P dengan tingkat warna memiliki korelasi yang sangat kuat. Gambar 21. Grafik hubungan nilai rata-rata kandungan P pada daun terhadap tingkat warna BWD Hasil pengujian kandungan kalium terhadap tingkat warna ditunjukkan pada grafik sebaran nilai kandungan K terhadap tingkat warna Gambar 22. Nilai rata-rata kadar K pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 1.74, 2.41, dan 2,54. Nilai rata-rata kadar unsur kalium pada semua tingkat warna BWD lebih dari batas nilai kecukupan yang diperlukan pada tanaman padi Lampiran 13. 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 1 2 3 4 5 Ka dar P ‐Daun Tingkat Warna Fosfor 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,11 0,12 0,13 1 2 3 4 5 N ila i Ra ta ‐Ra ta P Tingkat Warna Rata ‐rata Fosfor Linear Rata‐rata Fosfor 40 Gambar 22. Grafik sebaran kandungan K pada daun terhadap tingkat warna Berdasarkan pada nilai rata-rata kandungan kalium dianalisa korelasi terhadap tingkat warna. Pada Gambar 21 menunjukkan grafik hubungan antara nilai rata-rata kandungan K terhadap tingkat warna. Grafik tersebut menunjukkan nilai rata-rata K meningkat pada setiap kenaikan tingkat warna BWD. Nilai persamaan garis regresi dan koefisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = 0.4x + 1.033 dan R 2 = 0.864. Nilai korelasi r yang diperoleh sebesar 0.92. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi 0.92 termasuk korelasi yang sangat kuat sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan nilai rata-rata K terhadap tingkat warna memiliki korelasi yang sangat kuat. Gambar 23. Grafik hubungan nilai rata-rata kandungan K pada daun terhadap tingkat warna BWD

2. Analisa Kesuburan Tanah

Kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, sangat dipengaruhi oleh sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Tanah dinyatakan subur bila dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang serta mempunyai sifat fisik yang optimum seperti aerasi, kapasitas menahan air dan permeabilitas, disamping 0,5 1 1,5 2 2,5 3 1 2 3 4 5 Ka dar K ‐Duan Tingkat Warna Kalium 1,5 1,7 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 1 2 3 4 5 Nil a i Rat a ‐Ra ta K Tingkat Warna rata ‐rata kalium Linear rata‐rata kalium 41 mempunyai sifat biologis yang baik. Tingkat kesuburan kimiawi tanah seperti kandungan unsur hara utama nitrogen, fosfat, dan kalium, kemasaman tanah pH, kapasitas tukar kation, kandungan bahan organik CN ratio, merupakan suatu petunjuk untuk menduga respon tanaman terhadap pemberian pupuk Jumin, 2005. Selain pengujian terhadap jaringan tanaman juga dilakukan pengujian tanah untuk menganalisa kesuburan tanaman. Contoh tanah diambil pada kedalaman 20 cm dari permukaan dengan berat contoh 500 gr. Pengambilan contoh tanaman dilakukan di titik yang sama pada pengambilan jaringan tanaman. Kandungan unsur yang diuji adalah H 2 0, KCl, kandungan bahan organik C, N, CN ratio , P-Bray1, K-Morgan dan kapistas tukar kation KTK. Hasil data dapat dilihat pada Lampiran 12. Sebaran nilai pH H 2 O terhadap tingkat warna dapat dilihat pada Gambar 24. Pendugaan nilai rata-rata pH berdasarkan tingkat warna 2, 3, dan 4 BWD secara berurutan adalah 5.48, 5.33, dan 5.58. Secara keseluruhan tanah yang diuji bersifat masam dengan pH 5.4-5.5. Sifat kemasaman pada tanah dapat dilihat pada Lampiran 15. Gambar 24. Grafik sebaran kandungan pH H 2 O terhadap tingkat warna Nilai rata-rata pH terhadap tingkat warna dibuat grafik model linear yang ditunjukkan pada Gambar 25. Nilai persamaan garis regresi dan koefisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = 0.05x + 5.314 dan R 2 = 0.16. Nilai korelasi r yang diperoleh sebesar 0.4. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi 0.4 termasuk korelasi yang cukup sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan nilai rata-rata pH H 2 O dengan tingkat warna memiliki korelasi yang cukup. 4,8 5 5,2 5,4 5,6 5,8 6 6,2 1 2 3 4 5 pH H 2 O Tingkat Warna pH H2O 42 Gambar 25. Grafik hubungan nilai rata-rata pH H 2 O terhadap tingkat warna BWD Sebaran nilai pH KCl terhadap tingkat warna ditunjukkan pada Gambar 26. Nilai rata- rata pH KCl berdasarkan tingkat warna 2, 3, dan 4 BWD secara berurutan diperoleh 4.60, 4.63, dan 4.88. Hal yang sama juga ditunjukan pada grafik pH KCl Gambar 27 yakni terjadi peningkatan nilai pH setiap kenaikan tingkat warna BWD. Gambar 26. Grafik sebaran kandungan pH KCl terhadap tingkat warna Berdasarkan nilai rata-rata pH KCl dibuat grafik hubungan antara nilai rata-rata pH KCl dengan tingkat warna Gambar 27. Nilai persamaan garis regresi dan koefisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = 0.14x + 4.284 dan R 2 = 0.83. Nilai korelasi r yang dihasilkan sebesar 0.91. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi 0.91 termasuk korelasi yang sangat kuat sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan nilai rata-rata pH KCl dengan tingkat warna memiliki korelasi yang sangat kuat. 5,3 5,35 5,4 5,45 5,5 5,55 5,6 1 2 3 4 5 Ni la i Ra ta ‐Ra ta pH H 2 O Tingkat Warna pH H2O Linear pH H2O 3 3,5 4 4,5 5 5,5 1 2 3 4 5 pH KC l Tingkat Warna pH KCl 43 Gambar 27. Grafik hubungan nilai rata-rata pH KCl terhadap tingkat warna BWD Pada Gambar 28 menunjukan grafik sebaran kandungan nitrogen terhadap tingkat warna BWD. Nilai rata-rata N untuk setiap tingkat warna 2, 3, dan 4 BWD secara berurutan 0.10, 0.11, 0.13. Berdasarkan Lampiran 14 nilai N yang diperoleh dari pengujian bersifat rendah kadar N. Gambar 28. Grafik sebaran kandungan N terhadap tingkat warna Berdasarkan pada nilai rata-rata kandungan nitrogen dianalisa korelasi terhadap tingkat warna. Hubungan antara nilai rata-rata N dengan tingkat warna ditunjukkan pada Gambar 29. Grafik tersebut memperlihatkan nilai rata-rata N menaik setiap kenaikan tingkat warna. Nilai persamaan garis regresi dan koefisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = 0.012x + 0.079 dan R 2 = 0.915. Nilai korelasi r yang diperoleh sebesar 0.95. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi 0.95 termasuk korelasi yang sangat kuat sehingga bisa dikatakan hubungan nilai rata-rata N dengan tingkat warna memiliki hubungan yang sangat kuat. 4,5 4,55 4,6 4,65 4,7 4,75 4,8 4,85 4,9 1 2 3 4 5 Ni la i Ra ta ‐Rat a pH KCl Tingkat Warna pH KCl Linear pH KCl 0,05 0,07 0,09 0,11 0,13 0,15 0,17 0,19 1 2 3 4 5 Ka dar N Tingkat Warna Nitrogen 44 Gambar 29. Grafik hubungan nilai rata-rata kandungan N terhadap tingkat warna BWD Sebaran nilai kandungan C-Organik terhadap tingkat warna ditunjukkan pada Gambar 30. Nilai rata-rata kandungan C untuk setiap tingkat warna 2, 3, dan 4 BWD secara berurutan 1.36, 1.37, 1.68. Hasil pengujian untuk nilai C yang diperoleh secara keseluruhan tergolong rendah, hal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 14. Berdasarkan pada nilai rata-rata kandungan C-Organik dianalisa korelasi terhadap tingkat warna. Pada grafik hubungan kandungan C-organik dengan tingkat warna BWD yang diperlihatkan pada Gambar 31, menunjukan hal yang sama seperti grafik N, yaitu terjadi peningkatan nilai C setiap kenaikan tingkat warna BWD. Nilai persamaan garis regresi dan kofisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = 0.126x + 1.075 dan R 2 = 0.77. Nilai korelasi r yang diperoleh sebesar 0.87. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi 0.87 termasuk korelasi yang sangat kuat sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara nilai rata-rata C-Organik terhadap tingkat warna memiliki korelasi yang sangat kuat. Gambar 30. Grafik sebaran kandungan C-Organik terhadap tingkat warna 0,1 0,105 0,11 0,115 0,12 0,125 0,13 0,135 1 2 3 4 5 N ila i Ra ta ‐Ra ta N Tingkat Warna Nitrogen Linear Nitrogen 0,5 1 1,5 2 2,5 1 2 3 4 5 Kad a r C ‐Or g a n ik Tingkat Warna C ‐Organik 45 Gambar 31. Grafik hubungan nilai rata-rata kandungan C-organik terhadap tingkat warna BWD Pada Gambar 32 menunjukan grafik sebaran kandungan Kalium terhadap tingkat warna BWD. Nilai rata-rata unsur K mg100 g untuk setiap tingkat warna 2, 3, dan 4 BWD secara berurutan adalah 9.2, 3.6, dan 6.6. Nilai rata-rata kandungan kemudian dibuat grafik model linear terhadap tingkat warna. Berdasarkan pada Lampiran 14 menunjukan bahwa hasil pengujian terhadap nilai unsur K tergolong sangat rendah. Grafik hubungan kandungan rata-rata K mg100 g terhadap tingkat warna BWD ditunjukan pada Gambar 33. Nilai persamaan garis regresi dan kofisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = -1.3x + 10.38 dan R 2 = 0.22. Nilai korelasi r yang diperoleh sebesar -0.46 menunjukkan pada grafik bahwa nilai kandungan unsur K menurun setiap kenaikan tingkat warna. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi -0.46 termasuk korelasi yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan nilai rata-rata K terhadap tingkat warna memiliki korelasi yang cukup. Gambar 32. Grafik sebaran kandungan K terhadap tingkat warna 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1 2 3 4 5 Ni la i Rat a ‐Rat a C ‐Organ ik Tingkat Warna C ‐Organik Linear C‐Organik 5 10 15 20 1 2 3 4 5 Kadar K mg 100g Tingkat Warna Kalium mg100 g 46 Gambar 33. Grafik hubungan nilai rata-rata kandungan K terhadap tingkat warna BWD Sebaran nilai fosfor terhadap tingkat warna dapat dilihat pada Gambar 34. Berdasarkan Lampiran 14 menunjukan bahwa secara keseluruhan kandungan fosfor tergolong sangat tinggi, yakni lebih dari 60 mg100g. Nilai rata-rata kandungan unsur P mg100 g yang diperoleh secara berurutan untuk tingkat warna 2, 3, dan 4 BWD adalah 123, 60, dan 90. Berdasarkan nilai rata-rata kandungan fosfor kemudian dibuat grafik hubungan antara nilai rata-rata dengan tingkat warna Gambar 35. Nilai persamaan garis regresi dan kofisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = -16.5x + 140.4 dan R 2 = 0.26. Nilai korelasi r yang diperoleh sebesar -0.51 menunjukkan pada grafik bahwa nilai kandungan P menurun setiap kenaikan tingkat warna BWD. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi-0.51 termasuk korelasi hubungan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan nilai rata-rata P terhadap tingkat warna memiliki korelasi yang cukup. Gambar 34. Grafik sebaran kandungan P terhadap tingkat warna BWD 2 4 6 8 10 1 2 3 4 5 Ni la i Rat a ‐Ra ta K mg 100 g Tingkat Warna Kalium mg100 g Linear Kalium mg100 g 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1 2 3 4 5 Kadar P mg 100g Tingkat Warna Fosfor mg100g 47 Gambar 35. Grafik hubungan nilai rata-rata kandungan P terhadap tingkat warna BWD Grafik sebaran nilai kandungan kapasitas tukar kation KTK terhadap tingkat warna ditunjukkan pada Gambar 36. Hasil nilai rata-rata kandungan KTK untuk tingkat warna 2, 3, dan 4 BWD yang diperoleh pada persaman y tersebut secara berurutan adalah 10.40, 6.58, dan 6.68. Secara keseluruhan nilai KTK yang diperoleh berada pada kelompok tanah yang rendah kandungan KTK. Penilaian sifat kimia tanah tersebut dapat dilihat pada Lampiran 14. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dilakukan analisa korelasi terhadap tingkat warna dengan grafik yang diperlihatkan pada Gambar 37. Pada grafik hubungan nilai rata-rata kandungan KTK cmol + kg dengan tingkat warna BWD juga menunjukan yang sama pada grafik regresi linear K dan P yakni menurun setiap kenaikan tingkat warna. Nilai persamaan garis regresi dan koefisien determinasi yang diperoleh grafik adalah y = -1.86x + 13.47 dan R 2 = 0.73. Nilai korelasi r yang diperoleh sebesar -0.85. Menurut Sarwono 2006, nilai korelasi -0.46 termasuk korelasi yang sangat kuat sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan nilai rata-rata KTK terhadap tingkat warna memiliki korelasi yang sangat kuat. Gambar 36. Grafik sebaran kandungan KTK terhadap tingkat warna 40 60 80 100 120 140 1 2 3 4 5 Ni lai Rat a ‐Ra ta P mg 100 g Tingkat Warna Fosfor mg100g Linear Fosfor mg100g 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 5 KT K cmol + k g Tingkat Warna KTK cmol+kg 48 Gambar 37. Grafik hubungan nilai rata-rata KTK terhadap tingkat warna BWD

H. PETA KESUBURAN TANAH

Hasil nilai rata-rata kandungan hara yang diperoleh dari diagram linear kemudian dibuat nilai interval kandungan hara. Sama seperti halnya peta tingkat warna kehijauan, informasi nilai kandungan hara tersebut diterjemahkan ke dalam peta warna. Kandungan hara yang diterjemahkan ke dalam peta warna adalah kandungan hara nitrogen pada daun. Peta warna kandungan hara nitrogen dapat dilihat pada Gambar 38. Hasil peta tingkat warna kehijauan daun BWD selanjutnya dibuatkan nilai takaran pemberian pupuk. Pemberian takaran pupuk tersebut bervariasi tergantung dari tingkat warna kehijauan BWD dan target hasil panen yang diinginkan lihat Tabel 3. Nilai takaran pemberian pupuk tersebut juga ditejemahkan ke dalam peta warna lahan. Peta warna yang dibuat untuk target hasil panen yang sedang, yaitu 6 tonha GKG. Hasil peta warna takaran pemberian pupuk pada lahan pertama dapat dilihat pada Gambar 39. 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 KT K c mol + k g Tingkat Warna KTK cmol+kg Linear KTK cmol+kg 49 Gambar 38. Peta kandungan unsur N pada lahan satu 50 Gambar 39. Peta takaran kebutuhan pupuk untuk target hasil panen 6 tonha GKG pada lahan satu 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Alat sensor citra padi berfungsi menangkap dan menyimpan citra daun, dimana proses pengambilan citra dilakukan secara kontinyu. Hasil citra dianalisa kesuburan berdasarkan dua parameter yaitu, luas daun dan tingkat kehijauan daun. Hasil analisa tingkat kehijauan daun diterjemahkan ke dalam bentuk peta petak-petak lahan. Informasi peta tersebut terdiri atas tingkatan warna hijau kekuningan hingga hijau tua yang menunjukan kesuburan lahan. 2. Jumlah image yang terambil diharapkan 26 image untuk satu baris tanaman. Namun, dalam pengujian kinerja di lapangan, image yang didapatkan pada beberapa baris kurang dari 26 image sehingga dalam pemetaan lahan terdapat petak lahan yang tidak terpetakan data hilang. Petak lahan yang terpetakan menyebabkan akurasi perbandingan dengan pemetaaan manual rendah. 3. Persentase akurasi pemetaan pengolahan citra jika dibandingkan dengan pemetaan manual di lahan pertama pada tingkat warna-2 sebesar 38, 69 pada tingkat warna-3, dan 75 pada tingkat warna-4. 4. Kendala-kendala selama pengoperasian alat adalah sulitnya menjalankan alat pada lahan yang terlalu dalam lumpurnya, sulitnya menjaga alat agar ketinggiannya tetap, dan data image yang hilang yang disebabkan berhentinya program saat pengoperasian. 5. Hasil pengujian tanaman menunjukan nilai kandungan N naik setiap peningkatan nilai BWD. Nilai rata-rata kadar N pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 1.61, 1.83, dan 2.22. Nilai koefisien determinasi R 2 rata-rata unsur N terhadap tingkat warna adalah 0.97. Pada tingkat warna 4, nilai rata-rata N mendekati batas kecukupan unsur N. Nilai kandungan P menurun setiap peningkatan nilai BWD. Nilai rata-rata kadar P terhadap tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 0.12, 0.09, dan 0.08 sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar R 2 0.92. Nilai rata-rata kandungan K menaik setiap peningkatan nilai BWD. Nilai rata-rata kadar K pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 1.74, 2.41, dan 2.54. Nilai koefisien determinasi R 2 rata-rata unsur K terhadap tingkat warna adalah 0.86. 6. Hasil pengujian tanah menunjukan sifat tanah tersebut masam dengan pH 5.4-5.5. Nilai koefisien determinasi R 2 rata-rata unsur N terhadap tingkat warna adalah 0.91 dan nilai rata- rata kadar N pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 0.10, 0.11, dan 0.13. Grafik hubungan unsur P, K, dan KTK menurun setiap kenikan tingkat warna BWD. Nilai koefisien determinasi R 2 rata-rata unsur P terhadap tingkat warna adalah 0.26 dan nilai rata- rata kadar P mg100g pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 123, 59, dan 90. Nilai koefisien determinasi R 2 rata-rata unsur K terhadap tingkat warna adalah 0.22 dan nilai rata-rata kadar K cmol + kg pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 9.2, 3.6, dan 6.6. Nilai koefisien determinasi R 2 rata-rata KTK terhadap tingkat warna adalah 0.73 dan nilai rata-rata kadar KTK mg100g pada tingkat warna 2, 3, dan 4 secara berurutan adalah 10.4, 6.58, dan 6.68. 7. Pada pengujian tanaman, nilai korelasi untuk nilai rata-rata unsur N, P, dan K masing-masing terhadap tingkat warna adalah 0.98, -0.96, dan 0.92. Hal ini dapat diartikan tanaman dengan jumlah unsur N, P, dan K memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap tingkat warna. Hasil pengujian tanah, nilai korelasi unsur N, P, K, C-organik, pH KCl, dan KTK terhadap tingkat