Formulasi Masalah Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Analisis Penjadwalan Ruang Operasi

8 Untuk melaksanakan beberapa operasi, rumah sakit umum tersebut juga memiliki ruang operasi. Ruang operasi yang dimiliki oleh rumah sakit ini terdiri atas ruang operasi darurat dan ruang operasi biasa. Ruang operasi darurat hanya digunakan untuk melayani tindakan operasi bagi pasien darurat. Semua tindakan operasi pada spesialisasi pengobatan dapat dilaksanakan di ruang operasi darurat. Dalam studi kasus karya ilmiah ini, diasumsikan rumah sakit memiliki satu ruang operasi darurat. Ruang operasi biasa digunakan untuk melayani tindakan operasi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan. Ruang operasi biasa dibedakan jenisnya berdasarkan peralatan yang dimiliki dan lokasi ruang operasi tersebut. Dalam kasus ini, diasumsikan rumah sakit memiliki lima jenis ruang operasi biasa lihat Tabel 2. Tabel 2 Data ruang operasi biasa Jenis i Spesialisasi j Jumlah Kode 1 Urologi 1 ND A 2 Ortopedi dan tulang belakang 2 ND B1 dan ND B2 3 Otak dan syaraf 1 ND C 4 Luka bakar dan bedah plastik 2 ND D1 dan ND D2 5 Tumor dan kanker 2 ND E1 dan ND E2 Spesialisasi pengobatan luka bakar dan bedah plastik memerlukan peralatan pengobatan yang hampir sama, sehingga digolongkan dalam satu jenis dan diasumsikan operasi dengan spesialisasi pengobatan tersebut dapat dilaksanakan di ruang operasi yang sama. Setiap ruang operasi digunakan melayani spesialisasi pengobatan sesuai jenis ruang operasi tersebut. Dalam kasus normal, rumah sakit diasumsikan hanya melayani permintaan operasi pada hari kerja saja. Selama satu minggu diasumsikan terdapat lima hari kerja, yaitu hari Senin sampai Jumat dengan banyaknya jam kerja adalah delapan jam setiap hari. Seorang ahli bedah dan staf ruang operasi akan bekerja selama delapan jam setiap hari. Data yang diperlukan dalam simulasi model penjadwalan pada karya ilmiah ini adalah data perkiraan permintaan operasi pasien rawat inap, rawat jalan, dan darurat selama satu minggu. Dalam studi kasus karya ilmiah ini, diasumsikan data yang digunakan adalah perkiraan permintaan operasi pada minggu pertama bulan Januari 2011. Pada dasarnya, data tersebut dapat diperoleh melalui peramalan dari data deret waktu permintaan operasi, sehingga dapat diketahui perkiraan permintaan operasi pada waktu yang akan datang. Pada karya ilmiah ini, data perkiraan permintaan operasi merupakan data hipotetik dan bukan data yang diperoleh melalui peramalan data deret waktu lihat Lampiran 1.

4.2 Formulasi Masalah

Dalam contoh kasus ini, variabel keputusan dideskripsikan untuk setiap spesialisasi pengobatan j = 1,2,3,…,8, jenis ruang operasi biasa i = 1,2,…,5, dan hari kerja k,l = 1,2,…5. Parameter-parameter yang digunakan dalam contoh kasus ini adalah lihat Tabel 2, lihat Lampiran 1, lihat Lampiran 1, lihat Lampiran 1, s = 8, dan lihat Lampiran 2. Fungsi objektif masalah ini adalah sebagai berikut: min = 5 =1 ; dengan 1 = � 8 =1 5 =1 5 =1 , 2 = � 8 =1 , 5 =1 5 =1 3 = � � , 5 =1 8 =1 4 = � � 5 =1 8 =1 , 5 = � . 8 =1 Nilai biaya penalti � dan � sesuai dengan asumsi pemodelan yang sudah dibahas pada Bab 3. Biaya penalti yang disebabkan oleh operasi yang dibatalkan harus diberikan lebih besar dari biaya penalti yang lain. Pada kasus ini biaya penalti operasi pasien rawat inap yang dibatalkan sama dengan biaya penalti operasi pasien rawat jalan yaitu � � = � � = 14. Nilai parameter biaya penalti yang disebabkan oleh adanya kekurangan jam penggunaan ruang operasi ialah � = 1 Zhang et al. 2009. 9 Kendala yang digunakan sebagai berikut: Jumlah penggunaan ruang operasi jenis i untuk melayani operasi dengan spesialisasi pengobatan j pada hari ke-k tidak lebih besar dari banyaknya ruang operasi jenis i. , ∀ , 8 =1 dengan i = 1,2,3,4,5 dan k= 1,2,3,4,5. 1 Pelaksanaan operasi di ruang operasi biasa yang digunakan untuk melayani spesialisasi pengobatan j setiap hari ke-k tidak melebihi kapasitas waktu yang ditawarkan ruang operasi tersebut. 8 − + + 5 =1 5 =1 , ∀ , dengan j = 1,2,3,..,8 dan k = 1,2,3,4,5. 2 Pelaksanaan operasi nondarurat pada spesialisasi pengobatan j hari ke-k harus dilaksanakan pada hari tersebut atau ditunda pada hari kerja yang tidak lebih dari tujuh hari atau jika penundaan lebih dari tujuh hari maka operasi tersebut dibatalkan. 8 − − + + 5 =1 5 =1 − + + + 5 =1 + = + , ∀ , dengan j = 1,2,3,..,8 dan k = 1,2,3,4,5. 3 Jumlah pelaksanaan operasi spesialisasi pengobatan j bagi pasien rawat inap yang ditunda dari hari k ke hari l, tidak lebih besar dari permintaan operasi dengan spesialisasi pengobatan j bagi pasien rawat inap pada hari k. , ∀ , 5 =1 dengan j = 1,2,3,..,8 dan k = 1,2,3,4,5. 4 Jumlah pelaksanaan operasi spesialisasi pengobatan j bagi pasien rawat jalan yang ditunda dari hari k ke hari l, tidak lebih besar dari permintaan operasi dengan spesialisasi pengobatan j bagi pasien rawat jalan pada hari k. , ∀ , 5 =1 dengan j = 1,2,3,..,8 dan k = 1,2,3,4,5. 5 Jumlah pembatalan operasi pasien rawat inap dengan spesialisasi pengobatan j pada hari ke-k tidak lebih dari total permintaan operasi pasien rawat inap pada hari ke-k. , ∀ , dengan j = 1,2,3,..,8 dan k = 1,2,3,4,5. 6 Jumlah pembatalan operasi pasien rawat jalan dengan spesialisasi pengobatan j pada hari ke-k tidak lebih dari total permintaan operasi pasien rawat jalan pada hari ke-k. , ∀ , dengan j = 1,2,3,..,8 dan k = 1,2,3,4,5. 7 Variabel h didefinisikan sebagai jumlah jam ruang operasi biasa yang tidak dipakai selama satu minggu. ℎ = 5 =1 8 =1 . 8 Pendefinisian dan yang masing- masing merupakan kelebihan dan kekurangan waktu penggunaan ruang operasi biasa yang ditawarkan. Diberikan jumlah total jam kosong penggunaan ruang operasi biasa dalam satu minggu kemudian membagi dengan proporsi penggunaan ruang operasi spesialisasi pengobatan tertentu dan penggunaan ruang operasi seluruh spesialisasi pengobatan selama satu minggu. − ℎ + 5 =1 + 5 =1 8 =1 5 =1 = − , ∀ , dengan j = 1,2,3,..,8. 9 Operasi darurat dilaksanakan di ruang operasi darurat selama 8 jam kerja per hari. 8, ∀ , 8 =1 dengan k = 1,2,3,4,5. 10 Banyaknya ruang operasi jenis i yang digunakan melayani operasi dengan spesialisasi pengobatan j pada hari ke-k tidak lebih dari jumlah maksimum ruang operasi yang dialokasikan untuk melayani operasi dengan spesialisasi pengobatan j pada hari ke- k. , ∀ , 5 =1 dengan j = 1,2,…,8 dan k = 1,2,3,4,5. 11 Jumlah permintaan operasi darurat dengan spesialisasi pengobatan j pada hari ke-k yang dilaksanakan di ruang operasi darurat tidak melebihi dari seluruh permintaan operasi darurat pada hari tersebut. , ∀ , dengan j = 1,2,…,8 dan k = 1,2,3,4,5. 12 Kendala ketaknegatifan untuk semua variabel keputusan. , , , , , , , ℎ, , 0, ∀ , , , dengan j = 1,2,…,8 dan i,k,l = 1,2,3,4,5. 13 Pendefinisian variabel sebagai suatu integer. integer , ∀ , , dengan j = 1,2,…,8 dan i,k = 1,2,3,4,5. 14 10

4.3 Hasil