Latar Belakang Perencanaan Strategik Rumah Sakit Melalui Analisis Penjadwalan Ruang Operasi

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia. Berbagai cara dilakukan orang untuk mendapat pelayanan kesehatan yang terbaik, sehingga sebagai salah satu sarana umum yang memberikan pelayanan kesehatan, rumah sakit mendapat perhatian khusus dari masyarakat. Menurut American Hospital Association 1974 dalam Azrul dan Azwar 1996, rumah sakit merupakan suatu organisasi yang memiliki tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Orang yang mendapatkan perawatan di rumah sakit mengharapkan pelayanan yang baik dan biaya perawatan yang minimum. Pada kenyataannya harapan tersebut tidak sesuai dengan yang dialami oleh pasien. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pasien adalah biaya perawatan yang besar akibat penundaan pelaksanaan operasi. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 983 tahun 1992 Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik dengan misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sebagian besar pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit umum merupakan pasien dengan golongan pendapatan rendah Prasetijono 2009. Biaya pengobatan di rumah sakit menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi pasien selain penyakit yang dideritanya. Bagi pasien rawat inap, biaya pengobatan yang ditanggung meliputi biaya obat, biaya perawatan dokter, dan biaya penggunaan kamar rawat inap. Pada kebanyakan rumah sakit, pasien yang menjalani rawat inap, sebagian besar memerlukan layanan operasi berdasarkan jenis penyakit yang diderita selama tinggal di rumah sakit Prasetijono 2009. Untuk mengurangi masa tinggal pasien di rumah sakit dan juga dipandang dari sudut kesehatan pasien, sangat ideal jika operasi dapat dilakukan sesegera mungkin begitu operasi tersebut dibutuhkan. Pada kenyataannya, pasien rawat inap harus menunggu beberapa waktu dikarenakan adanya penundaan operasi yang akan dijalani dalam satu hari bahkan lebih. Pasien rawat jalan juga tidak selalu menjalani operasi sesuai dengan jadwal, meskipun secara tidak langsung memengaruhi penghitungan masa tinggal di rumah sakit. Ada banyak kemungkinan alasan untuk penundaan operasi. Sebagai contoh, seorang pasien dalam kondisi darurat yang dianggap membutuhkan operasi sesegera mungkin, akan mendapatkan prioritas lebih daripada pasien lain yang telah menunggu selama seminggu dan telah memiliki penjadwalan operasi. Contoh lainnya adalah: misalkan sebagian besar pasien rumah sakit membutuhkan pembedahan darurat yang memakai sebagian besar ruang operasi yang jumlahnya terbatas. Akibatnya beberapa pasien rawat inap atau rawat jalan akan mengalami penundaan operasi, sehingga menimbulkan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pasien. Karya ilmiah ini dapat digunakan oleh rumah sakit untuk mengevaluasi ketersediaan sumber daya yang ada, misalnya jumlah ahli bedah, jam kerja ahli bedah, dan ruang operasi. Manfaat lain dari penulisan karya ilmiah ini adalah dapat memberikan informasi kepada rumah sakit mengenai perencanaan operasi terhadap pasien, sehingga operasi dapat terjadwalkan dengan baik. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah: 1. memodelkan masalah penjadwalan ruang operasi dalam bentuk mixed integer programming, 2. menyelesaikan model tersebut untuk meminimalkan biaya yang disebabkan oleh adanya penundaan pelaksanaan operasi, pembatalan pelaksanaan operasi, dan kekurangan jam penggunaan ruang operasi. 2 II MIXED INTEGER PROGRAMMING Untuk membangun penjadwalan ruang operasi rumah sakit diperlukan pemahaman teori Pemrograman Linear PL atau Linear Programming LP dan Pemrograman Linear Mixed Integer PMI atau Mixed Integer Programming MIP. 2.1 Pemrograman Linear Fungsi linear dan pertidaksamaan linear merupakan salah satu konsep dasar yang harus dipahami terkait dengan konsep pemrograman linear. Definisi 1 Fungsi Linear Suatu fungsi f dalam variabel-variabel 1 , 2 , … , adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk suatu himpunan konstanta 1 , 2 , … , , f dapat ditulis sebagai 1 , 2 , … , = 1 1 + 2 2 + + . Winston 2004 Contoh, 1 , 2 = 5 1 + 8 2 merupakan fungsi linear, sementara 1 , 2 = 1 2 2 bukan fungsi linear. Definisi 2 Pertidaksamaan dan Persamaan Linear Untuk sembarang fungsi linear f dan sembarang bilangan c, pertidaksamaan 1 , 2 , … , dan 1 , 2 , … , adalah pertidaksamaan linear, sedangkan 1 , 2 , … , = merupakan persamaan linear. Winston 2004 Pemrograman linear PL adalah suatu masalah optimasi yang memenuhi hal-hal berikut: a. Tujuan masalah tersebut adalah memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi linear dari suatu variabel keputusan. Fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan ini disebut fungsi objektif. b. Nilai variabel-variabel keputusannya harus memenuhi suatu himpunan kendala. Setiap kendala harus berupa persamaan linear atau pertidaksamaan linear. c. Ada pembatasan tanda untuk setiap variabel dalam masalah ini. Untuk sembarang variabel , pembatasan tanda menentukan harus tidak negatif atau tidak dibatasi tandanya unrestricted in sign. Winston 2004 Definisi 3 Bentuk Standar Pemrograman Linear Misalkan diberikan suatu PL dengan kendala dan variabel dilambangkan dengan 1 , 2 , … , . Bentuk standar dari PL tersebut adalah: max = 1 1 + 2 2 + + , atau min dengan kendala 11 1 + 12 2 + + 1 = 1 1 21 1 + 22 2 + + 2 = 2 2 ....... 1 1 + 2 2 + + = 3 0, = 1,2,3, … , Jika didefinisikan: = 11 … 1 ⋱ 1 … , � = 1 2 , = 1 2 , maka kendala pada 1, 2, dan 3 dapat ditulis dengan sistem persamaan � = . 4 Winston 2004 Solusi Pemrograman Linear Suatu masalah PL dapat diselesaikan dalam berbagai teknik, salah satunya adalah metode simpleks. Metode ini dapat menghasilkan suatu solusi optimum bagi masalah PL dan telah dikembangkan oleh Dantzig sejak tahun 1947 Winston 2004, dan dalam perkembangannya merupakan metode paling umum digunakan untuk menyelesaikan PL. Metode ini berupa metode iteratif untuk menyelesaikan PL berbentuk standar. Pada PL 4, vektor x yang memenuhi kendala Ax = b disebut solusi dari PL 4. Misalkan matriks A dinyatakan sebagai A = B N , dengan B adalah matriks taksingular berukuran m × m yang elemennya berupa koefisien variabel basis dan N merupakan matriks berukuran m × n – m yang elemen- elemennya berupa koefisien variabel nonbasis pada matriks kendala. Dalam hal ini matriks B disebut matriks basis untuk PL 4. Misalkan x dinyatakan sebagai vektor x = � � � , dengan � adalah vektor variabel basis dan � � adalah vektor variabel nonbasis, maka Ax = b dapat dinyatakan sebagai: 3 � = � � � � = � + �� � = . 5 Karena matriks B adalah matriks taksingular, maka B memiliki invers, sehingga dari 5 � dapat dinyatakan sebagai: � = −� − −� �� � . 6 Kemudian fungsi objektifnya berubah menjadi: min = � � − � � � � . Winston 2004 Definisi 4 Daerah Fisibel Daerah fisibel dari suatu PL adalah himpuan semua titik yang memenuhi semua kendala dan pembatasan tanda pada PL tersebut. Winston 2004 Definisi 5 Solusi Basis Misalkan terdapat sistem Ax = b yang terdiri atas persamaan linear dan variabel diasumsikan . Solusi basis pada sistem Ax = b tersebut diperoleh dengan memberi nilai − variabel sama dengan nol dan menyelesaikan nilai yang menyisakan variabel. Asumsi pengaturan − variabel sama dengan nol akan membuat nilai yang unik untuk variabel yang tersisa atau sejenisnya, dan kolom-kolom untuk sisa dari variabel merupakan bebas linear. Winston 2004 Definisi 6 Solusi Fisibel Basis Solusi fisibel basis adalah solusi basis pada PL yang semua variabel-variabelnya tak negatif. Winston 2004 Definisi 7 Solusi Optimum Untuk masalah maksimisasi, solusi optimum suatu PL adalah suatu titik dalam daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif terbesar. Untuk masalah minimisasi, solusi optimum suatu PL adalah suatu titik dalam daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif terkecil. Winston 2004

2.2 Mixed Integer Programming