Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional

4.4. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan data primer. Indriantoro dan Supomo 1999 menyebutkan data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Jenis penelitian adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah metode pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dan responden dimana data penelitian berupa subjek yang menyatakan opini, sikap, pengalaman, karakteristik subjek penelitian secara individu atau secara kelompok Indrintoro dan Supomo, 2002. Untuk mendapatkan data dari responden maka penulis menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner yang akan diantar langsung oleh penulis dengan 1 tahap yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kemasing-masing SKPD dan ditunggu selama 12 hari.

4.5. Defenisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan defenisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, defenisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : Kinerja SKPD Y adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab Universitas Sumatera Utara yang diberikan kepadanya mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, investigasi, evaluasi dan staffing di setiap SKPD. Pengukuran variabel ini menggunakan instrument kuesioner dengan skala 5 point yang dikembangkan oleh Mahoney et.al., 1963-1965. “ Development of Managerial Performance a Reseacrh Approach”, kuesioner ini diukur menggunakan skala interval dengan skor sebagai berikut : Angka 1,2 = Kinerja dibawah rata-rata Angka 3 = Kinerja rata-rata Angka 4,5 = Kinerja diatas rata-rata Dengan indikator : a. Perencanaan b. Pengkoordinasian c. Evaluasi d. Pengawasan e. Pemilihan staf f. Kinerja secara menyeluruh. 2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah : Pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah X1, yang merupakan pemahaman para pengguna anggaran tentang sistem pencatatan akuntansi serta penatausahaan keuangan dan asset daerah. Kuesioner pemahaman sistem akuntansi di adaptasi dari replikasi peneliti terdahulu oleh Syahrida 2009 yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Universitas Sumatera Utara Tahun 2006. Kuesioner ini akan diukur menggunakan skala interval dengan skor sebagai berikut : Angka 1 = Sangat Tidak Paham STP Angka 2 = Tidak Paham TP Angka 3 = Netral N Angka 4 = Paham P Angka 5 = Sangat Paham SP Dengan indikator : a. Memahami system dan prosedur akuntansi penerimaan kas b. Memahami system dan prosedur akuntansi pengeluaran kas c. Memahami system dan prosedur akuntansi aset tetap d. Memahami sistem dan prosedur akuntansi selain kas e. Memahami sistem pencatatan double entry f. Memahami prosedur yang harus dilakukan untuk menjembatani kas basis ke akrual basis. Penatausahaan keuangan daerah X2 adalah tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standar tertentu serta prosedur-prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi aktual di bidang keuangan. Penatausahaan keuangan daerah mencakup a asas umum penatausahaan keuangan daerah; b pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah; c penatausahaan penerimaan; dan d penatausahaan pengeluaran. Pengukuran variable ini Universitas Sumatera Utara menggunakan instrument kuesioner dengan skala 5 point untuk menunjukan bahwa sejauh mana pemahaman pihak bersangkutan mengenai penatausahaan keuangan daerah. Kuesioner penatausahaan keuangan daerah juga diadaptasi dari peneliti terdahulu oleh Syafrida 2009 yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Kuesioner ini akan diukur menggunakan skala interval dengan skor sebagai berikut : Angka 1 = Sangat Tidak Paham STP Angka 2 = Tidak Paham TP Angka 3 = Netral N Angka 4 = Paham P Angka 5 = Sangat Paham SP Dengan indikator : a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD. b. Pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah. c. Penyusunan laporan keuangan. d. Penatausahaan Pendapatan e. Penatausahaan belanja. f. Laporan Semester I dan prognosis, serta laporan keuangan SKPD g. Melakukan pengawasan terhadap proses pengelolaan keuangan SKPD Pengelolaan assetbarang milik daerah X3 adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak Universitas Sumatera Utara maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. Lingkup pengelolaan asetbarang milik daerah meliputi : Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindah tanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Pengukuran variable ini menggunakan instrument kuesioner dengan skala 5 point untuk menunjukan bahwa sejauh mana pemahaman pihak bersangkutan mengenai pengelolaan barang milik daerah. Kuesioner pengelolaan barang milik daerah akan di desain sendiri oleh penulis berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007, kuesioner ini akan diuji pra test sebelum disebarkan kepada responden, Kuesioner ini akan diukur dengan skala likert dengan skor sebagai berikut : Angka 1 = Sangat Tidak Paham STP Angka 2 = Tidak Paham TP Angka 3 = Netral N Angka 4 = Paham P Angka 5 = Sangat Paham SP Dengan indikator : a. Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran milik Negara untuk lembaga yang dipimpin. Universitas Sumatera Utara b. Mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh gubernurbupatiwalikota atau DPRD. c. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah. d. Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran LBPS dan Laporan Barang Pengguna Tahunan LBPT e. Pencatatanpembukuan barang milik daerah dalam Kartu Inventaris Barang, merekapitulasi pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah dalam DBMD. f. Melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam DBPDBKP menurut penggolongan dan kodefikasi barang. Tabel 4.2. Defenisi Operasional Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Defenisi Operasional Pengukuran Variabel Indikator Skala Pengukuran Dependen Variabel Kinerja SKPD Y Hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menggunakan skala 5 point untuk menunjukan tingkat kinerja dengan pengelompokan skor 1,2 untuk kinerja dibawah rata-rata, skor 3 untuk kinerja rata- rata, skor 4,5 untuk kinerja diatas rata-rata. a. Perencanaan b. Pengkordinasian c. Evaluasi d. Pengawasan e. Pemilihan staf f. Kinerja secara menyeluruh Interval Independen Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Variabel Pemahaman para pengguna anggaran tentang sistem pencatatan akuntansi Menggunakan skala 5 point untuk menunjukan pemahaman sistem akuntansi a. Memahami akuntansi penerimaan kas b. Memahami akuntansi pengeluaran kas c. Memahami akuntansi aset tetap Interval Universitas Sumatera Utara Daerah X1 serta penatausahaan keuangan dan asset daerah. keuangan daerah yaitu memberikan nilai pada angka 1 untuk sangat tidak paham, angka 2 untuk tidak paham, angka 3 untuk netral, angka 4 untuk paham, dan angka 5 untuk sangat paham. d. Memahami akuntansi selain kas e. Memahami sistem pencatatan double entry f. Memahami prosedur yang harus dilakukan untuk menjembatani kas basis ke akrual basis Penatausahaan Keuangan Daerah X2 Segala pengurusan administrasi dan pengurusan kebendaharaw an untuk menerima, menyimpan, membayar atau mengeluarkan uang dan barang serta berkewajiban mempertangg ungjawabkan kepada kepala daerah. Menggunakan skala 5 point untuk menunjukan penatausahaan keuangan daerah yaitu memberikan nilai pada angka 1 untuk sangat tidak paham, angka 2 untuk tidak paham, angka 3 untuk netral, angka 4 untuk paham, dan angka 5 untuk sangat paham. a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD. b. Pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah. c. Penyusunan laporan keuangan. d. Penatausahaan Pendapatan e. Penatausahaan belanja. f. Laporan semester I dan prognosis, serta laporan keuangan SKPD g. Melakukan pengawasan terhadap proses pengelolaan keuangan SKPD Interval Pengelolaan Barang Milik Daerah X3 Semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Menggunakan skala 5 point untuk menunjukan pengelolaan barang milik daerah yaitu memberikan angka 1 untuk sangat tidak paham, angka 2 untuk tidak paham, angka 3 untuk netral, angka 4 untuk paham, dan angka 5 untuk sangat paham. a. Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran b. Mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh gubernurbupatiwalikota atau DPRD. c. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah. d. Menyusun dan menyampaikan LBPS dan LBPT e. Pencatatan Kartu Inventaris Barang barang milik daerah f. Melakukan pendaftaran dan pencatatan ke dalam DBPDBKP menurut penggolongan dan kodefikasi barang. Interval Universitas Sumatera Utara

4.6. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

3 97 90

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Belanja Langsung Daerah Di Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara

0 39 94

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 2 15

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 5 16

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Pada Dinas Penda

0 0 13

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Pada Di

1 1 14

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

5 19 73

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

3 9 73

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TENGGARA

0 0 13