Tabel 5.1. Organisasi
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Biro Administrasi Kesejahteraan
Rakyat
1 .5
.5 .5
Biro Administrasi Pembangunan
1 .5
.5 1.0
Biro Administrasi Pemerintahan
Umum
1 .5
.5 1.4
Biro Administrasi Perekonomian
1 .5
.5 1.9
Biro Administrasi Perlengkapan
1 .5
.5 2.4
Biro Hukum
1 .5
.5 2.9
Biro Humas dan Protokol
1 .5
.5 3.3
Biro Organisasi 1
.5 .5
3.8
Biro Umum 1
.5 .5
4.3
Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah
3 1.4
1.4 5.7
Dinas Kebudayaan
3 1.4
1.4 7.1
Satuan Polisi Pamong Praja
3 1.4
1.4 8.6
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
4 1.9
1.9 10.5
Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 4
1.9 1.9
12.4
Dinas Kelautan dan Perikanan
4 1.9
1.9 14.3
Dinas Koperasi da UKM 4
1.9 1.9
16.2
Dinas Pemuda dan Olah Raga
4 1.9
1.9 18.1
Inspektorat 4
1.9 1.9
20.0
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
5 2.4
2.4 22.4
Badan Perpustakaan dan Arsip Negara
5 2.4
2.4 24.8
Dinas Pariwisata 5
2.4 2.4
27.1
Dinas Pendapatan Daerah 5
2.4 2.4
29.5
Skretariat DPRD Provinsi 5
2.4 2.4
31.9
Dinas Kesehatan
6 2.9
2.9 34.8
Badan Lingkungan Hidup 7
3.3 3.3
38.1
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
7 3.3
3.3 41.4
Dinas Sosial 7
3.3 3.3
44.8
Badan Pengelolaan dan Kekayaan Daerah
8 3.8
3.8 48.6
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
8 3.8
3.8 52.4
Dinas Pertambangan dan Energi
8 3.8
3.8 56.2
Dinas Pekerjaan Umum 9
4.3 4.3
60.5
Dinas Perhubungan 9
4.3 4.3
64.8
Dinas Pendidikan
10 4.8
4.8 69.5
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
10 4.8
4.8 74.3
Lanjutan Tabel 5.1
Universitas Sumatera Utara
Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan
Pelatihan 11
5.2 5.2
79.5
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan
12 5.7
5.7 85.2
Dinas Komunikasi dan Informatika
15 7.1
7.1 92.4
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
16 7.6
7.6 100.0
Total 210
100.0 100.0
Berdasarkan tabel 5.1. di atas, responden penelitian ini berjumlah 210 responden yang tersebar dalam 38 bagian organisasi, jumlah yang paling sedikit
masing-masing satu 1 yang tersebar pada 9 sembilan bagian organisasi yaitu Biro Administrasi Pembangunan, Biro Administrasi Pemerintahan Umum, Biro
Administrasi Perekonomian, Biro Administrasi Perlengkapan, Biro Hukum, Biro Humas dan Protokol, Biro Organisasi, Biro Umum. Persentase masing-masing adalah
0.5 pembulatan dengan persentase komulatif adalah 4.3. kemudian masing- masing tiga 3 responden yang tersebar pada 3 tiga bagian organisasi yaitu Badan
Penanaman Modal dan Promosi Daerah, Dinas Kebudayaan, Satuan Polisi Pamong Praja, persentase masing-masing adalah 1.4 dengan persentase komulatif adalah
4.3 . Berikutnya masing-masing 4 empat responden yang tersebar di enam 6 bagian organisasi yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak,
Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pemuda dan Olahraga, Inspektorat dengan persentase masing-masing adalah 1.9 dan persentase
komulatif 11.4 . Selanjutnya masing-masing 5 lima responden yang tersebar di lima 5 bagian organisasi yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah, Dinas Pariwisata, Dinas Pendapatan Daerah, Sekertariat DPRD Provinsi dengan persentase masing-masing 2,4 pembulatan
Universitas Sumatera Utara
dan persentase komulatif 11.9. Terdapat enam 6 responden yang berada pada 1 satu bagian organisasi yaitu dinas kesehatan dengan persentase 2.9. Kemudian
masing-masing tujuh 7 responden yang tersebar di 3 tiga bagian organisasi yaitu Badan Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Sosial
dengan persentase masing-masing 3.3 dan persentase komulatif 10. Selanjutnya masing-masing 8 delapan responden yang tersebar di 3 tiga bagian organisasi
yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pertambangan dan Energi dengan masing-masing
persentase 3.8 dan persentase komulatif 11.4. Kemudian masing-masing 9 Sembilan responden yang tersebar di 2 dua bagian organisasi yaitu dinas
pekerjaan umum dan dinas perhubungan dengan persentasi masing-masing 4.3 dan persentase komulatif 8.6. Masing-masing 10 responden yang juga tersebar di 2
dua bagian organisasi yaitu dinas pendidikan dan dinas tenaga kerja dan transmigrasi dengan persentasi masing-masing 4.8 pembulatan dan persentase
komulatif 9.5. Dominasi responden terdapat pada empat 4 bagian organisasi yaitu Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan yaitu 11 responden dengan
nilai persentase 5.2, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan yaitu 12 responden dengan persentase 5.7, Dinas Komunikasi dan Informatika yaitu 15 responden
dengan persentase 7.1 dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yaitu 16 dengan persentase 7.6. Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
responden yang paling banyak berasal dari organisasi Kepegawaian Daerah,
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan dan Pelatihan, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Hasil kuesioner untuk karakteristik responden diklat yang terdiri dari 3 item yaitu tidak pernah, minim sekali dan sering, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.2. Diklat Frequency
Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Tidak Pernah
Sering Minim Sekali
18 61
131 8.6
29.0 62.4
8.6 29.0
62.24 8.6
37.6 100.0
Total 210
100.0 100.0
Berdasarkan tabel 5.2. Diklat di atas, responden penelitian ini berjumlah 210 responden. Dari 210 responden ini hanya 18 responden yang tidak pernah mengikuti
diklat yaitu sebesar 8.6 dengan dan 131 responden yang minim sekali mengikuti diklat yaitu 62.4, sedangkan yang sering mengikuti diklat berjumlah 61 orang yaitu
29. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang mengikuti diklat sangat sedikit sekali.
Hasil kuesioner untuk karakteristik responden jabatan yang terdiri dari 5 tingkatan yaitu kabag, sekre, kabid, kasub, dan kasi, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Jabatan Frequency
Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Kabag
Sekre Kabid
Kasub Kasi
23 23
25 28
111 11.0
11.0 11.9
13.9 52.9
11.0 11.0
11.9 13.3
52.9 11.0
21.0 33.8
47.1 100.0
Total 210
100.0 100.0
Berdasarkan tabel 5.3. di atas, responden penelitian ini berjumlah 210
responden yang tersebar pada lima tingkatan jabatan. Kabag dan Sekre masing- masing 23 responden yaitu masing-masing 11 pembulatan dengan persentase
komulatif 21.9. Sedangkan Kabid sebanyak 25 responden dengan persentase 11.9, Kasub sebanyak 28 responden dengan persentase 13.3 dan Kasi sebanyak
111 responden dengan persentase 52.9. Berdasarkan penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden cukup relevan dalam mengisi kuesioner.
Hasil kuesioner untuk karakteristik responden pendidikan yang terdiri dari D3, S1 dan S2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.4. Pendidikan Frequency
Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid D3
S2 K1
2 55
153 1.0
26.2 72.9
1.0 26.0
72.9 1.0
27.1 100.0
Total 210
100.0 100.0
Berdasarkan tabel 5.4. di atas, responden penelitian ini berjumlah 210
responden yang tersebar pada 3 tiga tingkatan pendidikan yaitu D3 sebanyak 2
Universitas Sumatera Utara
responden dengan persentase 1, dan S2 sebanyak 55 responden dengan persentase 26.2 sedangkan S1 sebanyak 153 responden dengan persentase 72.9. dari
penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup memadai.
Hasil kuesioner untuk karakteristik responden lama menjabat yang terdiri rentang 1 tahun sampai 12 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.5. Lama Menjabat Frequency
Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid 8
9 12
7 6
5 4
3 2
1 1
1 1
5 8
22 26
29 47
70 .5
.5 .5
2.4 3.8
10.5 12.4
13.8 22.4
33.3 .5
.5 .5
2.4 3.8
10.5 12.4
13.8 22.4
33.3 .5
1.0 1.4
3.8 7.6
18.1 30.5
44.3 66.7
100.0
Total 210
100.0 100.0
Berdasarkan tabel 5.5. di atas responden penelitian ini berjumlah 210
responden yang tersebar pada beberapa lama menjabat, 3 tiga responden yang menjabat selama 8, 9, dan 12 tahun masing-masing 1 orang dengan persentase 0.5
pembulatan dan persentase komulatif sebesar 1.45. sedangkan untuk lama menjabat 7 tahun terdiri dari 5 responden dengan nilai persentase 2.4, untuk lama
menjabat 6 tahun sebanyak 8 responden dengan persentase 3.8, untuk lama menjabat 5 tahun sebanyak 22 responden dengan persentase 10.5, untuk masa
Universitas Sumatera Utara
menjabat 4 tahun sebanyak 26 responden dengan persentase 12.4, untuk masa menjabat 3 tahun sebanyak 29 responden dengan persentase 13.8, untuk masa
menjabat 2 tahun sebanyak 47 responden dengan persentase 22.4. dan masa menjabat 1 tahun merupakan dominasi responden pada penelitian ini yaitu 70
responden dengan nilai persentase 33.3. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan 13 dari seluruh responden adalah responden yang menjabat selama 1 tahun artinya
responden yang masih baru dalam segi pengalaman sedangkan 23 responden lagi sudah cukup berpengalaman dan keseluruhan dari responden sudah relevan untuk
mengisi kuesioner pada penelitian ini.
5.1.2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan metode pengelompokan, peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif Santosa, 2005. Data-data
tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar pengambilan keputusan. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.6. Statistic Deskriptif N
Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PSAKD PKD
PAD Kinerja
Valid N Listwise 210
210 210
210 210
6.00 14.00
10.00 14.00
30.00 35.00
30.00 30.00
19.9524 25.8143
20.8619 20.8476
4.18103 4.10027
3.72692 3.16161
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah adalah 6 dan skor
tertinggi dari jawaban responden adalah 30, sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah adalah 19.9524, hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden cukup mengerti dan memahami tentang sistem akuntansi keuangan daerah.
Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel penatausahaan keuangan daerah adalah 14 dan skor tertinggi dari
jawaban responden adalah 35, sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban pengelolaan keuangan daerah adalah 25.8143, hal ini menunjukkan bahwa realisasi
penatausahaan keuangan daerah belum maksimal. Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden
untuk variabel pengelolaan barang milik daerah adalah 10 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 30, sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban
pengelolaan barang milik daerah adalah 20.8619, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan barang milik daerah cukup baik
Pada tabel diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel kinerja adalah 14 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 30,
sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban kinerja adalah 20.8476, hal ini menunjukkan bahwa kinerja responden cukup baik.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Uji Response Bias
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diantar langsung oleh peneliti personally administered. Peneliti menemui setiap responden dan
memberikan kuesioner kepada mereka. Hampir seluruh kuesioner kembali pada hari yang sama yaitu 5 hari setelah kuesioner diberikan. Masa penerimaan kembali
kuesioner yang satu dan lain relatif sama, maka dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian response bias.
5.1.4. Uji Kualitas Data
Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Meskipun instrument penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan diadopsi dari penelitian terdahulu yang validitas dan realibilitasnya sudah teruji namun perlu di uji lagi bila penelitian dilakukan
menggunakan instrument yang sama pada waktu dan tempat yang berbeda. Berikut ini adalah hasil spss 17 untuk uji validitas dan realibilitas:
5.1.4.1. Uji Validitas
Seperti yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya teknik yang digunakan untuk mengukur validitas pertanyaanpernyataan kuesioner adalah Korelasi Product
Moment dari Karl Pearson dengan ketentuan : jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaanpernyataan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung
lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaanpernyataan kuesioner dikatakan tidak valid. Ghozali, 2005. Untuk responden sebanyak 210 maka nilai r tabelnya
adalah 0.135, berikut ini adalah hasil uji validitas masing-masing variabel:
Universitas Sumatera Utara
1. PSAKD pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah
Tabel 5.7. Uji Validitas PSAKD Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale Variance
if Item Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if
Item Deleted
VAR00001 VAR00002
VAR00003 VAR00004
VAR00005 VAR00006
16.2714 16.1857
16.5333 16.5952
16.8476 17.1619
12.677 13.013
12.040 11.926
11.269 12.165
.701 .649
.736 .733
.751 .662
.869 .877
.863 .863
.861 .875
Dari hasil uji validitas untuk variabel PSAKD dinyatakan valid, karena nilai r hitung r tabel yaitu 0.701, 0.649, 0.736, 0.733, 0.751, 0.662 0.135.
2. PKD penatausahaan keuangan daerah
Tabel 5.8. Uji Validitas PKD Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbach’s
Alpha if Item Deleted
VAR00007 VAR00008
VAR00009 VAR000010
VAR000011 VAR000012
VAR000013 22.0286
22.3429 22.0333
22.3238 21.9714
22.2238 21.9333
12.870 12.446
12.099 12.239
12.612 12.816
13.354 .674
.648 .810
.676 .705
.604 .574
.864 .867
.847 .864
.860 .873
.876
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji validitas untuk variabel PKD dinyatakan valid, karena nilai r hitung r tabel yaitu 0.674, 0.648, 0.810, 0.676, 0.705, 0.604, 0.574 0.135.
3. PAD pengelolaan barang milik daerah
Tabel 5.9. Uji Validitas PAD Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbach’s
Alpha if Item Deleted
VAR000014 VAR000015
VAR000016 VAR000017
VAR000018 VAR000019
17.2048 17.3857
17.3048 17.5095
17.4190 17.4857
11.006 9.339
9.754 9.792
9.776 9.533
.534 .775
.737 .697
.701 .747
.890 .853
.860 .866
.865 .858
Dari hasil uji validitas untuk variabel PAD dinyatakan valid, karena nilai r
hitung r tabel yaitu 0.534, 0.775, 0.737, 0.697, 0.701, 0.747 0.135. 4.
KINERJA
Tabel 5.10. Uji Validitas Kinerja Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbach’s
Alpha if Item Deleted
VAR000020 VAR000021
VAR000022 VAR000023
VAR000024 VAR000025
17.3095 17.3667
17.4429 17.2286
17.4857 17.3571
7.258 6.874
7.100 6.876
6.988 7.532
.681 .635
.652 .644
.541 .597
.806 .813
.809 .811
.835 .821
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji validitas untuk variabel KINERJA dinyatakan valid, karena nilai r hitung r tabel yaitu 0.681, 0.635, 0.652, 0.644, 0.541, 0.597 0.135.
5.1.4.2. Uji Reliabilitas
Suatu instrument dapat dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach 0,6, dan sebaliknya dikatakan tidak reliable jika alpha cronbach 0,6 Ghozali,2005.
Berdasarkan hasil uji realibilitas nilai dari Cronbach’s alpha if item deleted yang terdapat pada tabel 5.5, 5.6, 5.7, 5.8, nilai alpha cronbach 0.6 maka seluruh
pertanyaan kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan yang terbagi kepada 3 variabel independen dan 1 satu variabel dependen dinyatakan reliable.
5.1.5. Pengujian Asumsi Klasik
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan mengunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian
normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section. Oleh karena itu, pengujian autokorelasi tidak perlu
dilakukan.
5.1.5.1. Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu
sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu jika signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak
Universitas Sumatera Utara
normal, tetapi jika nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal. Berikut ini adalah hasil pengolahan data untuk uji normalitas:
Tabel 5.11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N Normal Parameters
a
Std. Deviation Mean
Most Extreme Differences Absolute Positive
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed 210
.0000000 2.58740826
.038 .029
-.038 .544
.929
Dari hasil uji normalitas di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.929 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.
Selain melihat nilai signifikansi dari uji kolmogorov-smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai disrtribusi normal dapat dilihat dari histogram dibawah ini:
Gambar 5.1. Histogram Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Variabel berdistribusi normal ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan. Situmorang dkk 2010. Dari hasil histogram
diatas diketahui bahwa distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan maka data tersebut adalah berdistribusi normal.
5.1.5.2. Uji Multikolinieritas
Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data
variabel bebas yaitu dengan melihat angka collinearity statistics yang ditunjukan oleh nilai variance inflation Factor VIF. Jika angka VIF 5, maka variabel bebas yang
ada memiliki masalah multikolinieritas Santoso, 2002 dan juga melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinieritas yang tidak menunjukan nilai 0,1
akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil pengolahan data untuk uji Multikolinearitas:
Tabel 5.12. Uji Multikolinearitas Coefficients
Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1 PSAKD
PKD PAD
.383 .338
.657 2.608
2.962 1.521
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas diketahui bahwa nilai VIF 5 dan juga nilai tolerance 0.1, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
5.1.5.3. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode scatterplot, untuk menilai ada atau tidaknya
heteroskedastisitas. Berikut ini adalah scatterplot uji heteroskedastisitas:
Gambar 5.2. Uji Heteroskedastisitas
Suatu model dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila pada grafik scatter plot yang disajikan terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Situmorang dkk 2010. Dari grafik scatter plot yang disajikan,
terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah dari angka nol pada sumbu Y. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dan juga
Universitas Sumatera Utara
dikuatkan dengan nilai hasil uji glejser dengan nilai sig. 0.05, seperti tabel berikut
ini: Tabel 5.13. Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 Constant
PSAKD PKD
PAD -.599
.021 .042
-.026 .557
.040 .039
.028 .102
.208 -.110
-1.007 .538
.1.087 -.906
.284 .592
.280 .367
a. Dependent Variable: ABSUT
5.1.6. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi sederhana. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel
bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji ini menggunakan
α 5. Dengan ketentuan, jika F hitung dari F tabel maka hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dapat dinilai
berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukkan oleh tabel koefisien pada kolom signifikansi, yang menunjukkan nilai
α 5. Selanjutnya dilakukan pula penilaian setiap variabel bebas yang dilakukan untuk melihat variabel apa yang
memberikan pengaruh paling dominan diantara variabel yang ada. Pengujian dilakukan dengan uji t atau sering disebut uji parsial. Tingkat pengaruh yang
signifikan juga didasarkan pada α 5. Atau melihat nilai t hitung harus lebih
besar dari t table sebaliknya jika t
hitung
dari t
tabel
maka pengaruh yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
tidak signifikan. Sedangkan untuk kelayakan model dapat dilihat pada tabel koefisien determinasi. Berikut ini adalah penjabaran untuk uji hipotesis:
5.1.6.1 Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar variabel kinerja SKPD mempengaruhi pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan
pengelolaan barang milik daerah dapat dilihat dari nilai tabel test of goodness of fit R square di bawah ini:
Tabel 5.14. Test Of Goodness Of Fit R Square
Model Summary Model
b
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate 1
.575ª .330
.320 2.60618
a. Predictors: Constant, PAD, PSAKD, PKD
b. Dependent Variable: Kinerja
c.
Untuk mengetahui tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.15. Tipe hubungan antar variabel Nilai
Interpretasi
0.0 - 0.19 Sangat tidak erat
0.2 – 0.39 Tidak erat
0.4 – 0.59 Cukup erat
0.6 – 0.79 Erat
0.8 -0.99 Sangat erat
Sumber: Situmorang dkk 2010
Koefisien R pada tabel di atas sebesar 57,5 yang berarti hubungan antara variabel dependen dan independen cukup erat yang artinya kinerja SKPD dapat
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan oleh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah. Sedangkan nilai R square
sebesar 33 yang artinya kinerja SKPD dapat dijelaskan oleh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang
milik daerah sebesar 33 sedangkan sisanya 77 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
5.1.6.2. Uji F simultan
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara menyeluruh terhadap variabel terika
t dilakukan dengan mengunakan uji F. Uji ini menggunakan α 5 . Dengan ketentuan, jika F-hitung dari F-tabel maka hipotesis yang diajukan
dapat diterima atau dapat dinilai berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukan oleh tabel koefisien pada kolom si
gnifikansi, yang menunjukan nilai α 5 . Berikut ini adalah hasil dari uji F simultan:
Tabel 5.16. Uji F simultan Anovab
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
Residual 686.935
1399.188 3
206 229.978
6.792 33.859
.000
a
Total 2089.124
209
a. Predictor; Constant, PAD, PSAKD, PKD
b. Dependent Variable: KINERJA
Berdasarkan tabel di atas nilai F hitung sebesar 33.859 sedangkan nilai F tabel adalah 2.648 maka F hitung F-tabel yaitu 33.859 2.648. dan juga nilai signifikansi
0.05 yaitu 0.000 0.05 yang artinya pemahaman sistem akuntansi keuangan
Universitas Sumatera Utara
daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD.
5.1.6.3. Uji t Parsial
Untuk mengetahui tingkat pengaruh secara parsial dapat dilakukan dengan menggunakan uji t yang didasarkan pada nilai signifikansi masing-masing variabel.
Jika nilai t hitung dari t tabel maka hipotesis dinyatakan berpengaruh. Sebaliknya jika t hitung t tabel hipotesis dinyatakan tidak berpengaruh. Hal ini juga dapat
dilihat dari nilai signifikansinya jika nilai signifikansinya 0.05 maka hipotesis dinyatakan berpengaruh sedangkan jika nilai signifikansinya 0.05 maka hipotesis
dinyatakan tidak berpengaruh. Berikut ini adalah hasil dari uji t parsial:
Tabel 5.17. Uji t parsial Coefficients
Model
a
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
PSAKD PKD
PAD 9.127
.140 .131
.266 1.229
.070 .076
.060 .185
.170 .313
7.423 2.011
1.733 4.452
.000 .046
.085 .000
a. Dependent Variable: KINERJA
Dari data diatas, nilai t hitung masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. PSAKD
pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah : t hitung = 2.011 t tabel = 1.971 dan tingkat signifikansi 0.046 0,05 yang berarti bahwa
variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja SKPD.
Universitas Sumatera Utara
b. PKD penatausahaan keuangan daerah : t hitung = 1.733 t tabel = 1.971 dan
tingkat signifikansi 0.085 0,05 yang berarti bahwa variabel penatausahaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja
SKPD. c.
PAD pengelolaan barang milik daerah : t hitung = 4.452 t tabel = 1.971 dan tingkat signifikansi 0.000 0,05 yang berarti bahwa variabel pengelolaan
barang milik daerah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja SKPD.
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari uji F yang menyatakan bahwa pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang
milik daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD. Hal ini konsisten dengan penelitian Tuasikal 2007 yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan
daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tuasikal 2007 secara simultan variabel tersebut berpengaruh sebesar 11 pada taraf
signifikansi 5 hal ini menunjukkan bahwa 89 kinerja SKPD dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti oleh penelitian tersebut dan secara statistik pengaruh tersebut
sangat lemah. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan diketahui bahwa secara simultan variabel yang mempengaruhi kinerja SKPD berdasarkan hasil uji
koefisen determinasi pada tabel 5.14 menunjukkan angka sebesar sebesar 33 sedangkan sisanya 77 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti di
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini. Secara statistik hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kinerja SKPD tidak lemah, artinya bila pengelolaan keuangan daerah dikelola sesuai mekanisme
yang berlaku dan didukung oleh peningkatan pemahaman tentang akuntansi keuangan daerah maka dapat mendorong kinerja masing-masing satuan kerja pemerintah
daerah. Perbedaan hasil penelitian secara hasil statistik ini terjadi dimungkinkan karena lokasi penelitian yang dilakukan adalah berbeda.
Hasil hipotesis untuk variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah adalah pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan
terhadap variabel kinerja SKPD. Berdasarkan nilai koefisien determinasi 57.5 maka hal ini menandakan bahwa pengaruh kinerja SKPD terhadap pemahaman sistem
akuntansi keuangan daerah cukup erat. Dalam hal ini pejabat pada instansi pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sudah cukup mampu memahami sistem
akuntansi keuangan daerah.
Hal ini menandakan bahwa jika pemahaman eksekutif tentang sistem akuntansi keuangan daerah ditingkatkan maka dapat mendorong kinerja
SKPD. Pengaruh yang cukup erat ini disebabkan oleh masih belum maksimalnya pengetahuan tentang sistem akuntansi keuangan daerah. Umumnya responden masih
sedikit kesulitan untuk mengikuti sistem akuntansi keuangan daerah yang baru. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya kualitas sumber daya manusia, motivasi
pegawai, dan faktor lain yang turut berpengaruh seperti teknologi informasi dan budaya.
Hal ini sejalan dengan pandangan Zimmerman 2000 yang menyatakan bahwa pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pelayanan publik, pemerintah
daerah harus memiliki pemahaman yang memadai dibidang keuangan daerah.
Universitas Sumatera Utara
Tuasikal 2007 yang juga melakukan penelitian tentang pengaruh pemahaman system terhadap kinerja SKPD pada Kab. Maluku Tengah di Propinsi Maluku menunjukkan
bahwa secara parsial pemahaman sistem akuntansi berpengaruh terhadap kinerja satuan kerja Pemerintah Daerah.
Syahrida 2009 yang juga melakukan penelitian tentang
pengaruh pemahaman system terhadap kinerja SKPD pada pemerintah provinsi Sumatera Utara
mengatakan bahwa
secara parsial pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD.
Hasil hipotesis untuk variabel penatausahaan keuangan daerah yaitu penatausahaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel kinerja SKPD hal ini tidak konsisten dengan penelitian Tuasikal 2007 yang menyatakan bahwa penatausahaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja
SKPD. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan Ririn dan Mardiasmo 2004 menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajer instansi pemerintah dan Haykal 2007 berpendapat bahwa perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD, tetapi konsisten dengan
penelitian yang dilakukan Syahrida 2009 yang mengatakan bahwa penatausahaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja
SKPD. Hal ini terjadi karena pengelolaan keuangan unit satuan kerja pemerintah daerah cenderung bergeser dari rencana anggaran satuan kerja RASK yang telah
disusun, hal ini berdasarkan hasil wawancara pada saat melakukan penyebaran kuesioner dan juga tercermin dari hasil statistik deskriptif tentang penatausahaan
Universitas Sumatera Utara
keuangan daerah yang masih belum maksimal. Halim 2001 menyatakan bahwa dalam konteks pemerintahan sudah seyogianya pemerintah pusat dan daerah segera
memperbaiki sistem pengelolaan keuangan daerah termasuk sistem akuntansi keuangan daerah yang mencakup sistem pelaporan perhitungan anggaran guna
terciptanya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Hasil hipotesis untuk variabel pengelolaan barang milik daerah yaitu
pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja SKPD artinya apabila pengelolaan barang milik daerah sudah diterapkan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah maka akan menaikkan kinerja SKPD. Baik atau buruknya pengelolaan barang
milik daerah tergantung kepada sumberdaya manusianya. Ishak 2002, mengatakan bahwa sumberdaya manusia adalah pemegang kunci dari semua aktivitas. Banyaknya
modal yang berhasil dikumpulkan, akan hilang tanpa makna jika sumberdaya mausia sebagai pengelolanya tidak memiliki kapasitas yang tepat untuk mengurus modal
tersebut. Dalam konteks pengelolaan aset daerah, banyak tugas yang diemban oleh sumberdaya manusia pemerintah daerah. Diawali dari pengajuan pengadaan aset
hingga pada polametode pemeliharaan aset yang bersangkutan. Pola pemeliharaan aset tersebut, tidak hanya mencakup unsur pengawasan saja tetapi juga mencakup
aspek optimalisasi pemanfaatannya untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. Hal penting lainnya adalah perlunya pihak di jajaran pemerintah daerah
Universitas Sumatera Utara
memiliki suatu pandangan terhadap pengelolaan keuanganaset yang dimilikinya, yaitu bahwa aset tersebut merupakan mitra kerja yang sangat berpengaruh terhadap
kinerja secara keseluruhan dan anggaran sebagai kenderaan menuju pencapaian visimisi organisasi. Menurut Dewi 2008 kinerja yang dicapai selama ini dalam
pengelolaan barangaset milik daerah hanya sampai tolok ukur output atau hasil, sedangkan pada tolok ukur dampak dan manfaat atau outcome sejauh ini belum
dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN