5.7 7.1 8.6 10.5 14.3 18.1 2 24.8 34.8 41.4 48.6 52.4 56.2 69.5 74.3 85.2 92.4 Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.1. Organisasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat 1 .5 .5 .5 Biro Administrasi Pembangunan 1 .5 .5 1.0 Biro Administrasi Pemerintahan Umum 1 .5 .5 1.4 Biro Administrasi Perekonomian 1 .5 .5 1.9 Biro Administrasi Perlengkapan 1 .5 .5 2.4 Biro Hukum 1 .5 .5 2.9 Biro Humas dan Protokol 1 .5 .5 3.3 Biro Organisasi 1 .5 .5 3.8 Biro Umum 1 .5 .5 4.3 Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 3 1.4

1.4 5.7

Dinas Kebudayaan 3 1.4

1.4 7.1

Satuan Polisi Pamong Praja 3 1.4

1.4 8.6

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 4 1.9

1.9 10.5

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 4 1.9 1.9 12.4 Dinas Kelautan dan Perikanan 4 1.9

1.9 14.3

Dinas Koperasi da UKM 4 1.9 1.9 16.2 Dinas Pemuda dan Olah Raga 4 1.9

1.9 18.1

Inspektorat 4 1.9 1.9 20.0 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 5 2.4 2.4 22.4 Badan Perpustakaan dan Arsip Negara 5 2.4

2.4 24.8

Dinas Pariwisata 5 2.4 2.4 27.1 Dinas Pendapatan Daerah 5 2.4 2.4 29.5 Skretariat DPRD Provinsi 5 2.4 2.4 31.9 Dinas Kesehatan 6 2.9

2.9 34.8

Badan Lingkungan Hidup 7 3.3 3.3 38.1 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 7 3.3

3.3 41.4

Dinas Sosial 7 3.3 3.3 44.8 Badan Pengelolaan dan Kekayaan Daerah 8 3.8

3.8 48.6

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 8 3.8

3.8 52.4

Dinas Pertambangan dan Energi 8 3.8

3.8 56.2

Dinas Pekerjaan Umum 9 4.3 4.3 60.5 Dinas Perhubungan 9 4.3 4.3 64.8 Dinas Pendidikan 10 4.8

4.8 69.5

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 10 4.8

4.8 74.3

Lanjutan Tabel 5.1 Universitas Sumatera Utara Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan 11 5.2 5.2 79.5 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan 12 5.7

5.7 85.2

Dinas Komunikasi dan Informatika 15 7.1

7.1 92.4

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 16 7.6

7.6 100.0

Total 210 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 5.1. di atas, responden penelitian ini berjumlah 210 responden yang tersebar dalam 38 bagian organisasi, jumlah yang paling sedikit masing-masing satu 1 yang tersebar pada 9 sembilan bagian organisasi yaitu Biro Administrasi Pembangunan, Biro Administrasi Pemerintahan Umum, Biro Administrasi Perekonomian, Biro Administrasi Perlengkapan, Biro Hukum, Biro Humas dan Protokol, Biro Organisasi, Biro Umum. Persentase masing-masing adalah 0.5 pembulatan dengan persentase komulatif adalah 4.3. kemudian masing- masing tiga 3 responden yang tersebar pada 3 tiga bagian organisasi yaitu Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah, Dinas Kebudayaan, Satuan Polisi Pamong Praja, persentase masing-masing adalah 1.4 dengan persentase komulatif adalah 4.3 . Berikutnya masing-masing 4 empat responden yang tersebar di enam 6 bagian organisasi yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pemuda dan Olahraga, Inspektorat dengan persentase masing-masing adalah 1.9 dan persentase komulatif 11.4 . Selanjutnya masing-masing 5 lima responden yang tersebar di lima 5 bagian organisasi yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, Dinas Pariwisata, Dinas Pendapatan Daerah, Sekertariat DPRD Provinsi dengan persentase masing-masing 2,4 pembulatan Universitas Sumatera Utara dan persentase komulatif 11.9. Terdapat enam 6 responden yang berada pada 1 satu bagian organisasi yaitu dinas kesehatan dengan persentase 2.9. Kemudian masing-masing tujuh 7 responden yang tersebar di 3 tiga bagian organisasi yaitu Badan Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Sosial dengan persentase masing-masing 3.3 dan persentase komulatif 10. Selanjutnya masing-masing 8 delapan responden yang tersebar di 3 tiga bagian organisasi yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pertambangan dan Energi dengan masing-masing persentase 3.8 dan persentase komulatif 11.4. Kemudian masing-masing 9 Sembilan responden yang tersebar di 2 dua bagian organisasi yaitu dinas pekerjaan umum dan dinas perhubungan dengan persentasi masing-masing 4.3 dan persentase komulatif 8.6. Masing-masing 10 responden yang juga tersebar di 2 dua bagian organisasi yaitu dinas pendidikan dan dinas tenaga kerja dan transmigrasi dengan persentasi masing-masing 4.8 pembulatan dan persentase komulatif 9.5. Dominasi responden terdapat pada empat 4 bagian organisasi yaitu Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan yaitu 11 responden dengan nilai persentase 5.2, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan yaitu 12 responden dengan persentase 5.7, Dinas Komunikasi dan Informatika yaitu 15 responden dengan persentase 7.1 dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yaitu 16 dengan persentase 7.6. Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang paling banyak berasal dari organisasi Kepegawaian Daerah, Universitas Sumatera Utara Pendidikan dan Pelatihan, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan, Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hasil kuesioner untuk karakteristik responden diklat yang terdiri dari 3 item yaitu tidak pernah, minim sekali dan sering, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.2. Diklat Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Pernah Sering Minim Sekali 18 61 131 8.6 29.0 62.4 8.6 29.0 62.24 8.6 37.6 100.0 Total 210 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 5.2. Diklat di atas, responden penelitian ini berjumlah 210 responden. Dari 210 responden ini hanya 18 responden yang tidak pernah mengikuti diklat yaitu sebesar 8.6 dengan dan 131 responden yang minim sekali mengikuti diklat yaitu 62.4, sedangkan yang sering mengikuti diklat berjumlah 61 orang yaitu 29. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang mengikuti diklat sangat sedikit sekali. Hasil kuesioner untuk karakteristik responden jabatan yang terdiri dari 5 tingkatan yaitu kabag, sekre, kabid, kasub, dan kasi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Jabatan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kabag Sekre Kabid Kasub Kasi 23 23 25 28 111 11.0 11.0 11.9 13.9 52.9 11.0 11.0 11.9 13.3 52.9 11.0 21.0 33.8 47.1 100.0 Total 210 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 5.3. di atas, responden penelitian ini berjumlah 210 responden yang tersebar pada lima tingkatan jabatan. Kabag dan Sekre masing- masing 23 responden yaitu masing-masing 11 pembulatan dengan persentase komulatif 21.9. Sedangkan Kabid sebanyak 25 responden dengan persentase 11.9, Kasub sebanyak 28 responden dengan persentase 13.3 dan Kasi sebanyak 111 responden dengan persentase 52.9. Berdasarkan penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden cukup relevan dalam mengisi kuesioner. Hasil kuesioner untuk karakteristik responden pendidikan yang terdiri dari D3, S1 dan S2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.4. Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid D3 S2 K1 2 55 153 1.0 26.2 72.9 1.0 26.0 72.9 1.0 27.1 100.0 Total 210 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 5.4. di atas, responden penelitian ini berjumlah 210 responden yang tersebar pada 3 tiga tingkatan pendidikan yaitu D3 sebanyak 2 Universitas Sumatera Utara responden dengan persentase 1, dan S2 sebanyak 55 responden dengan persentase 26.2 sedangkan S1 sebanyak 153 responden dengan persentase 72.9. dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup memadai. Hasil kuesioner untuk karakteristik responden lama menjabat yang terdiri rentang 1 tahun sampai 12 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.5. Lama Menjabat Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 8 9 12 7 6 5 4 3 2 1 1 1 1 5 8 22 26 29 47 70 .5 .5 .5 2.4 3.8 10.5 12.4 13.8 22.4 33.3 .5 .5 .5 2.4 3.8 10.5 12.4 13.8 22.4 33.3 .5 1.0 1.4 3.8 7.6 18.1 30.5 44.3 66.7 100.0 Total 210 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 5.5. di atas responden penelitian ini berjumlah 210 responden yang tersebar pada beberapa lama menjabat, 3 tiga responden yang menjabat selama 8, 9, dan 12 tahun masing-masing 1 orang dengan persentase 0.5 pembulatan dan persentase komulatif sebesar 1.45. sedangkan untuk lama menjabat 7 tahun terdiri dari 5 responden dengan nilai persentase 2.4, untuk lama menjabat 6 tahun sebanyak 8 responden dengan persentase 3.8, untuk lama menjabat 5 tahun sebanyak 22 responden dengan persentase 10.5, untuk masa Universitas Sumatera Utara menjabat 4 tahun sebanyak 26 responden dengan persentase 12.4, untuk masa menjabat 3 tahun sebanyak 29 responden dengan persentase 13.8, untuk masa menjabat 2 tahun sebanyak 47 responden dengan persentase 22.4. dan masa menjabat 1 tahun merupakan dominasi responden pada penelitian ini yaitu 70 responden dengan nilai persentase 33.3. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan 13 dari seluruh responden adalah responden yang menjabat selama 1 tahun artinya responden yang masih baru dalam segi pengalaman sedangkan 23 responden lagi sudah cukup berpengalaman dan keseluruhan dari responden sudah relevan untuk mengisi kuesioner pada penelitian ini.

5.1.2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan metode pengelompokan, peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif Santosa, 2005. Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar pengambilan keputusan. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.6. Statistic Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PSAKD PKD PAD Kinerja Valid N Listwise 210 210 210 210 210 6.00 14.00 10.00 14.00 30.00 35.00 30.00 30.00 19.9524 25.8143 20.8619 20.8476 4.18103 4.10027 3.72692 3.16161 Universitas Sumatera Utara Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah adalah 6 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 30, sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah adalah 19.9524, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden cukup mengerti dan memahami tentang sistem akuntansi keuangan daerah. Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel penatausahaan keuangan daerah adalah 14 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 35, sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban pengelolaan keuangan daerah adalah 25.8143, hal ini menunjukkan bahwa realisasi penatausahaan keuangan daerah belum maksimal. Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel pengelolaan barang milik daerah adalah 10 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 30, sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban pengelolaan barang milik daerah adalah 20.8619, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan barang milik daerah cukup baik Pada tabel diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel kinerja adalah 14 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 30, sehingga rata-rata mean total jumlah skor jawaban kinerja adalah 20.8476, hal ini menunjukkan bahwa kinerja responden cukup baik. Universitas Sumatera Utara

5.1.3. Uji Response Bias

Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diantar langsung oleh peneliti personally administered. Peneliti menemui setiap responden dan memberikan kuesioner kepada mereka. Hampir seluruh kuesioner kembali pada hari yang sama yaitu 5 hari setelah kuesioner diberikan. Masa penerimaan kembali kuesioner yang satu dan lain relatif sama, maka dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian response bias.

5.1.4. Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Meskipun instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan diadopsi dari penelitian terdahulu yang validitas dan realibilitasnya sudah teruji namun perlu di uji lagi bila penelitian dilakukan menggunakan instrument yang sama pada waktu dan tempat yang berbeda. Berikut ini adalah hasil spss 17 untuk uji validitas dan realibilitas:

5.1.4.1. Uji Validitas

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya teknik yang digunakan untuk mengukur validitas pertanyaanpernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan ketentuan : jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaanpernyataan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaanpernyataan kuesioner dikatakan tidak valid. Ghozali, 2005. Untuk responden sebanyak 210 maka nilai r tabelnya adalah 0.135, berikut ini adalah hasil uji validitas masing-masing variabel: Universitas Sumatera Utara 1. PSAKD pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah Tabel 5.7. Uji Validitas PSAKD Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 16.2714 16.1857 16.5333 16.5952 16.8476 17.1619 12.677 13.013 12.040 11.926 11.269 12.165 .701 .649 .736 .733 .751 .662 .869 .877 .863 .863 .861 .875 Dari hasil uji validitas untuk variabel PSAKD dinyatakan valid, karena nilai r hitung r tabel yaitu 0.701, 0.649, 0.736, 0.733, 0.751, 0.662 0.135. 2. PKD penatausahaan keuangan daerah Tabel 5.8. Uji Validitas PKD Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item Deleted VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010 VAR000011 VAR000012 VAR000013 22.0286 22.3429 22.0333 22.3238 21.9714 22.2238 21.9333 12.870 12.446 12.099 12.239 12.612 12.816 13.354 .674 .648 .810 .676 .705 .604 .574 .864 .867 .847 .864 .860 .873 .876 Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji validitas untuk variabel PKD dinyatakan valid, karena nilai r hitung r tabel yaitu 0.674, 0.648, 0.810, 0.676, 0.705, 0.604, 0.574 0.135. 3. PAD pengelolaan barang milik daerah Tabel 5.9. Uji Validitas PAD Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item Deleted VAR000014 VAR000015 VAR000016 VAR000017 VAR000018 VAR000019 17.2048 17.3857 17.3048 17.5095 17.4190 17.4857 11.006 9.339 9.754 9.792 9.776 9.533 .534 .775 .737 .697 .701 .747 .890 .853 .860 .866 .865 .858 Dari hasil uji validitas untuk variabel PAD dinyatakan valid, karena nilai r hitung r tabel yaitu 0.534, 0.775, 0.737, 0.697, 0.701, 0.747 0.135. 4. KINERJA Tabel 5.10. Uji Validitas Kinerja Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item Deleted VAR000020 VAR000021 VAR000022 VAR000023 VAR000024 VAR000025 17.3095 17.3667 17.4429 17.2286 17.4857 17.3571 7.258 6.874 7.100 6.876 6.988 7.532 .681 .635 .652 .644 .541 .597 .806 .813 .809 .811 .835 .821 Universitas Sumatera Utara Dari hasil uji validitas untuk variabel KINERJA dinyatakan valid, karena nilai r hitung r tabel yaitu 0.681, 0.635, 0.652, 0.644, 0.541, 0.597 0.135.

5.1.4.2. Uji Reliabilitas

Suatu instrument dapat dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach 0,6, dan sebaliknya dikatakan tidak reliable jika alpha cronbach 0,6 Ghozali,2005. Berdasarkan hasil uji realibilitas nilai dari Cronbach’s alpha if item deleted yang terdapat pada tabel 5.5, 5.6, 5.7, 5.8, nilai alpha cronbach 0.6 maka seluruh pertanyaan kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan yang terbagi kepada 3 variabel independen dan 1 satu variabel dependen dinyatakan reliable.

5.1.5. Pengujian Asumsi Klasik

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan mengunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section. Oleh karena itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.

5.1.5.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu jika signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak Universitas Sumatera Utara normal, tetapi jika nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal. Berikut ini adalah hasil pengolahan data untuk uji normalitas: Tabel 5.11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters a Std. Deviation Mean Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed 210 .0000000 2.58740826 .038 .029 -.038 .544 .929 Dari hasil uji normalitas di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.929 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal. Selain melihat nilai signifikansi dari uji kolmogorov-smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai disrtribusi normal dapat dilihat dari histogram dibawah ini: Gambar 5.1. Histogram Uji Normalitas Universitas Sumatera Utara Variabel berdistribusi normal ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan. Situmorang dkk 2010. Dari hasil histogram diatas diketahui bahwa distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng kekanan maka data tersebut adalah berdistribusi normal.

5.1.5.2. Uji Multikolinieritas

Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan melihat angka collinearity statistics yang ditunjukan oleh nilai variance inflation Factor VIF. Jika angka VIF 5, maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolinieritas Santoso, 2002 dan juga melihat nilai tolerance pada output penilaian multikolinieritas yang tidak menunjukan nilai 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil pengolahan data untuk uji Multikolinearitas: Tabel 5.12. Uji Multikolinearitas Coefficients Model a Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 PSAKD PKD PAD .383 .338 .657 2.608 2.962 1.521 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengolahan data di atas diketahui bahwa nilai VIF 5 dan juga nilai tolerance 0.1, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

5.1.5.3. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode scatterplot, untuk menilai ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Berikut ini adalah scatterplot uji heteroskedastisitas: Gambar 5.2. Uji Heteroskedastisitas Suatu model dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila pada grafik scatter plot yang disajikan terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Situmorang dkk 2010. Dari grafik scatter plot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah dari angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dan juga Universitas Sumatera Utara dikuatkan dengan nilai hasil uji glejser dengan nilai sig. 0.05, seperti tabel berikut ini: Tabel 5.13. Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant PSAKD PKD PAD -.599 .021 .042 -.026 .557 .040 .039 .028 .102 .208 -.110 -1.007 .538 .1.087 -.906 .284 .592 .280 .367 a. Dependent Variable: ABSUT 5.1.6. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi sederhana. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji ini menggunakan α 5. Dengan ketentuan, jika F hitung dari F tabel maka hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dapat dinilai berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukkan oleh tabel koefisien pada kolom signifikansi, yang menunjukkan nilai α 5. Selanjutnya dilakukan pula penilaian setiap variabel bebas yang dilakukan untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh paling dominan diantara variabel yang ada. Pengujian dilakukan dengan uji t atau sering disebut uji parsial. Tingkat pengaruh yang signifikan juga didasarkan pada α 5. Atau melihat nilai t hitung harus lebih besar dari t table sebaliknya jika t hitung dari t tabel maka pengaruh yang terjadi Universitas Sumatera Utara tidak signifikan. Sedangkan untuk kelayakan model dapat dilihat pada tabel koefisien determinasi. Berikut ini adalah penjabaran untuk uji hipotesis:

5.1.6.1 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar variabel kinerja SKPD mempengaruhi pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah dapat dilihat dari nilai tabel test of goodness of fit R square di bawah ini: Tabel 5.14. Test Of Goodness Of Fit R Square Model Summary Model b R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .575ª .330 .320 2.60618 a. Predictors: Constant, PAD, PSAKD, PKD b. Dependent Variable: Kinerja c. Untuk mengetahui tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.15. Tipe hubungan antar variabel Nilai Interpretasi 0.0 - 0.19 Sangat tidak erat 0.2 – 0.39 Tidak erat 0.4 – 0.59 Cukup erat 0.6 – 0.79 Erat 0.8 -0.99 Sangat erat Sumber: Situmorang dkk 2010 Koefisien R pada tabel di atas sebesar 57,5 yang berarti hubungan antara variabel dependen dan independen cukup erat yang artinya kinerja SKPD dapat Universitas Sumatera Utara dijelaskan oleh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah. Sedangkan nilai R square sebesar 33 yang artinya kinerja SKPD dapat dijelaskan oleh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah sebesar 33 sedangkan sisanya 77 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

5.1.6.2. Uji F simultan

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara menyeluruh terhadap variabel terika t dilakukan dengan mengunakan uji F. Uji ini menggunakan α 5 . Dengan ketentuan, jika F-hitung dari F-tabel maka hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dapat dinilai berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukan oleh tabel koefisien pada kolom si gnifikansi, yang menunjukan nilai α 5 . Berikut ini adalah hasil dari uji F simultan: Tabel 5.16. Uji F simultan Anovab Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual 686.935 1399.188 3 206 229.978 6.792 33.859 .000 a Total 2089.124 209 a. Predictor; Constant, PAD, PSAKD, PKD b. Dependent Variable: KINERJA Berdasarkan tabel di atas nilai F hitung sebesar 33.859 sedangkan nilai F tabel adalah 2.648 maka F hitung F-tabel yaitu 33.859 2.648. dan juga nilai signifikansi 0.05 yaitu 0.000 0.05 yang artinya pemahaman sistem akuntansi keuangan Universitas Sumatera Utara daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD.

5.1.6.3. Uji t Parsial

Untuk mengetahui tingkat pengaruh secara parsial dapat dilakukan dengan menggunakan uji t yang didasarkan pada nilai signifikansi masing-masing variabel. Jika nilai t hitung dari t tabel maka hipotesis dinyatakan berpengaruh. Sebaliknya jika t hitung t tabel hipotesis dinyatakan tidak berpengaruh. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya jika nilai signifikansinya 0.05 maka hipotesis dinyatakan berpengaruh sedangkan jika nilai signifikansinya 0.05 maka hipotesis dinyatakan tidak berpengaruh. Berikut ini adalah hasil dari uji t parsial: Tabel 5.17. Uji t parsial Coefficients Model a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant PSAKD PKD PAD 9.127 .140 .131 .266 1.229 .070 .076 .060 .185 .170 .313 7.423 2.011 1.733 4.452 .000 .046 .085 .000 a. Dependent Variable: KINERJA Dari data diatas, nilai t hitung masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. PSAKD pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah : t hitung = 2.011 t tabel = 1.971 dan tingkat signifikansi 0.046 0,05 yang berarti bahwa variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja SKPD. Universitas Sumatera Utara b. PKD penatausahaan keuangan daerah : t hitung = 1.733 t tabel = 1.971 dan tingkat signifikansi 0.085 0,05 yang berarti bahwa variabel penatausahaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja SKPD. c. PAD pengelolaan barang milik daerah : t hitung = 4.452 t tabel = 1.971 dan tingkat signifikansi 0.000 0,05 yang berarti bahwa variabel pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja SKPD.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari uji F yang menyatakan bahwa pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja SKPD. Hal ini konsisten dengan penelitian Tuasikal 2007 yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tuasikal 2007 secara simultan variabel tersebut berpengaruh sebesar 11 pada taraf signifikansi 5 hal ini menunjukkan bahwa 89 kinerja SKPD dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti oleh penelitian tersebut dan secara statistik pengaruh tersebut sangat lemah. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan diketahui bahwa secara simultan variabel yang mempengaruhi kinerja SKPD berdasarkan hasil uji koefisen determinasi pada tabel 5.14 menunjukkan angka sebesar sebesar 33 sedangkan sisanya 77 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti di Universitas Sumatera Utara penelitian ini. Secara statistik hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kinerja SKPD tidak lemah, artinya bila pengelolaan keuangan daerah dikelola sesuai mekanisme yang berlaku dan didukung oleh peningkatan pemahaman tentang akuntansi keuangan daerah maka dapat mendorong kinerja masing-masing satuan kerja pemerintah daerah. Perbedaan hasil penelitian secara hasil statistik ini terjadi dimungkinkan karena lokasi penelitian yang dilakukan adalah berbeda. Hasil hipotesis untuk variabel pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah adalah pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja SKPD. Berdasarkan nilai koefisien determinasi 57.5 maka hal ini menandakan bahwa pengaruh kinerja SKPD terhadap pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah cukup erat. Dalam hal ini pejabat pada instansi pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sudah cukup mampu memahami sistem akuntansi keuangan daerah. Hal ini menandakan bahwa jika pemahaman eksekutif tentang sistem akuntansi keuangan daerah ditingkatkan maka dapat mendorong kinerja SKPD. Pengaruh yang cukup erat ini disebabkan oleh masih belum maksimalnya pengetahuan tentang sistem akuntansi keuangan daerah. Umumnya responden masih sedikit kesulitan untuk mengikuti sistem akuntansi keuangan daerah yang baru. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya kualitas sumber daya manusia, motivasi pegawai, dan faktor lain yang turut berpengaruh seperti teknologi informasi dan budaya. Hal ini sejalan dengan pandangan Zimmerman 2000 yang menyatakan bahwa pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pelayanan publik, pemerintah daerah harus memiliki pemahaman yang memadai dibidang keuangan daerah. Universitas Sumatera Utara Tuasikal 2007 yang juga melakukan penelitian tentang pengaruh pemahaman system terhadap kinerja SKPD pada Kab. Maluku Tengah di Propinsi Maluku menunjukkan bahwa secara parsial pemahaman sistem akuntansi berpengaruh terhadap kinerja satuan kerja Pemerintah Daerah. Syahrida 2009 yang juga melakukan penelitian tentang pengaruh pemahaman system terhadap kinerja SKPD pada pemerintah provinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa secara parsial pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. Hasil hipotesis untuk variabel penatausahaan keuangan daerah yaitu penatausahaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja SKPD hal ini tidak konsisten dengan penelitian Tuasikal 2007 yang menyatakan bahwa penatausahaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan Ririn dan Mardiasmo 2004 menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajer instansi pemerintah dan Haykal 2007 berpendapat bahwa perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD, tetapi konsisten dengan penelitian yang dilakukan Syahrida 2009 yang mengatakan bahwa penatausahaan keuangan daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja SKPD. Hal ini terjadi karena pengelolaan keuangan unit satuan kerja pemerintah daerah cenderung bergeser dari rencana anggaran satuan kerja RASK yang telah disusun, hal ini berdasarkan hasil wawancara pada saat melakukan penyebaran kuesioner dan juga tercermin dari hasil statistik deskriptif tentang penatausahaan Universitas Sumatera Utara keuangan daerah yang masih belum maksimal. Halim 2001 menyatakan bahwa dalam konteks pemerintahan sudah seyogianya pemerintah pusat dan daerah segera memperbaiki sistem pengelolaan keuangan daerah termasuk sistem akuntansi keuangan daerah yang mencakup sistem pelaporan perhitungan anggaran guna terciptanya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Hasil hipotesis untuk variabel pengelolaan barang milik daerah yaitu pengelolaan barang milik daerah berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja SKPD artinya apabila pengelolaan barang milik daerah sudah diterapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah maka akan menaikkan kinerja SKPD. Baik atau buruknya pengelolaan barang milik daerah tergantung kepada sumberdaya manusianya. Ishak 2002, mengatakan bahwa sumberdaya manusia adalah pemegang kunci dari semua aktivitas. Banyaknya modal yang berhasil dikumpulkan, akan hilang tanpa makna jika sumberdaya mausia sebagai pengelolanya tidak memiliki kapasitas yang tepat untuk mengurus modal tersebut. Dalam konteks pengelolaan aset daerah, banyak tugas yang diemban oleh sumberdaya manusia pemerintah daerah. Diawali dari pengajuan pengadaan aset hingga pada polametode pemeliharaan aset yang bersangkutan. Pola pemeliharaan aset tersebut, tidak hanya mencakup unsur pengawasan saja tetapi juga mencakup aspek optimalisasi pemanfaatannya untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. Hal penting lainnya adalah perlunya pihak di jajaran pemerintah daerah Universitas Sumatera Utara memiliki suatu pandangan terhadap pengelolaan keuanganaset yang dimilikinya, yaitu bahwa aset tersebut merupakan mitra kerja yang sangat berpengaruh terhadap kinerja secara keseluruhan dan anggaran sebagai kenderaan menuju pencapaian visimisi organisasi. Menurut Dewi 2008 kinerja yang dicapai selama ini dalam pengelolaan barangaset milik daerah hanya sampai tolok ukur output atau hasil, sedangkan pada tolok ukur dampak dan manfaat atau outcome sejauh ini belum dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

3 97 90

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Belanja Langsung Daerah Di Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara

0 39 94

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 2 15

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

0 5 16

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Pada Dinas Penda

0 0 13

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Pada Di

1 1 14

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

5 19 73

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN ASET TETAP DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA.

3 9 73

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TENGGARA

0 0 13