Penatausahaan atas penerimaan dilaksanakan dengan menggunakan buku kas, buku pembantu per rincian obyek penerimaan dan buku rekapitulasi penerimaan
harian. Sedangkan bukti penerimaan danatau bukti pembayaran yang diperlukan untuk penatausahaan anggaran adalah:
1. Surat ketetapan pajak daerah SKP-Daerah; 2. Surat ketetapan retribusi SKR;
3. Surat tanda setoran STS; 4. Surat tanda bukti setoran; dan
5. Bukti penerimaan lainnya yang sah. D. Penatausahaan Pengeluaran
Arti dari pengeluaran daerah seperti dimaksudkan dalam peraturan perundang-undangan terkait adalah semua arus uang yang keluar dari kas daerah.
Hal-hal yang berhubungan dengan penatausahaan pengeluaran adalah: penyediaan dana, permintaan pembayaran, perintah membayar, pencairan dan
pertanggungjawaban penggunaan dana.
2.1.4. Pengelolaan Barang Milik Daerah
Yang dimaksud dengan assetbarang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan
satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan
Universitas Sumatera Utara
dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. Barang milik daerah sebagaimana dimaksud diatas terdiri dari :
a Barang yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang
penggunaannyapemakaiannya berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPDInstansilembaga Pemerintah Daerah lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; b
Barang yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya yang status barangnya dipisahkan. Barang milik daerah yang
dipisahkan adalah barang daerah yang pengelolaannya berada pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya yang
anggarannya dibebankan pada anggaran Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya.
Pengelolaan manajemen asset daerah meliputi beberapa tahap, yaitu : perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian termasuk
penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan. Setiap tahap, mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan asset daerah harus diketahui dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui DPRD. Oleh karena itu, asset daerah yang pada dasarnya merupakan bagian dari asset negara harus dikelola secara
optimal dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas.
Universitas Sumatera Utara
Secara sederhana pengelolaan kekayaan asset daerah meliputi tiga fungsi utama, yaitu :
1. Adanya perencanaan yang tepat
2. Pelaksanaanpemanfaatan secara efisien dan efektif dan
3. Pengawasan monitoring
Pada dasarnya, kekayaan daerah dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1 Kekayaan yang sudah ada eksis sejak adanya daerah tersebut. kekayaan jenis
meliputi seluruh kekayaan alam dan geografis kewilayahan. 2
Kekayaan yang telah dan akan dimiliki baik yang berasal dari pembelian maupun yang akan dibangun sendiri. Kekayaan jenis berasal dari aktivitas pemerintah
daerah yang di danai dari APBD serta kegiatan perekonomian daerah lainnya. Aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang dimiliki oleh
daerah. Potensi ekonomi bermakna adanya manfaat finansial dan ekonomi yang bisa diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa menunjang peran dan fungsi
pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat. Pemahaman akan aset bisa berbeda antara ilmu perencanaan, manajemen keuangan,
dan akuntansi. Pengelolaan aset daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian ditindak
lanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Review Peneliti Terdahulu Theoretical Mapping