Analisa Data ANALISA DATA

BAB V ANALISA DATA

5.1. Analisa Data

Sebagaimana telah penulis jelaskan pada bab terdahulu bahwa dalam penulisan skripsi ini metode yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif, tujuannya adalah untuk menggambarkan tentang gejala yang diteliti pada lokasi penelitian. Data yang penulis sajikan mengenai pemberdayaan perempuan pesisir pantai dalam pembangunan masyarakat pesisir pantai pada Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Data tersebut akan penulis analisa dan diinterpretasikan secara deskriptif kualitatif. Sebelum saya membahas mengenai pemberdayaan perempuan pesisir pantai di dalam pembangunan sudah terlaksana dengan baik dilihat dari beberapa indikator yakni hambatan eksternal adalah adat dan budaya, hambatan internal adalah kesiapan, kesediaan, kemauan, konsistensi, dan hambatan pemerintah. Berdasarkan pada tabel 5 dapat diketahui bahwa yang menjawab pemeliharaan nilai-nilai budaya di Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai masih dipertahankan ada sebanyak 8 orang 40 responden sampai sekarang dalam upaya untuk mempertahankan dan mengutamakan kepentingan masyarakat adat dengan prinsip dalam penggalian potensi daerah atas kekuasaan dan kekayaan lokal. Harapannya dapat membebaskan mereka dari belenggu keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan. Demikian pula kaitannya dengan peranan perempuan desa pantai atau Universitas Sumatera Utara pesisir dalam mengembangkan sumber daya sebagai wahana pembinaan dan pengembangan masyarakat nelayan termasuk perempuan di daerah perdesaan. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa yang menjawab profil budaya masyarakat adat berkaitan erat dengan peranan tokoh adat ada sebanyak 9 orang 45 responden. Profil budaya masyarakat hukum adat di Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai berkaitan erat dengan peranan tokoh adat, khususnya dalam penanganan masalah sosial budaya sebagai kerangka dasar pola pembangunan, baik dalam rangka pelestarian hukum adat dan budaya, maupun sebagai sumber motivasi dalam kegiatan pembangunan sosial ekonomi masyarakat yang berwawasan budaya. Namun demikian dalam realitas perkembangannya sehubungan dengan awal bergulirnya pelaksanaan otonomi daerah, eksistensi budaya setempat sebagian belum dijadikan dasar pertimbangan dalam segala kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengambilan keputusan program pembangunan daerah. Kenyataan ini dimungkinkan karena rendahnya efektivitas sosialisasi pewarisan nilai budaya, penyimpangan kreasi dan disinterpretasi pemaknaan terhadap hukum adat setempat. Akibatnya masyarakat kehilangan pedoman dalam mengenal idealisme budayanya sendiri. Perubahan- perubahan makna kebudayaan asli pada umum sebagai akibat dari proses adopsi kebudayaan luar secara besar-besaran tanpa filter yang adaptif. Dalam kondisi kehidupan sosial budaya demikian, maka sumber daya budaya masyarakat yang berhubungan dengan upaya penggalian potensi daerah belum dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber motivasi dalam upaya menggali potensi sosial ekonomi daerah. Kekhawatiran yang timbul sekarang adalah realitas ragam Universitas Sumatera Utara persepsi masyarakat terhadap nilai dan fungsi adat budaya desa tersebut, khususnya yang berhubungan dengan sikap perilaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sosialisasi dan pewarisan nilai-nilai budaya yang semakin jauh. Hal ini dapat menimbulkan benturan budaya dan kesenjangan visi tentang makna dan fungsi budaya, sehingga rencana strategis renstra pembangunan daerah yang berwawasan budaya menjadi relatif terhambat. Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa tokoh-tokoh adat menunjukkan adanya peluang untuk melakukan perubahan dan penyesuaian institusi tradisional dengan institusi-institusi modren yang lebih menjanjikan kecepatan dalam upayapemberdayaan perempuan, maka yang menjawab menunjukkan ada sebanyak 9 orang 45 responden. Masyarakat yang selama ini masih menghormati dan patuh terhadap nasehat atau anjuran para tokoh adat tersebut tetap terbelenggu dalam lingkaran tradisi lokal yang berlaku. Sikap tradisional inilah yang dapat menghambat proses perubahan, yakni suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi dari masa lampau, serta anggapan bahwa tradisi tersebut secara mutlak tidak dapat dirubah akan menjadi lebih parah apabila golongan konservatif berkuasa dalam masyarakat yang bersangkutan. Salah satu nilai yang masih dianut dengan patuh oleh masyarakat adalah pandangan bahwa kau perempuan tidak boleh lebih maju daripada kaum pria. Seorang wanita tidak harus mengecap pendidikan tinggi, cukup hanya mampu baca tulis atau menguasai kemampuan dasar saja. Pandangan ini menyebabkan banyak remajan putri yang tidak melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi. Selain karena Universitas Sumatera Utara ketiadaan biaya juga konsep pola pikir yang sudah ditanamkan sejak zaman nenek moyang bahwa wanita hanya bertugas menjaga rumah, suami dan anak-anak. Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa masyarakat lokal lebih condong tunduk kepada institusi lokal yang mengandung norma-norma hukum adat setempat sebagai pedoman pergaulan dan kehidupan masyarakat yang lebih baik maka yang menjawab sangat tunduk ada sebanyak 9 orang 45 responden. Budaya masyarakat nelayan yang unik atau campur dari berbagai jenis budaya – lokal dan asing yang memberi watakkarakter sehingga dapat dikembangkan sebagai potensi pantai. Dalam penataan ruang pesisir harus memperhatikan budaya masyarakat setempat serta dapat meningkatkan kondisi masyarakat berdasarkan aspirasi yang ada, sehingga dapat sejahtera, adil dan berkelanjutan. Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa upaya pemberdayaan terhadap nilai-nilai tradisional yang secara internal terpelihara dengan segala atribut budayanya yang menjawab dapat dilakukan dengan optimal ada sebanyak 8 orang 40 responden. Dalam kaitan ini, pengembangan masyarakat pantai merupakan bagian integral dari pengelolaan sumber pesisir dan laut bagi kemakmuran masyarakatnya, sehingga perlu digunakan suatu pendekatan dimana masyarakat sebagai obyek sekaligus sebagai subyek pembangunan. Sementara, ketertinggalan dalam strategi pengembangan masyarakat pantai, tidak hanya dilihat sebagai masalah sosial dan budaya sehingga perlu perubahan ekstrem dalam sistem sosial atau nilai-nilai budaya, melainkan lebih sebagai masalah integral. Oleh karena itu, penyelesaiannya perlu dilakukan melalui strategi yang komprehensif dengan Universitas Sumatera Utara menempatkan sistem sosial-ekonomi dan nilai budaya yang sudah melekat didalam masyarakat sebagai faktor pendorong perubahan. Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa cara beradaptasi dan mengikutsertakan para tokoh adat ke dalam derap langkah kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan pemberdayaan perempuan merupakan cara yang tepat untuk mempermudah penyaluran partisipasi masyarakat, maka yang menjawab sangat tepat ada sebanyak 10 orang 50 responden. Partisipasi lokal memberikan peluang efektif dalam kegiatan pembangunan, hal ini berarti memberi wewenang atau kekuasaan pada masyarakat sebagai pemeran sosial dan bukan subjek pasif untuk mengelola sumberdaya membuat keputusan dan kontrol pada kegiatan- kegiatan yang mempengaruhi kehidupan sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa konsep pemberdayaan hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan tertentu dari segolongan orang, untuk yang menjawab kurang benar ada sebanyak 9 orang 45 responden. Memberdayakan perempuan selain harus empatif dan kontekstual juga harus dilakukan secara komprehensif. Pembangunan dan upaya pemberdayaan perempuan di lingkungan mana pun harus diakui memang tidak akan pernah bisa diselesaikan melalui satu resep tunggal. Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan, memang tidak mungkin jika kita hanya mengandalkan pada satu usaha seperti hanya mengandalkan pada efektivitas stimulan modal usaha atau mendorong terjadinya diversifikasi usaha di lingkungan komunitas nelayan. Sebagai sebuah komunitas pantai, yang namanya nelayan bagaimana pun bukanlah kelompok yang homogen, yang selalu serba harmonis sebagaimana dimitoskan orang tentang kehidupan Universitas Sumatera Utara masyarakat desa yang tradisional. Sekalipun mereka sebagian besar termasuk miskin, tetapi di sana juga tak terhindarkan terjadinya stratifikasi sosial, bahkan potensi pergesekan yang cukup kuat akibat makin menipisnya sumber daya laut yang bisa dieksplorasi dan perbedaan pemilikan aset produksi. Antara nelayan modern dan nelayan tradisional atau antara buruh nelayan dengan juragan kapal, misalnya jelas mereka memiliki perbedaan kepentingan yang sifatnya diametral – meski mungkin selama ini tertutup- tutupi. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang miskin, mau tidak mau, menuntut dilakukan perubahan yang sifatnya struktural, dan dalam konteks ini bisa dipastikan akan ada kelompok kelas menengah desa pesisir lain yang merasa terganggu karena harus kehilangan sebagian hak istimewanya. Sebagai bagian dari proses pemberdayaan masyarakat pesisir khususnya lembaga ekonomi nelayan sebaiknya perlu dikreasi peningkatan kepedulian seluruh anggota masyarakat dengan mengemukakan pentingnya peran mereka, terutama pada mereka yang kemungkinan memegang peran kunci dalam aspek pengelolaan, mobilisasi, dan pengambilan keputusan. Hal ini bermanfaat untuk mengenali secara dini kemungkinan peran dan tanggung jawab setiap anggota masyarakat sehingga muatan partisipasi secara bertahap dibangun. Pembentukan team work yang terdiri dari berbagai latar belakang disipilin ilmu sangat diperlukan pada tahap awal pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat. Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa kaum perempuan merupakan potensi pembangunan masyarakat nelayan yang bisa dieksplorasi untuk mengatasi kemiskinan dan kesulitan ekonomi lainnya yang menjawab sangat berpotensi ada Universitas Sumatera Utara sebanyak 12 orang 60 responden. Keterlibatan kaum perempuan dalam pembangunan sebenarnya sudah sejak lama dimulai. Realitasnya tidak dapat dipungkiri bahwa peran kaum perempuan dalam pembangunan sedemikian besarnya, ikut serta menentukan arah dan keberhasiIan pembangunan nasional. Pemberdayaan kaum perempuan sebagai suatu proses kesadaran dan pembentukan kapasitas capacity building terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan dalam pembuatan keputusan dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan kaum laki-laki. Kaum perempuan sudah membuktikan bahwa dirinya berperan aktif dalam segala aspek pembangunan nasional dan layak mendapat pujian serta mampu memberikan warna positif pada setiap sisi kehidupan kaum perempuan . Sebab itu kita kaum perempuan harus mampu menjawab tantangan-tantangan itu dengan penuh kreatif dan produktif Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa kesiapan perempuan dalam menghadapi tantangan pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sudah benar-benar siap yang menjawab siap ada sebanyak 9 orang 45 responden. Saat ini fenomena perempuan bekerja bukan lagi barang aneh dan bahkan dapat dikatakan sudah merupakan tuntutan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam dunia kerja, yang dapat menaikkan harkat perempuan, yang sebelumnya selalu dianggap hanya sebagai pengurus anak, suami dan rumah tangga semata-mata. Bahkan sebelumnya banyak gagasan dan strereotip tentang perempuan sebagai omongan yang acuh tak acuh pada lingkungan, bodoh dan kurang memiliki kemampuan yang akhirnya merendahkan martabat perempuan. Universitas Sumatera Utara Pendapat seperti ini biasanya juga tidak berasas dari belenggu nilai-nilai tradisional yang menjadi tekanan sosial yang mengakar dari pendapat kuno para bangsawan, bahwa perempuan harus selalu ingat akan memasak, bersolek dan melahirkan anak sebagai tugas utamanya. Sekarang perempuan dituntut aktif secara ekonomi, meskipun disisi lain ada juga tuntutan agar perempuan yang berkeluarga dapat menghasilkan uang tanpa mengganggu fungsinya sebagai istri dan ibu rumah tangga. Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa perempuan harus memiliki kesediaan dalam hal mempersiapkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk lebih aktif dalam memberdayakan perempuan yang menjawab bersedia ada sebanyak 11 orang 55 responden. Perempuan mempunyai peranan pada sektor domestik dan publik. Akses perempuan untuk bekerja di luar rumah dan kontrol perempuan terhadap pendapatan keluarga menjadi kuat. Kendala yang dihadapi rendahnya akses perempuan terhadap sumber daya modal, transportasi dan informasi. Misalnya di bidang perikanan, perempuan hanya melakukan jenis pekerjaan yang ringan, sedangkan pekerjaan yang tergolong berat lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki. Hal ini sejalan dengan pendapat beberapa kalangan yang mengatakan bahwa pada umumnya aktivitas laki-laki cenderung lebih banyak memerlukan kekuatan fisik, lebih tinggi tingkat resiko dan bahayanya, lebih sering pergi dari rumah, lebih banyak kerjasama ke-lompok, latihan teknis yang lebih panjang dan tingkat keterampilan yang lebih tinggi. Sebaliknya secara konsisten, aktivitas perempuan menyangkut hal-hal yang kurang berbahaya, cenderung bersifat repetitif, tidak memerlukan konsentrasi tinggi dan memerlukan Universitas Sumatera Utara sedikit latihan dan keterampilan. Masalah perempuan dalam masyarakat yang sedang berkembang adalah sampai seberapa jauh masyarakat mampu memperkecil perbedaan dalam memperoleh imbalan, nafkah antara pekerjaan laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa dalam meningkatkan sumber daya perempuan harus mempunyai kemampuan dan kemauan untuk lebih mandiri dalam pencapaian penurunan angka kemiskinan masyarakat yang menjawab sangat mampu ada sebanyak 15 orang 75 responden. Untuk meningkatkan peranan perempuan bekerja tersebut, baik secara formal maupun informal, agar perempuan lebih independent dalam berfikir dan berbuat. Perempuan lebih kritis atas segala peristiwa dan perubahan sosial dalam masyarakat. Perempuan lebih memperhatikan kesejahteraan keluarga dan menghargai pendidikan. Lebih kreatif, dinamis dan berani mengambil keputusan. motivasi perempuan Desa Kuala Lama untuk mengembangkan potensi dirinya cukup besar dengan ditandai dengan sangat antusiasnya mereka dalam kegiatan-kegiatan organisasi perempuan serta kegiatan pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah. Upaya mereka bekerja sangat besar sebagai potensi diri yang perlu dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai cara untuk meningkatkan keberdayaan perempuan desa. Hal ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian desa yang bersangkutan dan menggeser prinsip-prinsip hidup yang kurang relevan serta perilaku ynag introvert menjadi perilaku yang ekstrovert. Hal yang melandasi strategi pemberdayaan adalah, bahwa pembangunan akan berhasil secara optimal bila diarahkan langsung targeted pada akar masalah yang dihadapi masyarakat Universitas Sumatera Utara yaitu proses membangun kapasitas atau kemam puan rakyat dalam mengatasi persoalanpersoalan kehidupan. Persoalan dasar yang dihadapi masyarakat adalah bagaimana mereka membangun perekonomian secara baik, agar mereka bisa hidup secara layak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya. Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa masyarakat konsisten dalam mewujudkan kesetaraan gender melalui pengembangan di berbagai kegiatan terpadu bagi peningkatan kualitas hidup perempuan sebagai wujud dalam pembangunan masyarakat pesisir pantai yang menjawab kurang konsisten ada sebanyak 10 orang 50 responden. Perempuan Desa Kuala Lama semangatnya tinggi untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Segala macam upaya ditempuh terutama di bidang usaha yang mereka kerjakan hanya dengan mengandalkan tenaga. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah seperti pemberian modal baik secara tetap dan bergulir belum mampu memberikan perubahan terhadap perempuan sebaliknya hanya akan membuat ketergantungan pada pemerintah semakin besar. Penguasa setempat masih belum menunjukkan partisipasi yang sungguh-sungguh terhadap kegiatan industri perempuan desa. Belum ada program terpadu dengan instansi terkait secara nyata dengan jadwal yang teratur dan berkesinambungan. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas tersebut maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut : Mengingat bahwa kesempatan bagi perempuan untuk meraih kesempatan kerja yang lebih baik terbatas dengan statusnya sebagai ibu rumah tangga, maka Pemerintah Daerah dapat mengembangkan kegiatan industri rumah tangga. Meningkatkan sumberdaya manusia dengan keterampilan perempuan sangat penting sebagai kelengkapan Universitas Sumatera Utara pendidikan formalnya, agar perempuan selalu mampu mandiri dan menolong diri sendiri. Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa pemerintah daerah berupaya melindungi rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan ketidakadilan yang menjawab melindungi ada sebanyak 8 orang 40 responden. Salah satu upaya untuk meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan wilayah pesisir dan laut adalah dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu demi melindungi sumbar daya alam. Misalnya P emberdayaan masyarakat melalui pengetahuan dan keahlian pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini berupa serangkaian pelatihan bagi tokoh masyarakat dari berbagai sektor yang bertujuan membangun pemahaman dan ketrampilan mengenai pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya memfasilitasi pelatihan tentang praktek-praktek penangkapan ikan secara ramah lingkungan sesuai standar. Serta penguatan kelompok nelayan ikan melalui pendirian kelompok dan memfasilitasi pelatihan bisnis bagi anggotanya. Anggota kelompok ini adalah mereka yang telah mendapat sertifikasi sebagai nelayan ramah lingkungan. Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa pemerintah berupaya untuk memberdayakan perempuan di sektor ekonomi yang menjawab kurang berupaya ada sebanyak 12 orang 60 responden. Peran pemerintah menjadi sangat penting keberadaannya dalam peningkatan pemberdayaan perermpuan di segala aspek kehidupan. Peran pemerintah kabupaten dalam pemberdayaan perempuan dapat dilihat melalui upaya-upaya yang dilakukan pemerintah kemudian program- program yang di buat untuk perempuan serta pendistribusian anggaran yang disediakan oleh pemerintah kabupaten untuk pemberdayaan perempuan. Melihat Universitas Sumatera Utara melalui semua hal di atas peneliti menyimpulkan bahwa peran pemerintah dalam pemberdayaan perempuan masih sangat kecil bahkan konsistensi pemerintah terus berubah-ubah dari wakti ke waktu. Peneliti menyimpulkan bahwa pendistribusian anggaran yang masih sangat minim menjadi factor yang sangat penting untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan. Pendistribusian anggaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan akan mendorong perkembangan pemberdayaan perempuan lebih mudah dicapai.

5.2. Pemberdayaan Perempuan Pesisir Pantai Dalam Pembangunan Pada