Peran Produktif Peran Reproduktif

persepsi bahwa wanita dilahirkan untuk melakukan pekerjaan yang jauh lebih terbatas jumlahnya dengan status pekerjaan rendah dengan imbalan yang rendah pula.

1.5.3. Peran Produktif

Marhaeni 2008 mengatakan bahwa definisi tentang kerja atau peran produktif penuh dengan kompleksitas. Kadang kala produktif secara panjang lebar didefinisikan sebagai tugas atau aktifitas yang menghasilkan income penghasilan, oleh karena itu mempunyai nilai tukar, aktual, atau potensial. Dapat disederhanakan bahwa peran produktif adalah peran–peran yang jika dijalankan akan mendapatkan uang atau upah langsung atau dalam bentuk upah–upah yang lain. Misalnya, sebagai guru, pedagang, usaha salon di rumah, usaha menjahit, usaha kelontong, membuka warung, dan sebagainya. Pekerjaan rumah tangga tidak dinilai sebagai pekerjaan karena alasan ekonomi semata dan akibatnya pelakunya tidak dinilai bekerja. Permasalahan yang muncul kemudian adalah pekerjaan rumah tangga sebagai bagian dari pekerjaan non produksi tidak menghasilkan uang, sedangkan pekerjaan produksi publik berhubungan dengan uang. Uang berarti kekuasaan, berarti akses yang besar ke sumbersumber produksi, berarti status yang tinggi dalam masyarakat Yusuf, 2007. Dalam perkembangan budaya, konsep tersebut di atas berakar kuat dalam adat istiadat yang kadang kala membelenggu perkembangan seseorang. Pantang keluar rumah, seorang anak perempuan harus mengalah untuk tidak melanjutkan sekolah, harus menerima upah yang lebih rendah, harus bekerja keras sambil menggendong anak, hanya karena dia wanita Sukesi, 1991. Universitas Sumatera Utara

1.5.6. Peran Reproduktif

Selama ini peran reproduktif dikonstruksikan secara sosial dan budaya sebagai tugas dan tanggung jawab perempuan. Dimana pun berada dan dalam peran apapun, tugas dan tanggung jawab itu tidak boleh ditinggalkan, sehingga tidak jarang perempuan merasa bersalah jika harus keluar meninggalkan pekerjaan rumah. Di banyak negara dunia ketiga pelabelan laki–laki sebagai pencari nafkah utama dan perempuan sebagai pekerja reproduktif sangat dominan. Pandangan itu tidak berubah meskipun beberapa kasus perempuan sebagai pencari nafkah utama dan suami mereka pengangguran Astuti,2005. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran reproduktif adalah peran–peran yang tidak menghasilkan uang dan biasanya dilakukan di dalam rumah. Misalnya, pengasuhan, pemeliharaan anak, menjamin seluruh anggota keluarga sehat, menyapu rumah, mencuci pakaian, memasak, bersosialisasi dengan anggota keluarga, dan sebagainya Marhaeni,2008:74.

1.5.7. Peran Kemasyarakatan