1. Faktor Gizi Internal Faktor gizi internal adalah faktor-faktor yang menjadi dasar pemenuhan
tingkat kebutuhan gizi seseorang, yaitu nilai cerna makanan, status kesehatan, status fisiologis, kegiatan, umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh. Secara langsung status
gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Kedua penyebab langsung ini sangat terkait dengan pola asuh anak yang diberikan
oleh ibupengasuh nya. Dan penyebab tidak langsung adalah ketahanan pangan di keluarga, Pola pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.
Ketiga faktor ini saling terkait dengan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga Dinkes Sumatera Utara, 2010
2. Faktor Gizi Eksternal Faktor gizi eksternal adalah faktor-faktor yang berpengaruh diluar diri
seseorang, yaitu daya beli keluarga, latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi, jumlah anggota keluarga dan kebersihan lingkungan.
2.5. Pola Makan dan Status Gizi
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang akan
digunakan secara efesien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal
Roesli, 2005. Hal ini sesuai dengan penelitian Munawaroh 2006 di Kabupaten Pekalongan yang menyatakan bahwa Balita dengan pola makan yang tidak baik
mempunyai resiko untuk mengalami status gizi kurang 8,1 kali lebih besar dari pada balita dengan pola makan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Manalu 2008 penelitian di Desa Palip Kecamatan Silima Pungga- pungga Kabupaten Dairi. pada pengelompokan anak menurut pola makan diketahui
bahwa anak yang memiliki pola makan yang baik maka status gizi nya baik sebanyak 86, dan anak yang memiliki pola makan tidak baik tetapi ststus gizi nya baik
sebanyak 13,6, sedangkan anak yang memiliki pola pola makan baik tetapi status gizi nya tidak baik ada sebanyak 42,1 dan anak yang memiliki pola makan tidak
baik dan status gizinya juga tidak baik ada sebesar 57,9. Analisa statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola makan dengan status gizi
anak p0,05. Berdasarkan hasil penelitian Mahlia Y 2009 di Kecamatan Pangkalan Susu
Langkat terlihat bahwa pola asuh makan menurut waktu pertama kali pemberian MP- ASI ternyata pertumbuhan bayi yang tergolong tidak normal lebih banyak pada bayi
yang di beri MP-ASI kurang dari 6 bulan 85,5. Dari hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara waktu pertama kali pemberian MP-ASI
terhadap pertumbuhan bayi.
2.6. Landasan Teori
Menurut WHO, terjadinya kekurangan gizi dalam hal ini gizi kurang dan gizi buruk lebih di pengaruhi oleh beberapa faktor yakni, penyakit infeksi dan asupan
makanan yang secara langsung berpengaruh terhadap kejadian kekurangan gizi, pola asuh serta pengetahuan ibu juga merupakan salah satu faktor yang secara tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap kekurangan gizi.
Universitas Sumatera Utara
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah di perkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara international, yang meliputi beberapa tahapan penyebab
timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung dan tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi
Aksi Pangan dan Gizi nasional Depkes RI, 2000, penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang
kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian pula
anak yang makannya tidak cukup cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataan nya baik makanan maupun penyakit secara
bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi. Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola
asuh, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga
dalam jumlah yang cukup dan baik mutu nya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana
pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Status gizi anak balita dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Unicef 1998, penyebab kurang gizi pada anak balita sebagaimana terlihat pada gambar 2.1.
Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan
Gambar 2.1. Penyebab Kurang Gizi pada Anak Unicef, 1998
Makanan tidak seimbang Infeksi
Tidak cukup Persediaan
pangan Sanitasi dan air
bersihpelayanan kesehatan dasar
tidak memadai
Kurang pendidikan Pengetahuan dan
ketrampilan
Penyebab langsung
Kurang Gizi
Dampak
Pola asuh anak tidak memadai
Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang
pemanfaatan sumberdaya
Krisis Ekonomi, Politik, dan
Penyebab tidak
langsung
Akar masalah
Pokok masalah di
masyarakat
Universitas Sumatera Utara
2.7. Kerangka Konsep