yang bernilai sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan mineral tambahan kesalahan dalam mencatat food record.
2. Statistik vital: Adalah dengan cara menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. 3. Faktor Ekologi: malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
2.4.2. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Antropometri telah lama dikenal sebagai indikator untuk
penilaian status gizi perseorangan maupun masyarakat. Pengukuran antropometri dapat dilakukan oleh siapa saja dengan hanya memerlukan latihan yang sederhana
Depkes, 2000. Selain itu pengukuran antropometri memiliki metode yang tepat, akurat
karena mempunyai ambang batas dan rujukan yang pasti, pengukuran antropometri juga mempunyai prsedur yang sederhana dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar Supariasa, 2002 Indeks yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah berat badan
menurut umur BBU, Tinggi badan menurut umur TBU, berat badan menurut tinggi badan BBTB.
Universitas Sumatera Utara
1. Berat badan menurut umur BBU Berat badan adalah satu parameter yang sangat sensitif terhadap perubahan-
perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan, atau menurunnya makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah
parameter antropometri yang sangat labil, oleh sebab itu indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
2. Tinggi badan menurut umur TBU Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang
relatif lama. Indeks TBU disamping menggambarkan status gizi masa lalu, juga erat kaitannya dengan status sosial ekonomi.
3. Berat badan menurut tinggi badan BBTB Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBTB merupakan indikator yang baik
untuk menilai status gizi saat ini. Indeks BBTB adalah indeks yang independen terhadap umur.
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitifpeka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan
Universitas Sumatera Utara
BBTB, menurut standar WHO bila prevalensi kuruswasting -2SD diatas 10 menunjukkan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan
berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Tabel 2.5 Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks BBU, TBU, BBTB Standar Baku Antropometri Menurut WHO 2005
No Indeks yang dipakai
Status Gizi Keterangan
1 BBU
Berat Badan Normal Berat Badan Kurang
Berat Badan Sangat Kurang Zscore
≥ -2 sampai 1 Zscore -2 sampai -3
Zscore -3 2
TBU Normal
Pendek Sangat Pendek
Zscore ≥ -2 sampai 3
Zscore -2 sampai -3 Zscore -3
3 BBTB
Sangat gemuk Gemuk
Resiko gemuk Normal
Kurus Sangat kurus
Zscore 3 Zscore 2 sampai 3
Zscore 1 sampai 2 Zscore
≥ -2 sampai 1 Zscore -2 sampai -3
Zscore -3 Sumber : Interpretasi Indikator Pertumbuhan Depkes 2008
2.4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Status Gizi Pada Bayi