Pengaruh Jenis Makanan dengan Status Gizi pada Bayi 6-12 Bulan di Kecamatan Medan Amplas

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Jenis Makanan dengan Status Gizi pada Bayi 6-12 Bulan di Kecamatan Medan Amplas

Berdasarkan uji regresi logistik terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis makanan terhadap status gizi bayi dengan nilai p=0.001 0,05. Sesuai penelitian Rahmani 1999 ibu di kelurahan Gunung Sitoli Kabupaten Nias memberikan bubur tepung beras atau bubur formula kepada bayi sebagai MP-ASI, namun masih ditemukan 20,7 anak yang status gizinya tidak baik, hal ini juga disebabkan oleh karena mutu MP-ASI yang diberikan masih kurang memadai. Demikian juga dengan hasil di lapangan keragaman makanan yang diberikan kepada bayi cenderung lebih banyak pada usia 10-12 bulan. Ini berkatian dengan bayi usia 10-12 bulan sudah mengenal rasa makanan dan kemampuan alat cerna makanan bayi dalam mencerna makanan tambahan sudah lebih baik. Makanan tambahan yang baik adalah kaya energi, protein, dan mikronutrien terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C dan folat, bersih dan aman, tidak terlalu pedas atau asin, mudah dimakan oleh anak, disukai anak, harga terjangkau dan mudah disiapkan Depkes RI, 2006. Seperti tertuang dalam Depkes RI 2006, bahwa seorang anak akan tumbuh sehat dan normal dipengaruhi oleh pemberian gizi yang cukup dan seimbang dengan kebutuhan tubuhnya sehingga daya tahan tubuhnya baik serta terhindari dari penyakit. Sebaliknya bila dalam keadaan gizi tidak seimbang pertumbuhan seorang anak akan terganggu dalam waktu singkat Universitas Sumatera Utara terjadi perubahan berat badan sebagai akibat menurunnya nafsu makan, sakit diare dan infeksi saluran pernafasan atau karena kurangnya makanan yang dikonsumsi. Hasil penelitian didapat bahwa jenis atau keragaman MP-ASI yang diberikan kepada bayi masih kurang memadai, hal ini dapat disebabkan kurangnya pengetahuan ibu dalam mengolah keaneka ragaman makanan. Makanan MP-ASI yang diberikan kepada bayi cenderung hasil olahan ibu sendiri. Namun sebagian ibu juga memberikan nasi bubur atau nasi keras dengan memberikan sumber zat gizi lain terutama yang berasal bubur atau makanan pabrikan. Pendapat Krisnatri 2006 menyatakan pengetahuan masyarakat yang rendah tentang jenis dan cara mengolah makanan bayi akan mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada bayi karena asupan gizi yang masuk ke tubuh bayi tidak seimbang dengan kebutuhan bayi, maka menyebabkan pertumbuhannya semakin tidak normal. Ibu-ibu yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan kurang baik tentang pola pemberian makanan pendamping ASI. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu, maka ibu diharapkan menggali sumber pengetahuan dari berbagai sumber informasi melalui media-media dan sarana kesehatan serta aktif mengikuti program posyandu untuk memahami tentang jenis atau bahan makanan yang bergizi tinggi, murah dan mudah diperoleh di sekitar wilayah tempat tinggal serta pengolahan makanan yang baik sehingga nilai gizi makanan tidak hilang. Universitas Sumatera Utara 5.2. Pengaruh Konsumsi Energi Protein terhadap Status Gizi pada Bayi 6-12 Bulan di Kecamatan Medan Amplas Berdasarkan uji regresi logistik terdapat pengaruh yang signifikan konsumsi energi terhadap status gizi bayi dengan nilai p=0.000 0,05. Demikian juga konsumsi protein berpengaruh terhadap status gizi bayi dengan nilai p=0.000 0,05. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Manalu 2008 bahwa pola makan anak di Desa Paliip Kecamatan Silima Pungga-punga Kabupaten Dairi berhubungan status gizi anak. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa hasil pengukuran jumlah energi protein pada bayi cenderung lebih baik pada usia 6-7 bulan karena pada usia itu, bayi masih memperoleh ASI yang kaya akan energi protein dan sumber mineral lainnya. Seperti yang tertuang dalam Kepmenkes RI 2007, dijelaskan bahwa makanan tambahan yang baik adalah makanan yang mengandung sejumlah kalori atau energi karbohidrat, protein, dan lemak, vitamin, mineral, dan serat untuk pertumbuhan dan energi bayi, disukai oleh bayi, mudah disiapkan dan harga yang terjangkau. Makanan haruslah bersih, aman, terhindari dari pencemaran mikroorganisme dan logam, serta tidak kadaluarsa. Mengacu pada teori tersebut, hasil penelitian juga ditemukan lebih banyak bayi dengan kecukupan energi 560 kkalhari kategori sedang 53 dan juga kecukupan protein 12 gramhari kategori sedang menyebabkan status gizi bayi normal. Hal ini disebabkan faktor jumlah anggota keluarga anak lebih banyak dapat menyebabkan kecukupan energi dan protein yang diiperoleh bayi kurang optimal.. Universitas Sumatera Utara Sesuai pendapat Almatsier 2004 bahwa keluarga yang mempunyai jumlah anak banyak akan menimbulkan masalah gizi bagi keluarga jika penghasilan tidak mencukupi kebutuhan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian, jika jumlah anggota keluarga semakin banyak atau lebih banyak dari 2 orang maka pemberian makanan pada bayi akan lebih sedikit.

5.3. Pengaruh Frekuensi Makanan terhadap Status Gizi pada Bayi 6-12

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Umur 6 – 12 Bulan

4 99 143

Pola Pemberian Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var. Awak), Status Gizi Dan Gangguan Saluran Pencernaan Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011

12 113 94

Status Gizi Bayi Ditinjau Dari Pemberian Asi Eksklusif, Pemberian MP-Asi Dan kelengkapan Imunisasi Di Kecamatan Medan Selayang Tahun 2008

1 43 77

Hubungan Pola Asuh Ibu dalam Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi Anak Balita di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

8 95 69

Gambaran Pemberian MP-ASI pada Bayi Usia Kurang dari 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2014

6 39 152

Praktek Pemberian ASI Dan Makanan Pendamping ASI Serta Status Gizi Bayi Usia 6-8 Bulan Pada Ibu Bekerja Dan Tidak Bekerja

0 15 83

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DAN PENYAKIT INFEKSI KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI UMUR 6 12 BULAN

2 23 95

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PRAKTEK PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 SAMPAI 12 BULAN

3 12 89

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pu

0 4 17

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-12 BULAN

0 0 6