Sifat – sifat Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Setelah proses kuring, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan. Pendinginan dilakukan hingga suhu mencapai suhu kamar. Selama proses ini, harus dihindari pendinginan secara tiba – tiba karea selaman pendinginan terdapat perbedaan kontrasi antara gips dan akrilik yang menyebabkan timbulnya stress di dalam polimer. Bila pendinginan dilakukan secara perlahan, maka stress diberi kesempatan keluar akrilik oleh karena plastic deformation. Selanjutnya resin dikeluarkan dari cetakan dengan hati – hati untuk mencegah patahnya gingiva tiruan, kemudian dilakukan pemolesan resin akrilik. Mc Cabe JF, 1985

2.2.4 Sifat – sifat

Beberapa sifat resin akrilik polimerisasi panas antara lain : 1. Kekuatan tensil Tensile strength Kekuatan tensil resin akrilik polimerisasi panas adalah 55 Mpa. Kekuatan tensil yang rendah ini merupakan salah satu kekurangan utama resin akrilik. Polyzois GL, 1996 2.1 Dengan : = kekuatan tensil Mpa F = gaya beban N l = lebar batang uji mm t = tebal batang uji mm 2. Kekuatan impak Impac strength Kekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas adalah 1 cm kgcm. Resin akrilik memiliki kekuatan impak yang relatif rendah dan apabila gingiva tiruan akrilik jatuh ke atas permukaan yang keras kemungkinan besar akan terjadi fraktur. El Sheikh AM, 2006 Kekuatan impak didapat menggunakan sampel dengan ukuran tertentu diletakkan pada alat penguji kekuatan impak dengan lengan pemukul yang dapat diayun. Perhitungan kekuatan impak menggunakan rumus : Universitas Sumatera Utara Kekuatan impak = 2.2 Dengan : E = energi J b = lebar batang uji mm d = tebal batang uji mm 3. Kekerasan Hardness vickers Nilai kekerasan resin akrilik polimerisasi panas adalah 20 VHN atau 15 kgmm 2 . Nilai kekerasan tersebut menunjukkan bahwa resin akrilik relatif lunak dan mengakibatkan resin akrilik cenderung menipis. Penipisan tersebut disebabkan makanan yang abrasif dan terutama pasta gigi pembersih yang abrasif. Kekerasan suatu bahan dinyatakan dengan persamaan : 2.3 Dengan : HV = kekerasan kgmm 2 F = gaya kgf d 1 = panjang diagonal 1 mm d 2 = panjang diagonal 2 mm Norman E, 1999 4. Monomer sisa Meskipun proses kuring akrilik sudah dilakukan secara benar, masih terdapat monomer sisa sebesar 0,2 sampai 0,5 . Hal ini mempengaruhi berat molekul rata – rata resin akrilik. Kuring pada suhu yang terlalu rendah dan dalam waktu singkat akan menghasilkan monomer sisa yang lebih besar. Monomer sisa dapat menyebabkan iritasi jaringan mulut serta menyebabkan sifat – sifat resin akrilik seperti lebih fleksibel dan kekuatannya menurun. Craig RG, 2000 5. Porositas Porosity Porositas terjadi akibat penguapan monomer yang tidak bereaksi serta polimer berberat molekul rendah bila temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Hal ini mengakibatkan timbulnya gelembung permukaan dan di bawah permukaan yang dapat mempengaruhi sifat dan kebersihan gingiva tiruan. Universitas Sumatera Utara Porositas juga dapat berasal dari pengadukan yang tidak tepat antara komponen bubuk dan cairan dan karena tekanan yang tidak cukup saat polimerisasi. Craig RG, 2000 Porositas dinyatakan dalam persen rongga fraksi volume dari suatu rongga yang ada. Besarnya porositas pada suatu material bervariasi mulai dari 0 sampai 90 tergantung dari jenis dan aplikasinya. Porositas suatu bahan dinyatakan dengan persamaan : 2.4 Dengan : P = porositas massa awal sampel setelah dikeringkan di dalam oven g massa setelah direbus dalam air g massa digantung dalam air g massa kawat penggantung sampel g ASTM C 373 6. Absorpsi air Water absorption Resin akrilik menyerap air relatf kecil ketika ditempatkan ditempat pada lingkungan basah, namun air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanis dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,69 mgcm 2 atau sekitar 2 . Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin yang mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Absorpsi air suatu bahan dinyatakan dengan persamaan : 2.5 Dengan : WA = Water Absorption massa setelah direbus dalam air g massa awal sampel setelah dikeringkan di dalam oven g Polat TN, 2003 7. Densitas Density Universitas Sumatera Utara Resin akrilik memiliki massa jenis yaitu sekitar 1,2 gcm 3 . Hal ini disebabkan resin akrilik terdiri dari kumpulan atom – atom ringan, seperti karbon, oksigen dan hidrogen. Polat TN, 2003 Densitas merupakan ukuran kepadatan dari suatu material atau sering didefenisikan sebagai perbandingan antara massa m dengan volume v dalam hubungannya dapat dituliskan sebagai berikut : 2.6 Dengan : densitas gcm 3 massa sampel g v = volume sampel cm 3 MM. Ristic, 1979 8. Kekuatan tekan Compressive strength Kuat tekan suatu material didefenisikan sebagai kemampuan material dalam menahan beban atau gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan failure. Resin ini memiliki sifat strenght yang khas. Compressive strenghtnya adalah 75 Mpa. Secara umum bahan resis ini memiliki strenght yang rendah. Efek yang mempengaruhi kekuatan antara lain : komposisi, teknik pemprosesan, absorsi air. Persamaan untuk pengujian kuat tekan dengan menggunakan Universal Testing Machine adalah sebagai berikut : Τ = 2.7 Dengan : F = beban maksimum N A = luas bidang permukaan mm 2 Norman E, 1999 9. Kekuatan transversal Transverse strength Kekuatan transversal atau flexural adalah beban yang diberikan pada sebuah benda berbentuk batang yang ditumpu pada kedua ujungnya dan beban tesebut diberikan di tengah-tengahnya, selama batang ditekan maka beban akan meningkat secara beraturan dan berenti ketika batang uji patah. Kekuatan transversal ditentukan melalui formula : Universitas Sumatera Utara 2.8 Dengan : W = fracture load l = jarak antara 2 penyokong b = lebar sampel d = ketebalan sampel 10. Stabilitas Warna Stabilitas warna adalah kemampuan suatu bahan mempertahankan warna atau perubahan sedikit warna dari warna asalnya. Lebih sedikit perubahan terjadi pada suatu bahan maka semakin baik pula stabilitas warna bahan tersebut. Warna merupakan salah satu sifat bahan restorasi gigi yang cukup penting. Suatu basis gigitiruan yang ideal seharusnya memiliki warna yang mendekati warna alami jaringan lunak rongga mulut. Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Dari ketiga bahan yaitu nilon, silikon serta resin akrilik, menunjukkan bahwa resin akrilik nilai yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi. Persamaa untuk pengujian analisa warna dengan menggunakan Color Difference Meter sebagai berikut : 2.9a 2.9b 2.9c Dengan : x = ordinat Blue y = ordinat Red z = ordinat Green Yulin Lai dkk, 2003 Universitas Sumatera Utara

2.3 Penambahan Serat