Kekuatan Transversal Analisa Warna

4.9 Kekuatan Transversal

Transverse Strength Kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas komposisi 1, komposisi 2 , komposisi 3 dan komposisi 4 dapat dilihat dari grafik dibawah ini. Gambar 4.10. Grafik hubungan antara kekuatan transversal terhadap komposisi Nilai kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas berada pada interval 100,85 – 129 Mpa, hal ini terlihat pada Gambar 4.10. Nilai kekuatan transversal komposisi 1 yaitu 100,85 Mpa. Pada komposisi 2 dan 3, nilai kekuatan transversalnya semakin meningkat yaitu 125,35 Mpa dan 129 Mpa. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan serat kaca ukuran 4 mm dan 6 mm yang dapat meningkatkan nilai kuat transversal resin akrilik. Namun pada penambahan serat kaca yang lebih besar, 8 mm, nilai kekuatan transversalnya menurun yaitu 122,62 Mpa. Komposisi 3 memiliki kuat transversal paling tinggi dari komposisi yang lain, sedangkan komposisi 4 memiliki nilai kuat transversal lebih rendah dibandingkan dengan komposisi 3, walaupun ukuran serat kacanya lebih besar. Hal ini disebabkan karena pada resin akrilik polimerisasi panas penambahan serat kaca 6 mm merupakan ukuran optimum, sehingga jika resin akrilik ditambahkan serat kaca dengan ukuran yang lebih besar lagi maka kekuatan Universitas Sumatera Utara transversalnya menurun. Dari referensi Intan Nirwana 2004 diketahui bahwa nilai kekuatan trasnversal resin akrilik adalah 94,94 – 118,27 Mpa.

4.10 Analisa Warna

Stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas komposisi 1, komposisi 2 , komposisi 3 dan komposisi 4 dapat dilihat dari grafik dibawah ini. Gambar 4.11 Analisa Warna pada metode RGB pada komposisi 1 Analisa warna pada resin akrilik komposisi 1dengan menggunakan metoda Red Green Blue RGB setelah dilakukan perendaman dengan variasi konsentrasi Na 2 SO 3 terlihat pada Gambar 4.11. Hasil pengujian menunjukkan bahwa resin akrilik tidak mengalami perubahan warna yang jauh setalah perendaman dengan larutan, hal ini disebakan karena resin memiliki nilai penyerapan air yang kecil sehingga penyerapan terhadap larutan juga rendah yang tidak mempengaruhi warna pada resin akrilik. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Analisa Warna pada metode RGB pada komposisi 2 Gambar 4.12 Analisa Warna pada metode RGB pada komposisi 3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.13 Analisa Warna pada metode RGB pada komposisi 4 Analisa warna pada resin akrilik komposisi 2 terlihat pada Gambar 4.11, komposisi 3 pada Gambar 4.12 dan komposisi 4 pada Gambar 4.13 dengan menggunakan metoda Red Green Blue RGB setelah dilakukan perendaman dengan variasi konsentrasi Na 2 SO 3 . Hasil pengujian menunjukkan perubahan warna yang terjadi tidak terlalu jauh, sama seperti komposisi 1. Berkas cahaya yang berasal dari lampu Halogen sebagai sumber cahaya yang merambat di dalam ruang memiliki frekuensi tertentu dan memiliki energy yang berbanding lurus dengan frekuensinya. Menurut Planck, kecepatan relative dari berbagai panjang gelombang adalah fungsi dari temperature yang meradiasikannya. Radiasi yang berpautan dengan frekuensi tertentu dari cahaya, semuanya harus berenergi sama dan energinya berbanding lurus dengan frekuensi. Universitas Sumatera Utara

4.11 Analisa Mikrostruktur