T
c. Uji Pengembangan Tebal Setelah direndam Air
Diukur tebal sampel uji pada bagian pusat kemudian kemudian direndam air pada suhu 25
o
C ± 1
o
C secara mendatar sekitar 3 cm dari permukaan air selama ± 24 jam. Selanjutnya diangkat, diseka dengan kain dan diukur tebalnya.
Pengembangan tebal = x 100
…….……….
3
Dengan = Tebal sebelum direndam air mm
= Tebal setelah direndam air mm
d. Uji Keteguhan Lentur Kering dan Modulus Elastisitas Lentur
Diukur panjang, lebar dan tebal sampel uji kemudian diletakkan secara mendatar pada penyangga. Diatur kecepatan mesin uji 10 mm menit, selanjutnya dihidupkan tombol
pembebanan dan dicatat defleksi dan beban sampai beban maksimum.
25 mm 25 mm
a a S2
S2
Gambar 3.1. Skema uji keteguhan lentur kering dan modulus elastisitas lentur
Keterangan gambar: B = beban Kgf S = jarak sangga mm
a
B
S ≥ 150 mm
Universitas Sumatera Utara
a = diameter ± 10 mm T = tebal papan partikel mm
Keteguhan Lentur Kering Kgfcm
2
=
…………………….
4
Modulus Elastisitas Lentur Kgfcm
2
= x
………..……
5 Dengan :
S = jarak sangga cm B = beban Kgf
L = lebar cm T = tebal cm
∆D = defleksi cm SNI 03-2105-2006
a. Uji SEM
Proses pengamatan mikroskopik menggunakan SEM diawali dengan merekatkan sampel dengan stab yang terbuat dari logam spesimen older. Kemudian setelah sampel dibersihkan
dengan alat peniup, sampel dilapisi dengan emas atau paladium dengan mesin diospater yang bertekanan 1492 x 10
-2
atm. Sampel selanjutnya dimasukkan kedalam ruangan yang khusus dan kemudian disinari dengan pancaran elektron terpental yang dapat dideteksi
dengan detektor scienter yang kemudian diperkuat dengan suatu rangkaian listrik yang menyebabkan timbulnya gambar CRT Chatode Ray Tube. Pemotretan dilakukan setelah
memilih bagian tertentu dari objek sampel dan pembesaran yang diinginkan sehingga diperoleh foto yang baik dan jelas Negulescu, 2004.
3.4 Bagan Penelitian
3.4.1 Proses Penyiapan Serbuk Batang Bambu
Dibuang kulit batang bambu Dikeringkan
Batang Bambu
Universitas Sumatera Utara
Dihaluskan Diayak dengan ukuran 180 m
3.4.2. Proses Grafting MA kedalam PP dengan BPO
Dimasukkan kedalam internal mixer pada suhu 165
o
C dan diputar sampai melebur
Ditambahkan BPO sebanyak 1 g dan diputar kembali selama 5 menit
Dikeluarkan dan didinginkan pada suhu kamar
3.4.3. Pemurnian PP-g-MA
Direfluks dengan 200 ml xilena sampai larut Serbuk Bambu
PP sebanyak 47,5 g + MA sebanyak 1,5 g
Leburan PP + MA
PP-g-MA
PP-g-MA sebanyak 30 g
Larutan PP-g-MA
Universitas Sumatera Utara
Ditambahkan 150 ml aseton Disaring dengan kertas saring yang terhubung dengan pompa
vakum
Dicuci kembali dengan methanol berulang-ulang Dikeringkan didalam oven pada suhu 120
o
C selama 6 jam
3.4.4. Proses Pembentukan dan Pengujian Papan Partikel
Dicampur sampai rata
Dipress dengan menggunakan Hidraulik Press pada suhu 170
o
C selama 15 menit Didinginkan pada suhu kamar
Karakterisasi Serbuk Bambu
PP-g-MA PP
DVB BPO
Campuran serbuk Bambu, PP-g-MA, PP, DVB, dan BPO
Spesimen
Uji Fisis -
Uji kerapatan -
Uji kadar air -
Uji pengembangan tebal setelah direndam air
Uji Mekanis -
Keteguhan lentur kering dan modulus elastisitas
lentur Endapan Basah
Filtrat
PP-g-MA murni
Universitas Sumatera Utara
3.4.5. Pengujian Papan Partikel
a. Uji Kerapatan
Diukur panjang, lebar dan tebalnya Ditimbang beratnya
b. Uji Kadar Air
Ditimbang untuk mengetahui berat awal Dikeringkan dalam oven pada suhu 103
o
C ± 2
o
C Dimasukkan kedalam desikator
Ditimbang berat konstan papan partikel Sampel Uji
Hasil
Sampel Uji
Hasil
Universitas Sumatera Utara
c. Uji Pengembangan Tebal
Diukur tebalnya pada bagian pusat Direndam air pada suhu 25
o
C ± 1
o
C secara mendatar sekitar 3 cm dari permukaan air selama ± 24 jam
Diangkat dan diseka dengan kain Diukur tebalnya
d. Uji Keteguhan Lentur Kering dan Modulus Elastisitas Lentur