4.2. Analisis Kadar Air Papan Partikel
Hasil pengujian kadar air papan partikel ditunjukkan pada table 4.2. Tabel 4.2. Hasil uji kadar air papan partikel
No. Komposisi Papan Partikel
Kadar air Serbuk Bambu
g PP-g-MA
g PP
g DVB
g BPO
g
1 80
10 10
10 2
3,17 2
70 20
10 10
2 2,81
3 60
30 10
10 2
2,09 4
50 40
10 10
2 1,69
5 40
50 10
10 2
1,14
Berdasarkan hasil pengujian kadar air papan partikel, diperoleh nilai kadar air yang dapat dilihat pada diagram batang yang ditunjukkan pada gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Grafik kadar air papan partikel
Papan partikel dengan perbandingan PP-g-MA yang lebih sedikit memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan papan partikel dengan perbandingan PP-g-MA yang lebih
banyak. Hal ini disebabkan PP-g-MA yang lebih banyak akan menutupi rongga sel Serbuk Bambu lebih merata sehingga tidak mudah terhidrolisis. Dan apabila semakin banyak
Serbuk Bambu yang digunakan mengakibatkan pori-pori papan partikel semakin besar sehingga akan menyerap air lebih banyak. Serbuk Bambu merupakan selulosa yang
mempunyai gugus hidroksil sehingga mudah menyerap air Monika, 2009.
Kadar air juga dipengaruhi oleh kerapatannya, papan partikel dengan kerapatan tinggi memiliki ikatan antara molekul partikel dengan molekul PP-g-MA yang kuat
sehingga molekul air sulit mengisi rongga yang terdapat dalam papan partikel karena telah terisi dengan molekul PP-g-MA.
Nilai kadar air yang dihasilkan dari penelitian ini berkisar antara 1,14 – 3,17. Masih tingginya nilai kadar air tidak terlepas dari kandungan air yang dikandung Serbuk
Bambu. Nilai kadar air papan partikel yang dihasilkan telah memenuhi standar yang disyaratkan SNI 03-2105-2006 yaitu tidak lebih besar dari 14.
3,17 2,81
2,09 1,69
1,14
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
80:10:10:10:2 70:20:10:10:2
60:30:10:10:2 50:40:10:10:2
40:50:10:10:2 K
ad ar
A ir
Sampel
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Pengembangan Tebal Papan Partikel Setelah Direndam Air
Hasil pengujian pengembangan tebal setelah direndam air ditunjukkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil uji pengembangan tebal papan partikel setelah direndam air
No. Komposisi Papan Partikel
Pengembangan Tebal
Serbuk Bambu g
PP-g-MA g
PP g
DVB g
BPO g
1 80
10 10
10 2
8,67 2
70 20
10 10
2 5,33
3 60
30 10
10 2
3,67 4
50 40
10 10
2 2,67
5 40
50 10
10 2
1,13 Berdasarkan hasil pengujian pengembangan tebal setelah direndam air, diperoleh nilai
pengembangan tebal yang dapat dilihat pada diagram batang yang ditunjukkan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik pengembangan tebal papan partikel setelah direndam air
Pengembangan tebal merupakan sifat fisis untuk mengukur kemampuan papan partikel dalam mempertahankan dimensinya selama proses perendaman didalam air. Semakin
8,67
5,33 3,67
2,67 1,13
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
80:10:10:10:2 70:20:10:10:2 60:30:10:10:2 50:40:10:10:2 40:50:10:10:2 P
e n
ge m
b an
gan Te
b al
Sampel
Universitas Sumatera Utara
tinggi nilai pengembangan tebal maka semakin rendah kestabilan dimensinya. Peningkatan jumlah PP-g-MA menyebabkan pengembangan tebal setelah direndam air menurun.
Penurunan pengembangan tebal disebabkan PP-g-MA yang masuk kerongga sel partikel semakin banyak sehingga kontak antara partikel semakin rapat sehingga air akan sulit
masuk kedalam papan partikel. Gugus hidroksil -OH dari selulosa, hemiselulosa dan lignin mengakibatkan adanya ikatan hydrogen yang besar diantara makromolekul dari
polimer kayu, ikatan hidrogen tersebut akan putus karena sifat kayu yang higroskopis. Kemudian gugus hidroksil akan membentuk ikatan hidrogen yang baru dengan air yang
mengakibatkan kayu mengembang Bledzki, 2002.
Nilai pengembangan tebal papan partikel yang dihasilkan ttelah memenuhi persyaratan SNI 03-2105-2006 yaitu tidak lebih dari 25.
4.4. Analisis Keteguhan Lentur Kering dan Modulus Elastisitas Lentur