ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya Qiu, 2005.
Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan. Dari gambar permukaan
yang diperoleh merupakan tofografi dengan segala tonjolan, lekukan, dan lubang pada permukaan. Gambar tofografi diperoleh dari penangkapan electron sekunder yang
dipancarkan oleh specimen. Sinyal elektron skunder yang dihasilkan ditangkap oleh detektor yang diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas
menggambarkan suatu struktur permukaan specimen. Selanjutnya gambar di monitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu
disket Negulescu, 2004.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Batang bambu betung, diperoleh dari daerah Sunggal di belakang PDAM TIRTANADI, bambu berumur 2 tahun dengan ketinggian 10-15 meter dari
permukaan tanah. 2.
Poli propilena, Yuhwa Polypro, diperoleh dari Korea Petrochemical Ltd 3.
Maleat Anhidrida 3.
Benzoil Peroksida 97, p.a Merck diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha 4.
Methanol 99,9, p.a Merck diperoleh dari CV. Karya Graha Agung 5.
Xilena 99,8, p.a Merck diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha 6.
Aseton 99,8, p.a Merck diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha 7.
Divinilbenzen 80, Aldrich diperoleh dari CV. Pison Lintas Artha
Universitas Sumatera Utara
3.2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Pendingin Liebig
Pyrex
2. Hot plate stirrer
Favorit Type HS0707V2
3. Blender
Philips
4. Pompa vakum
Series 2000
5. Ayakan
Fisher
6. Neraca analitis
Mettler A E 200
7. Oven
Memmert
8. Mixer
Philips
9. Hidraulic Press Test System
Type HPTS.0001.08
10. Internal mixer 50 rpm
Heles CR-52
11. Universal Testing Machine
Type SC-2DE, CAP 2000 Kgf
12. Seperangkat alat SEM
JOEL Type JSM-6360LA
13. Kertas saring
Whatman no. 42
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1 Proses Pengambilan Sampel
Proses pengambilan sampel berupa bambu betung dilakukan secara acak. Batang bambu betung, diperoleh dari daerah Sunggal di belakang PDAM TIRTANADI, bambu berumur 2
tahun dengan ketinggian 10-15 meter dari permukaan tanah.
3.3.2 Proses Penyiapan Serbuk Bambu Betung
Bambu betung dicacah, kemudian di potong kecil-kecil selanjutnya dihaluskan, kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh 180µ m.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Proses Grafting Maleat Anhidrida MA kedalam Polipropilena PP
Ditimbang Polipropilena PP, maleat anhidrida MA dan benzoil peroksida BPO masing-masing sesuai dengan perbandingan 95 : 3 : 2 dalam 50 g 47,5 g PP : 1,5 g MA
: 1 g BPO. Mula-mula dimasukan PP dan MA kedalam alat internal mixer yang telah diatur suhunya 165
o
C, diputar sampai melebur. Kemudian ditambahkan BPO dan dibiarkan bercampur selama 5 menit. Dikeluarkan hasilnya dan didinginkan.
3.3.4 Pemurnian PP-g-MA
Ditimbang PP-g-MA sebanyak 30 gram kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer. Ditambahkan 200 ml xilena dan direflux sampai larut. Selanjutnya diendapkan dengan 150
ml aseton. Disaring dengan kertas saring yang terhubung dengan pompa vakum. Endapannya dicuci dengan metanol berulang-ulang. Dikeringkan endapan dalam oven
120
o
C selama 6 jam Sclavons, 1996.
3.3.5 Proses Pembuatan Papan Partikel
Ditimbang Serbuk Bambu SB, PP-g-MA, PP, DVB, BPO masing-masing sesuai dengan perbandingan berikut :
Tabel 3.1 Perbandingan berat SB, PP-g-MA, PP, DVB, BPO
Sampel SB
g PP-g-MA
g PP
g DVB
g BPO
g
1 80
10 10
10 2
2 70
20 10
10 2
3 60
30 10
10 2
Universitas Sumatera Utara
4 50
40 10
10 2
5 40
50 10
10 2
Dicampur sampel 1 kedalam beaker glass, diaduk sampai merata kemudian dituang kedalam cetakan, kemudian di press pada alat hidraulik press pada suhu 170
o
C selama 15 menit. Hasilnya didinginkan pada suhu kamar dan dikeluarkan dari dalam cetakan.
Selanjutnya dilakukan uji keteguhan lentur kering, modulus elastisitas lentur, kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal setelah direndam air. Dilakukan prosedur yang sama
untuk sampel berikutnya Kasim, 2007.
3.3.5 Pengujian Papan Partikel
a. Uji Kerapatan
Diukur panjang, lebar,dan tebal sampel uji dengan ketelitian 0,1 mm kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,1 g.
Kerapatan gcm
3
=
…………………...……..
1 Dengan B = Berat g
I = Volume cm
3
= panjang cm x lebar cm x tembal cm
b. Uji Kadar Air
Sampel uji ditimbang untuk mengetahui berat awal kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 103
o
C ± 2
o
C. Selanjutnya dimasukkan kedalam desikator kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.
Kadar air = x 100
………………......
2
Dengan = Berat awal g
= Berat kering g
Universitas Sumatera Utara
T
c. Uji Pengembangan Tebal Setelah direndam Air
Diukur tebal sampel uji pada bagian pusat kemudian kemudian direndam air pada suhu 25
o
C ± 1
o
C secara mendatar sekitar 3 cm dari permukaan air selama ± 24 jam. Selanjutnya diangkat, diseka dengan kain dan diukur tebalnya.
Pengembangan tebal = x 100
…….……….
3
Dengan = Tebal sebelum direndam air mm
= Tebal setelah direndam air mm
d. Uji Keteguhan Lentur Kering dan Modulus Elastisitas Lentur