Lokasi Penelitian Bambu KESIMPULAN DAN SARAN 39

3. Berat polipropilen g 4. Berat divinilbenzena g 5. Berat benzoil peroksida g 2. Variabel bebas Komposisi serbuk bambu dengan PP-g-MA adalah 80:10g, 70:20g, 60:30g, 50:40g, 40:50g. 3. Variable terikat 1. Keteguhan lentur kering 2. Modulus elastis lentur 3. Kerapatan 4. Kadar air 5. Pengembangan tebal setelah direndam air

1.7. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer, Laboratorium Kimia Fisika FMIPA Universitas Sumatera Utara, dan Laboratorium ITB Bandung. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bambu

Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini sudah menyebar diseluruh kawasan nusantara. Dalam pertumbuhannya tanaman ini tidak terlalu banyak menuntut persyaratan. Bambu dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai kering, dari dataran rendah hingga ke daerah pegununggan. Tak heran jika keberadaannya banyak dijumpai diberbagai tempat, baik sengaja ditumbuhkan maupun tumbuh secara alami. Tanaman ini termasuk dalam orde Graminales, famili gramineae, dan subfamili Bambusoideae Berlian, 1995. Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropis dibenua Asia, Afrika, dan Amerika. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Tanaman bambu yang kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Arah pertumbuhan biasanya tegak, kadang- kadang memanjat, dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunnya seakan melambai. Tinggi tanaman bambu pada umumnya sekitar 0,3 m sampai 30 m, diameter batangnya 0,25 – 25 cm dan ketebalan dindingnya sampai 25 mm. Tanaman ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga McClure, 1966 Secara biofisik, pohon bambu menghasilkan selulosa per ha 2 – 6 kali lebih besar dari pohon kayu pinus. Peningkatan biomassa bambu per hari 10 – 30 dibanding 2,5 untuk pohon kayu pinus. Bambu dapat dipanen dalam 4 tahun, lebih singkat dibanding 8- 20 tahun untuk jenis pohon kayu pinus. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Persentase komponen-komponen yang terkandung dalam batang bambu Komponen Kandungan Selulosa Lignin Pentosan Zat ekstraktif Air Abu SiO 2 42.4 – 53.6 19.8 – 26.6 1.24 – 3.77 4.5 – 9.9 15 – 20 1.24 – 3.77 0.10 – 1.78 Widya, 2006 Bambu diduga memiliki kesesuaian sebagai bahan baku pembuatan papan partikel ditinjau dari segi anatomis dan komposisi kimianya karena mempunyai serat panjang 3 – 4 mm. kualitas bambu berada diantara kayu dan rumput-rumputan, tetapi rasio antara panjang dan lebar serat, bambu adalah yang tertinggi di antara ketiganya, sehingga bambu merupakan bahan baku yang baik untuk pembuatan papan partikel Suranta, 2009. Kandungan terbesar dalam batang bambu adalah selulosa. Selulosa adalah polisakarida yang tersusun dari monomer D-glukosa yang mempunyai tiga gugus hidroksil yang dapat disubstitusi. Ditinjau dari strukturnya, dapat saja diharapkan selulosa mempunyai kelarutan yang besar dalam air, karena banyaknya kandungan gugus hidroksil yang dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air interaksi yang tinggi antara pelarut- terlarut. Akan tetapi kenyataannya tidak demikian dan selulosa bukan hanya tak larut dalam air tetapi juga dalam pelarut lain. Penyebabnya ialah kekuatan rantai dan tingginya gaya antar garis rantai akibat ikatan hidrogen antar gugus hidroksil pada rantai yang berikatan. Faktor ini dipandang menjadi penyebab kekristalan yang tinggi dari serat selulosa. Jika ikatan hydrogen berkurang, gaya antaraksi pun berkurang dan oleh karenanya gugus hidroksil selulosa harus diganti sebagian atau seluruhnya oleh pengesteran. Hal ini dapat dilakukan, dan ester yang dihasilkan larut dalam sejumlah pelarut Widya, 2006. Tanaman bambu sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sebutan untuk tanaman ini berbeda-beda disetiap daerah. Di daerah Sunda bambu disebut awi dan di Universitas Sumatera Utara daerah Jawa disebut pring. Adapun secara internasional bambu dikenal dengan sebutan bamboo. Di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih tumbuh liar dan belum jelas kegunaannya. Salah satu jenis bambu yang banyak tersebar di wilayah Indonesia adalah bambu betung Orina, 2010.

2.2. Bambu Betung

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Papan Partikel Dari Bahan Polipropilena Daur Ulang Dengan Serbuk Kayu Sembarang

1 43 101

Pengaruh Berat Divinilbenzena Terhadap Sifat Mekanik Dan Fisik Papan Komposit Dari Polipropilena Termodifikasi Maleat Anhidrida Dan Serbuk Kayu

5 66 68

Pembuatan Papan Partikel Dari Serbuk Batang Kelapa Sawit Menggunakan Perekat Polipropilena Difungsionalisasi Dengan Maleat Anhidrat

1 43 50

Karakteristik panel akustik papan partikel bambu betung (Dendrocalamus asper Backer) berperekat isocyanate

4 34 81

Karakterisasi Komposit Terbiodegradasikan Dari Polipropilena, Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida Dan Tepung Biji Durian

1 6 71

Pembuatan Dan Karakterisasi Papan Partikel Dari Serbuk Batang Kelapa Sawit(Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Perekat Berbasis Polipropilena Dan Polipropilena Grafting Maleat Anhidrat

0 0 18

Pembuatan Dan Karakterisasi Papan Partikel Dari Serbuk Batang Kelapa Sawit(Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Perekat Berbasis Polipropilena Dan Polipropilena Grafting Maleat Anhidrat

0 0 2

Pembuatan Dan Karakterisasi Papan Partikel Dari Serbuk Batang Kelapa Sawit(Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Perekat Berbasis Polipropilena Dan Polipropilena Grafting Maleat Anhidrat

0 0 6

Pembuatan Dan Karakterisasi Papan Partikel Dari Serbuk Batang Kelapa Sawit(Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Perekat Berbasis Polipropilena Dan Polipropilena Grafting Maleat Anhidrat

0 0 25

Pembuatan Dan Karakterisasi Papan Partikel Dari Serbuk Batang Kelapa Sawit(Elaeis Guineensis Jacq) Dengan Perekat Berbasis Polipropilena Dan Polipropilena Grafting Maleat Anhidrat

0 0 5