ringan, PP mempunyai kekuatan tarik, tegangan dan kekerasan yang tinggi. Sifat elektriknya baik, tahan terhadap kelembaban karena PP bersifat hidrofobik. Stabil dalam
berbagai kondisi lingkungan, tetapi kurang stabil terhadap panas, serangan oksidatif dan sinar ultra violet karena adanya hidrogen tersier Sukatik, 2011.
Polipropilena merupakan salah satu polimer yang paling banyak digunakan dalam industry, tetapi karena sifatnya yang non polar, maka penggunaannya terbatas dengan
teknologi yang ada. Untuk mengatasi keterbatasan ini, PP umumnya difungsionalisasi dengan berbagai monomer termasuk maleat anhidrida Al Malaika, 1997.
Kebanyakan polipropilena komersial merupakan isotaktik dan memiliki kristalinitas tingkat menengah diantara polietilena berdensitas rendah dengan polietilena berdensitas
tinggi, modulus young PP juga menengah. Polipropilena memiliki permukaan yang tidak rata, seringkali lebih kaku daripada beberapa plastik yang lain, cukup ekonomis, transparan
tetapi tidak setransparan polistirena, akrilik maupun plastik tertentu lainnya. Polipropilena memiliki resistensi yang sangat bagus terhadap kelelahan bahan Sukatik, 2011.
CH
3
H CH
3
C C
H H
n a
b Al Malaika, 1997
Gambar 2.1. a Struktur propilena. b Polipropilena
2.4. Grafting Polipropilena
Fungsionalisasi terhadap polipropilena oleh monomer-monomer polar yang merupakan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan kepolaran dari polipropilena tersebut, dengan
cara mengrafting maleat anhidrida pada polipropilena. Dan kenyataannya berbagai jenis dari polimer-polimer yang tergrafting telah digunakan secara luas untuk memperbaiki
Universitas Sumatera Utara
adhesi permukaan antara komponen pada campuran polimer. Modifikasi dari polipropilena juga digunakan secara luas untuk meningkatkan penggunaan dari bahan-bahan mekanik
dari komposit yang berbahan dasar polipropilena dan juga meningkatkan kekuatan dari komposit tersebut Collar, 1996.
Proses grafting PP dengan MA dilakukan pada sistem tertutup dalam internal mixer menggunakan berbagai komposisi kimia dan pada suhu leleh. Pengolahan reaktif
polipropilena isotaktis digrafting dengan maleat anhidrida menggunakan inisiator benzoil peroksida BPO. Pada proses reaksi, terjadi pemutusan rantai polimer atau polipropilena
karena adanya BPO yang menyebabkan rantai polipropilena menjadi lebih pendek dan membentuk radikal, sehingga dengan adanya senyawa maleat anhidrida yang memiliki
ikatan rangkap akan terbentuk reaksi kimia atau tergrafting Sukatik, 2011.
Mekanisme penempelan gugus fungsi pada polipropilena diawali dengan hilangnya satu atom H dari atom C tersier dengan adanya inisiator benzoil peroksida menghasilkan
radikal polipropilena, selanjutnya akan berinteraksi dengan gugus maleat anhidrat. Tahapan reaksinya adalah sebagai berikut :
Dekomposisi Peroksida
Inisiasi
Propagasi
Universitas Sumatera Utara
PP radikal
disproporsionasi
Transfer Rantai
Terminasi
Universitas Sumatera Utara
Nasution, 2009 Gambar 2.2. Tahapan Reaksi PP-g-MA
2.5. Interaksi PP-g-MA dengan Serbuk Kayu
Agen pengikat maleat anhidrat banyak digunakan untuk meningkatkan kekuatan komposit yang mengandung pengisi dimana seratnya diperkuat. Penguatan kimia maleat anhidrat
tidak hanya dipakai untuk modifikasi serat tetapi juga membuat permukaan komposit matriks PP dengan serat dapat lebih baik sehingga meningkatkan kekuatan tarik komposit.
Rantai PP dan maleat anhidrat menjadi terikat dan menghasilkan grafting maleat anhidrat polipropilena. Kemudian penguatan serat selulosa dengan grafting maleat anhidrat
polipropilena menghasilkan permukaan dengan ikatan kovalen Bledzki, 1996.
O
O C CH
2
+ H
2
O O C C C
O H
O
OH C CH
2
+ O OH C C C
O H
O F
I B
E R
F I
B E
R
Universitas Sumatera Utara
O C CH
2
Selulosa PP-g-MA O O C C C
H H O H
Caulfield, 2005 Gambar 2.3. Mekanisme reaksi serbuk kayu dengan PP-g-MA
CH
3
C CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
C CH
3
O CH
2
CH
2
O
O C CH
2
CH
2
H
2
C H
2
C C O
O C C C CH
3
CH
3
C C C O
O H CH
2
CH
2
H O
CH
3
C CH
2
CH
2
CH
2
CH
2
C CH
3
Gambar 2.4. Reaksi DVB dengan Selulosa – PP-g-MA
2.6. Maleat Anhidridra MA