Sejarah berdiri DPLK Muamalat

52 Bank muamalat Indonesia merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam yaitu tidak mempergunakan perangkat bunga, melainkan sistem bagi hasil. Bank Muamalat Indonesia menghindari perangkat bunga karena masih sangat banyak kalangan umat islam yang percaya bahwa tata cara penggunaannya dikhawatirkan mengandung unsur riba. 2 Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet NPF mencapai 60 perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 milyar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 milyar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, bank Muamalat mencari pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Develoment Bank IDB yang berkedudukan di jeddah Arab Saudi. Pada 2 Ibid, h. 313 53 RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasih Kru Muamalat ditunjang dengan kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syariah secara murni. Melalui masa-masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada 1 Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, 2 Tidak melakukan PHK satupun terhadap sumber daya insani yang ada dan dalam hal ini pemangkasan biaya, tidak memotong hal Kru Muamalat sedikitpun, 3 Pemulihan kepercayaan dana rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan pengurus direksi baru, 4 Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua dan 5 Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat. 3 3 Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006 Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006, h.5. 54 Salah satu bentuk realisasi dari komitmen membangun sistem syariah maka tanggal 10 Oktober 1997 berdasarkan SK Menteri Keuangan No.KEP- 485KM.171997 mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK Muamalat sebagai penyelenggara Program Pensiun iuran pasti PPIP, Peraturan perundangan undangan yang mengatur Dana Pensiun Lembaga Keuangan dari awal berdirinya adalah: 4 1 Undang-undang no 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. 2 Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 3 Keputusan Menteri Keuangan 228KMK.0171993 Tahun 1993 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan pendirian DPLK dan pengesahan atas perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK. 4 Keputusan menteri keuangan Nomor 802KMK.0171993 tentang perubahan pasal 3 keputusan menteri keuangan Nomor 228KMK.0171993 tentang Tata Cara pengesahan pendirian DPLK dan pengesahan atas perubahan peraturan Dana Pensiun dari DPLK. 5 Keputusan menteri Keuangan Nomor 230KMK.0171993 tentang maksimun Iuran dan Manfaat pensiun. 6 Keputusan menteri keuangan Nomor 76KMK.0171995 tantang Laporan Keuangan Dana Pensiun. 7 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 78KMK.1071995 tentang Investasi Dana Pensiun. 4 Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999, h.38. 55 8 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 93KMK.0171995 tentang perubahan Keputusan menteri Keuangan Nomor 78KMK.0171995 tentang Investasi Dana Pensiun. 9 Keputusan direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Nomor KEP- 2959Lk1995 tentang Bentuk dan susunan laporan Keuangan Dana Pensiun. 10 keputusan Menteri Keuangan Nomor 343KMK.0171998 tentang Dana Pensiun lembaga keuangan. Pada akhir April 2015 total Nilai Aktiva Bersih DPLK Muamalat adalah sebesar Rp.787 Milyar dengan posisi jumlah peserta peserta DPLK sebanyak 134.330 orang. 5

B. Hakikat, Tujuan dan Manfaat

DPLK Muamalat pada hakikatnya merupakan program untuk: 1. Mengajak masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi hari tua. 2. Mengajak masyarakat dan karyawan menabung dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh selama masa aktif bekerja. Adapun tujuan dari program Pensiun Muamalat adalah: 1. Menciptakan sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk membiayai pembangunan. Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan jangka panjang adalah menggali dan mengembangkan sumber-sumber dana pembangunan yang berasal dari masyarakat. Sistem pendanaan program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi 5 www.dplkmuamalat.com. 56 dana yang merupakan salah satu sumber dana yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional. 2. Meningkatkan pendapatan dari fee based income Bank bagi bank pengelola DPLK . Akumulasi dana yang tersimpan pada perusahaan pendiri bisa dikelola yang kemudian menghasilkan pendapatan. 3. Membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di hari tua. Dengan adanya program pensiun yang dimiliki para karyawan dan pekerja mandiri akan mendukung meningkatnya taraf hidup masyarakat, karena pada masa purna bakti mereka mendapatkan tambahan pendapatan secara tetap setiap bulannya. Sedangkan manfaat dari DPLK dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan adalah: 6 1.Bagi peserta DPLK a. Ada kepastian Dana Pensiun b. Iuran dan hasil pengembangan dana diperuntukkan peserta c. Menentukan besar kecilnya iuran d. Produk sangat transparan 2.Bagi Perusahaan dimana karyawannya menjadi peserta a. Memproses pendirian DPLK b. Menunjukkan pengurus yang bermutu dan bertanggung jawab 6 Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1999, h. 17-18.