Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi

Jawab: 1. Bilangan oksidasi Cl dalam Cl 2 = 0 unsur bebas 2. Bilangan oksidasi Cl dalam HCl Bilangan oksidasi HCl = 0 [ biloks H + biloks Cl ] = 0 +1 + biloks Cl = 0 Biloks Cl = -1 3. Bilangan oksidasi Cl dalam ClO 4 - Bilangan oksidasi ClO 4 - = -1 [biloks Cl + 4x biloks O] = -1 [ biloks Cl + 4x –2] = -1 biloks Cl + - 8 = -1 Biloks Cl = +7

B. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Bilangan Oksidasi

Dengan menggunakan harga bilangan oksidasi, pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan konsep oksigen dan konsep transfer elektron dapat kita tinjau kembali. Perhatikanlah reaksi redoks berikut. oksidasi -1 +2 Fe s + 2 HCl aq ———— FeCl 2 aq + H 2 g + 1 2-1 0 Reduksi Pada reaksi redoks diatas, bilangan oksidasi logam besi naik dari 0 menjadi +2. Sebaliknya bilangan oksidasi hidrogen turun dari +1 menjadi 0. Hal ini berarti logam Fe reduktor mengalami oksidasi menjadi Fe 2+ , sedangkan H + oksidator mengalami reduksi menjadi H 2 . Beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain: 1. Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi 2. Jika dalam suatu reaksi terjadi perubahan suatu unsur menjadi senyawa, maka da- pat dipastikan reaksi itu adalah reaksi redoks, sebab perubahan unsur menjadi senyawa atau sebaliknya selalu disertai perubahan bilangan oksidasi 3. Jika dalam suatu reaksi tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi semua atom memiliki biloks tetap, maka reaksi itu bukan reaksi redoks. Contoh Soal: Pada masing-masing reaksi dibawah ini manakah yang merupakan reaksi redokstentukan reduktor dan oksidatornya dan yang bukan reaksi redoks? 1. Zn + H 2 SO 4 ——— ZnSO 4 + H 2 2. 2 HNO 2 + 2 HBr ——— 2 NO + Br 2 + 2 H 2 O 3. H 2 SO 4 + 2 NaOH ——— Na 2 SO 4 + 2 H 2 O 4. 3 I 2 g + 6 KOH aq ——— 5 KI aq + KIO 3 aq + 3 H 2 O l Jawab: oksidasi +2 1. Zn + H 2 SO 4 ——— ZnSO 4 + H 2 +1 Reduksi Reaksi redoks, sebab bilangan oksidasi Zn naik dari 0 menjadi +2 dan bilangan oksidasi H turun dari +1 menjadi 0. Logam seng sebagai reduktor dan H 2 SO 4 sebagai oksidator. oksidasi -1 2. 2 HNO 2 + 2 HBr ——— 2 NO + Br 2 + 2 H 2 O +3 +2 reduksi Oksidasi: Penambahan bilangan oksidasi naik Reduksi: Pengurangan bilangan oksidasi turun Reaksi redoks, sebab bilangan oksidasi N turun dari +3 menjadi +2 dan bilangan oksidasi Br naik dari -1 menjadi 0. Asam nitrit HNO 2 sebagai oksidator pengoksidasi dan HBr sebagai reduktor pereduksi. +1 -2 +1 +1 +1 -2 +1 3. H 2 SO 4 + 2 NaOH ——— Na 2 SO 4 + 2 H 2 O -2 -2 -2 -2 Bukan reaksi redoks, sebab bilangan oksidasi atom-atomnya tidak ada yang berubah. oksidasi reduksi -1 +1 4. 3 I 2 g + 6 KOH aq ——— 5 KI aq + KIO 3 aq + 3 H 2 O l Reaksi autoredoks, karena I 2 dalam reaksi di atas mengalami oksidasi sekalgus ada yang mengalami reduksi. Artinya atom I mengoksidasi atom I yang lain dan sebaliknya mereduksi yang lain. Atom-atom kalium, oksigen dan hidrogen tidak mengalami oksidasi dan reduksi. 3. Aplikasi Reaksi Oksidasi dan Reduksi Salah satu manfaat reaksi redoks adalah untuk pemisahan logam dari bijihnya. Umumnya logam di alam ditemukan dalam bentuk bijih logam, yaitu senyawa-senyawa logam. Misalnya besi sebagai Fe 3 O 4 , tembaga sebagai senyawa CuFeS 2 , dan berbagai senyawa yang lain. Untuk memisahkan logam dari senyawaan tersebut dapat dilakukan dengan mereduksinya. Pereduksi yang digunakan untuk memisahkan logam dari bijihnya adalah gas CO. Reaksi reduksi pemisahan besi dari bijih yang mengandung Fe 2 O 3 melalui reaksi berikut ini. Fe 3 O 4 s + 4CO g —— 3Fe s + 4CO 2 g Reduksi ini dilakukan pada tungku yang bersuhu sangat tinggi dan disebut sebagai tanur tinggi blast furnace. Perkaratan besi merupakan salah satu reaksi redoks yang sangat merugikan bagi manusia. Perkaratan besi merupakan reaksi oksidasi terhadap logam besi sehingga besi menjadi rusak. 2Fe s + O 2 g + 3H 2 O l ——— 2FeOH 3 Pemahaman tentang reaksi redoks pada proses perkaratan besi sudah mencapai tahap mencari cara terbaik terbaik untuk mencegah perkaratan pada besi. 2 3 Korosi didefinisikan sebagai proses pengikisan atau pengrusakan logam sebagai akibat reaksi elektrokimia antara logam dan lingkungan. Korosi dapat berjalan cepat atau lambat tergantung pada lingkungan, dengan korosi akan terjadi penurunan mutu logam. Oleh karena itu, logam yang terkena korosi akan mudah rapuh, kasar, dan mudah hancur. Korosi logam kebanyakan disebabkan antara lain oleh uap air, lingkungan yang asam, garam dan suhu lingkungan yang tinggi. Bentuk- bentuk korosi pada logam adalah korosi merata, galvanik, celah, sumuran, batas butir dan korosi erosi. Untuk menghindari dan mencegah korosi perlu dilakukan perlindungan terhadap logam yaitu dengan cara pelapisan electroplating, pengecatan, Gambar 8.3 Korosi menyebabkan kerusa- kan logam pada bagian-bagian mobil yang terbuat dari logam