1 2
3 4
5 6
7
2
dapat dilakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran tersebut ke dalam air kapur Ca OH
2
atau air barit BaOH
2
. Jika gas hasil pembakaran tersebut mengeruhkan air kapur atau air barit, berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon. Menurut persamaan reaksi.
CO
2 g
+ Ca OH
2
——— CaCO
3 s
+ H
2
O
l
Atau CO
2 g
+ Ba OH
2
——— BaCO
3 s
+ H
2
O
l
3. Senyawa-senyawa Hidrokarbon
Sesuai dengan namanya, golongan senyawa ini hanya tersusun dari unsur karbon dan hidrogen saja. Golongan senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana bila ditinjau dari
komposisi dan rumus kimianya. Molekul hidrokarbon yang paling sederhana adalah metana CH
4
. Metana memiliki empat garis ikatan karbon dengan hidrogen membentuk kedudukan ruang sebuah bidang empat tetrahedral, dimana
atom C sebagai titik pusat dan atom H menempati ke empat titik sudut bidang tetrahedral.
H C H atau H
— C — H Bedasarkan jenis ikatan antara atom karbon, senyawa hidrokarbon dapat dikelompokan menjadi
senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Pada hidrokarbon jenuh seluruh ikatan antara atom-atom kar- bon adalah ikatan tunggal, sedangkan senyawa hidrokarbon tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antar atom karbon atau da-
pat pula memiliki ikatan rangkap tiga.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan tunggal jenuh, sedangkan Alkena dan Alkuna termasuk
senyawa tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap dua dan rangkap tiga.
A. Alkana
Senyawa hidrokarbon jenuh alkana memiliki rumus umum C
n
H
2n +2
, dengan n adalah banyaknya atom C pada molekul alkana. Sesuai dengan banyaknya atom C pembentuknya, maka untuk satu atom C rumus molekulnya menjadi CH
4
, senyawanya disebut metana. Untuk dua atom C, rumus molekulnya menjadi C
2
H
6
diberi nama etana dan seterusnya. Pemberian nama senyawa karbon didasarkan pada aturan IUPAC Internasional Union And Pure Applied Chemistry. Nama
senyawa karbon dapat memberi informasi tentang rumus molekul dan strukturnya. Tata Nama Alkana berdasarkan aturan IUPAC, sebagai berikut.
1. Untuk alkana rantai lurus diberi nama normal, disingkat n
Contoh: CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
3
atau CH
3
—CH
2 2
—CH
3
n-butana CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
3
atau CH
3
—CH
2 4
—CH
3
n-heksana Beberapa nama alkana rantai lurus dapat dilihat pada Tabel 9.2.
2. Untuk alkana rantai bercabang, mengikuti aturan: A. Memilih rantai utama. Rantai utama adalah rantai yang terpanjang
Contoh: CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
3
Rantai utama dengan 7 atom C heptana |
| CH
3
CH
2
—CH
2
—CH
3
B. Beri nomor atom C pada rantai utama, dimulai dari ujung rantai yang terdekat dengan cabang. Contoh:
CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
3
Cabang terletak pada atom C no. 4
| |
CH
3
CH
2
—CH
2
—CH
3
Cabang pada atom C no. 2
H H
H H
C
Gambar 9.2 Metana CH
4
senyawa karbon sederhana H
H H
H
1 2
3 4
5 6
7
1 2
3 4
5 6
7 8
–ana
menjadi
–il.
Contoh: CH
3
—-CH
2
—-CH
2
—-CH
2
—-CH
2
—-CH
3
etil |
| CH
3
CH
2
—CH
2
—CH
3
metil Beberapa nama gugus cabang alkil dapat dilihat pada Tabel 9.3.
D. Urutkan nama gugus cabang sesuai urutan abjad. Kemudian beri nama senyawanya dengan urutan: Nomor cabang
— nama cabang — nama rantai utama
Jadi untuk senyawa alkana diatas namanya adalah: 4-etil - 2-metil heptana
E. Untuk senyawa alkana yang memiliki lebih dari satu cabang yang sama, maka namanya disebut sekali tetapi diawali dengan jumlahnya dalam bahasa latin. Misal:
2 = di 3 = tri
4 = tetra Contoh: Berilah nama senyawa alkana berikut.
metil metil
CH
3
CH
3
Rantai utama dengan 8 atom C oktana |
| CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
3
| etil CH
3
—CH
2
Nama senyawa alkana diatas adalah: 5-etil - 3,5-dimetil oktana
F. Khusus untuk gugus alkil bercabang atau yang tidak terikat pada atom C primer diberinama tertentu. Contoh: Berilah nama senyawa alkana berikut
Rantai utama heksana
CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
| CH
3
—CH
2
—CH
3
isopropil atau sekunder propil
Nama senyawa: isopropil heksana CH
3
neobutil atau tersier butil |
CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—C—CH
3
| | CH
3
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
CH
3
Namanya: tersier butil dodekana
Penulisan rumus struktur dapat diringkas sebagai berikut. H
| —C—
menjadi — CH
2
— |
H CH
3
| CH
3
— C — menjadi
CH
3 3
C —
| CH
3
— CH
2
—CH
2
—CH
2
—CH
2
— menjadi —CH
2 4
—
Gambar 9.3 Molekul Butana C
4
H
10