Volum Molar SAINS KIMIA SMA SMK KELAS X Imam Isnaeni

F. Hukum Gas Ideal

Telah diketahui bila suatu gas dipanaskan maka akan terjadi pemuaian volum. Adanya pemuaian volum menyebabkan terjadinya penyimpangan pada hukum-hukum yang berlaku pada gas. Untuk gas ideal dianggap bahwa tidak ada penyimpangan- penyimpangan tersebut. Beberapa hukum tentang gas yang berlaku pada gas ideal adalah : 1. Hukum Boyle : Pada suhu tetap dan jumlah mol tetap, berlaku P ≈ 1V 2. Hukum Amonton : Pada volum dan jumlah mol tetap, maka P ≈ T 3. Hukum Charles : Pada volum dan jumlah mol tetap, maka V ≈ T Hukum Avogadro : Pada volum dan suhu tetap, maka V ≈ n Dari keempat hukum tersebut dapat disimpulkan bahwa pada gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT Dengan, P : tekanan atsmosfir T : suhu mutlak Kelvin = °C + 273 V : volum liter N : jumlah mol mol R : tetapan gas ideal 0,082 L atm K -1 mol -1

G. Hukum Avogadro dan Jumlah Mol Gas

Hukum Avogadro menyatakan bahwa : Pada suhu dan tekanan yang sama sejumlah volum yang sama suatu gas sembarang gas mengandung jumlah molekul yang sama. Dari pernyataan tersebut berarti apabila jumlah molekulnya sama, maka jumlah mol gas akan sama pula. Dengan demikian berlaku bahwa perbandingan volum gas akan sama dengan perbandingan mol gas atau secara matematis berlaku rumus : V 1 : V 2 = n 1 : n 2 Untuk menentukan volum gas yang suhu dan tekanannya tidak diketahui, tetapi berdasarkan keadaan tertentu dibandingkan dengan gas lain dapat digunakan konsep volum molar, atau menggunakan rumus hubungan hukum Avogadro dan volum di atas. Contoh: Sebanyak 27 gram Aluminium Ar Al = 27 direaksikan dengan larutan asam sulfat. Menurut reaksi: 2 Al + 3H 2 SO 4 ——- Al 2 SO 4 3 + 3H 2 Hitunglah volume gas yang terbentuk, jika diukur pada kondisi dimana 1 mol gas O 2 bervolume 20 liter. Jawab: Al = 27 gram = 1 mol 27 H 2 = 3 x 1 mol = 1,5 mol 2 Untuk mencari volume H 2 gunakan volume O 2 sebagai pembanding Mol H 2 : Mol O 2 ___ Volume H 2 Volume O 2 1,5 = 1 X 20 X = 30 liter Jadi volume gas H 2 yang terbentuk adalah 30 liter. LATIHAN 6.2 1. Hitunglah volume masing-masing gas berikut pada keadaan standar STP A. 11 gram CO 2 B. 35 gram N 2 C. 200 gram SO 3 2. Pada suhu dan tekanan tertentu 2 liter gas X 2 bermassa 4 gram dan 20 liter gas NO Mr = 30 bermassa 15 gram. Hitunglah massa atom relatif Ar unsur X tersebut? 3. Pada suhu dan tekanan tertentu 1 liter gas SO 2 bermassa 8 gram, berapa gram massa 5 liter gas CH 4 pada kondisi tersebut 7. Stoikiometri Stoikiometri atau perhitungan kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang membahas tentang perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa termasuk di dalamnya pembahasan tentang massa unsur-unsur dalam rumus kimia dan reaksi kimia.

A. Persentase Unsur dalam Senyawa

Rumus kimia menunjukkan jumlah atom-atom penyusunan suatu zat. Oleh karena massa atom suatu unsur sudah tertentu, maka dari rumus kimia tersebut dapat pula ditentukan persentase atau komposisi masing-masing unsur dalam suatu zat. Contoh:13 : Tentukan komposisi masing-masing unsur dalam senyawa Al 2 O 3-. A r Al = 27 ; O = 16 Jawab: Misalnya Al 2 O 3- sejumlah 1 mol berarti massanya = 102 gram M r Al 2 O 3- = 102. Setiap satu mol Al 2 O 3 mengandung 2 mol Al = 2 × 27 gram = 54 gram Maka persentase massa Al dalam Al 2 O 3- = 53,94 Setiap 1 mol Al 2 O 3- mengandung 3 mol atom O = 3 × 16 gram = 48 gram Persentase massa O dalam Al 2 O 3- = 46,06 atau Persentase massa O dalam Al 2 O 3 = 100 – 53,94 = 46,06 Dari contoh di atas, maka secara umum dalam mencari persentase unsur dalam senyawa dapat dirumuskan : A dalam senyawa A m B n B dalam senyawa A m B n Dengan cara yang sama dapat dilakukan pula untuk mencari massa senyawa unsur dalam sejumlah massa zat dapat dirumuskan dengan : Massa A dalam p gram A m B n p gram Kadang-kadang komposisi suatu unsur dalam suatu zat dinyatakan dengan senyawa sederhana dari unsur tersebut. Misalnya, kandungan unsur kalium dalam pupuk dapat dinyatakan sebagai 14 K 2 O. Artinya jika semua kalium dalam pupuk diubah dikonversi menjadi K 2- O, maka dalam 100 kg pupuk terdapat K 2 O sebanyak 14 kg. Jika di dalam suatu senyawa sudah diketahui massa masing-masing unsur dan massa rumusnya, maka dapat ditentukan rumus molekul senyawa tersebut.

B. Pereaksi Pembatas

Bila dua zat direaksikan akan didapatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, kedua pereaksi tepat habis bereaksi: dan kemungkinan kedua, salah satu pereaksi habis dan pereaksi yang lain bersisa. Pereaksi yang habis akan membatasi hasil reaksi yang didapatkan. Pereaksi yang membatasi hasil reaksi ini disebut pereaksi pembatas. Contoh: Sebanyak 20 gram tembaga direaksikan dengan 40 gram belerang menurut reaksi: n B m A r M B r A n    100 gram 102 gram 54  100 gram 102 gram 8 4  100 n B m A r M A r A m   100 n B m A r M B r A n  