Dimana “U” adalah utility atau besar kecilnya kepuasan, sedangkan X adalah jenis jumlah barang yang dikonsumsi.
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERDIRI DARI DUA KONSEP YAITU: 1.
Total utility kepuasan total Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa
2. Marginal utility kepuasan tambahan Kepuasan tambahan adalah perubahan
total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
PENDEKATAN KARDINAL MEMPUNYAI 5 ASUMSI, YAITU: •
Konsumsi rasional.Artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
• Berlaku hukum Diminishing Marginal Utility yaitu besarnya kepuasan marginal
akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
• Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan
kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang teteap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang didalam pendekatan kardinal
harganya melonjak
• Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan
ukuran dari tingkat kepuasan didalam pendekatan kardinal, semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi
kebutuhan mereka.
• Total utility adalah additive dan independen. Additive artinya daya guna dari
sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi
tindakan mengonsumsi barang X2,X3,X4,……Xn dan sebaliknya.
9.2 Teori konsumen dengan pendekatan ordinal
Karakteristik kurva indefferen : 1.
Berlereng slope negatif. 2. Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan. 4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.
SIFAT–SIFAT KURVA INDIFERENS : 1.
Kurva Indiferens merupakan fungsi kontinyu, bukan kumpulan titik – titik
diskrit, dan selalu melewati titik-titik kombinasi produk. 2.
Bentuk kurva Indiferens memiliki slope negatif menurun ke kanan dan
cembung kearah titik pusat sumbu. 3.
Kurva Indiferens yang terletak lebih jauh dari titik pusat menunjukkan tingkat kepuasan total yang lebih tinggi, sehingga dua atau lebih kurva
indiferens tidak akan berpotongan. Kombinasi seorang konsumen dalam mengkonsumsi 2 macam produk
berbentuk cembung ke arah titik pusat sumbu dan menurun ke kanan.
Efek Pendapatan Dan Efek Substitusi Harga suatu produk menimbulkan dua macam efek yaitu :
Efek Pendapatan Kenaikan atau penurunan harga yang menyebabkan naik atau turunnya pendapatan
riil.
Efek Substitusi Penggantian pilihan terhadap barang lain akibat dari penurunan atau kenaikan
harga barang.
10. TEORI PRODUKSI
10.1 Teori produksi dengan satu input yang bersifat variable
A. Fungsi Produksi Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor
produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi
maupun harga produk. Produksi : Suatu kegiatan memproses input faktor produksi menjadi suatu
output. Produsen dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis,
yang didalam teori ekonomi disebut “fungsi produksi”
Fungsi Produksi : suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan fungsional antara tingkat input yang digunakan dalam
proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q = f K, L, R, T Q = jumlah output hasil produksi
K = modal kapital L = tenaga kerja labor
R = kekayaan akan raw material T = teknologi
Perlu diketahui bahwa teknologi tidak dianggap sebagai faktor produksi B. Produksi Dengan Satu Input Variabel
Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja labor yang digunakan
untuk menghasilkan output tersebut. Dalam analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa
semua faktor produksi selain tenaga kerja L dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel : Q = f L.
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada “Law of Diminishing Return”.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang the law of diminishing return menyatakan : bila satu macam input labor penggunaannya terus ditambah
sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan
menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.
Tabel 1. Dibawah ini menunjukan sistem produksi dengan satu input variabel dimana dimisalkan Y input faktor produksi modal kapital dan X merupakan
input faktor produksi variabel tenaga kerja. Dalam Tabel 1. Dimisalkan perusahaan berproduksi dengan menggunakan sejumlah modal tertentu
misalnya Y = 2 artinya Y konstan, dan input variabel tenaga kerjalabor X.
• Produksi Marginal
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.
Rumus : MP = ∆TP∆L
• Produksi rata-rata
produksi yang secara rata dihasilkan oleh setiap pekerja Rumus : AP =TPL
Hubungan antara Total Product TP, Marginal Product MP dan Average Product AP dapat digambarkan secara grafik seperti pada gambar 1 berikut
ini :
Kurva Total Product dan Marginal Product
Fungsi produksi dengna satu input variabel misal : tenaga kerja tunduk pada hukum “the law of deminishing return” yang menyatakan : Bila suatu macam input
penggunaannya terus ditambah sebanyak 1 unit, sedangkan input yang lain konstan, pada mulanya Total Product akan semakin besar pertambahannya. Tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu “produksi tambahan” semakin menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn total product semakin lambat
pertambahannya dan akhirnya ia TP mencapai tingkat maksimum. Bila penambahan input terus dilanjutkan, maka MP-nya akan menjadi negatif dan TP-
nya.
A. Tahap- Tahap Produksi
Pada hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan menjadi 3 tahap :
1Tahap Pertama : Produksi Total Total Product mengalami pertambahan yang semakin cepat.
Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP produksi rata-rata maksimum, dan pada titik ini AP=MP
marginal product.
2 Tahap Kedua : Produksi Total Total Product pertambahannya semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP maksimum.
3 Tahap Ketiga : Produksi total total product semakin lama semakin menurun.
Tahap III ini meliputi daerah dimana MP negatif.
Inflection point titik belok : yaitu titik dimana slope lereng kurva total product
TP mulai berubahan.
Faktor produksi tetap fixed input : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung,
mesin, managerial, dll.
Faktor produksi variabel variabel input : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan jumlah output yang dihasilkan.
B. Tahap Produksi Paling Efisien
1 Tahap I menunjukan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja
labor, L masih sedikit, bila dinaikan penggunaannya, maka produksi rata- rata average product, AP naik dengan ditambahkannya input variabel.
Dengan asumsi harga input tenaga kerja L tetap, maka dengan naiknya
produksi rata-rata cost of production per-unit akan menurun dengan ditingkatkannya produksi output.
Dalam pasar persaingan sempurna perfect competition, produsen tidak akan pernah beroperasi berhenti berproduksi pada tahap I ini, karena
dengan memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi
pasa tahap I ini “efisiensi produksi” belum maksimal.
2 Tahap III meliputi daerah dimana produksi marginal marginal product, MP
negatif. Pada tahap III ini penggunaan input tenaga kerja L sudah terlalu banyak, sehingga produksi total total product, TP justru akan menurun, jika penggunaan
input tenaga kerja L tersebut diperbesar, karena MP negatif efisiensi produksi telah melampaui kondisi maksimal.
3 Diantara tahap I dan tahap III terdapat tahap II.
Maka berdasarkan pada keadaan tahap I dan tahap III dapat disimpulkan bahwa “efisiensi produksi maksimal” terjadi pada tahap II.
10.2 Teori produksi dengan dua input variable