Pada dasarnya, floor price dan ceiling price tidak dapat terjadi pada lokasi dan waktu yang bersamaan.Dua kebijakan tersebut terjadi secara bertahap. Dimana
pemerintah akan mengeluarkan kebijakan floor price untuk melindungi produsen saat terjadi kemerosotan harga yang dikarenakan kelebihan jumlah hasil produksi.
Lalu saat jumlah hasil produksi menurun, pemerintah menetapkan kebijakan ceiling price.
Dengan adanya kombinasi kebijakan floor price dan ceilling price yang dilakukan oleh pemerintah, maka dapat menstabilkan perekonomian, selain itu
antara produsen dan konsumen tidak merasa dirugikan karena masing-masing mendapat harga yang sesuai.
9. TEORI KONSUMEN
9.1 Teori konsumen dengan pendekatan guna kardinal
Konsumen Konsumen adalah pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri
sendiri dan atau kepentingan orang lain. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, sebagai contoh: •
Pendapatan •
Selera konsumen •
Harga barang
Ciri-ciri pendekatan kardinal •
Dikatakan dalam pendekatan kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya: uang.
• Makin banyak yang dikonsumsi, makin besar kepuasan konsumen tersebut.
• Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility.
• Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 barang bisa dihargai
dengan uang.
Setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.Semakin besar jumlah
barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.Pendekatan guna kardinal memiliki kelemahan berupa asumsi
kepuasan seseorang itu tidak realis.
Karena kepuasan masing – masing orang pada dasarnya adalah hal yang bersifat relatif.Namun kelebihannya yang menonjol adalah mudahnya isi konsepsi
pendekatan kardinal untuk lebih dipahami: bahwa pendekatan kardinal mendahului uraian mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.
KESEIMBANGAN KONSUMEN Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada
tingkat pendaptan yang dimilikinya.
Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu konsumen yang bersangkutan.
Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan
yang sama pada berbagai barang.
Para ahli ekonom mempercayai bahwa pendekatan kardinal utility merupakan ukuran kebahagiaan seseorang.
Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi
Sehingga dapat ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut: U = f X1, X2, X3, … Xn
Dimana “U” adalah utility atau besar kecilnya kepuasan, sedangkan X adalah jenis jumlah barang yang dikonsumsi.
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERDIRI DARI DUA KONSEP YAITU: 1.
Total utility kepuasan total Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa
2. Marginal utility kepuasan tambahan Kepuasan tambahan adalah perubahan
total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
PENDEKATAN KARDINAL MEMPUNYAI 5 ASUMSI, YAITU: •
Konsumsi rasional.Artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
• Berlaku hukum Diminishing Marginal Utility yaitu besarnya kepuasan marginal
akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
• Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan
kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang teteap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang didalam pendekatan kardinal
harganya melonjak
• Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan
ukuran dari tingkat kepuasan didalam pendekatan kardinal, semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi
kebutuhan mereka.
• Total utility adalah additive dan independen. Additive artinya daya guna dari
sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi
tindakan mengonsumsi barang X2,X3,X4,……Xn dan sebaliknya.
9.2 Teori konsumen dengan pendekatan ordinal