Distribusi pendapatan. Ketidaksempurnaan pasar Barang-barang kolektif Eksternalitas Pada posisi harga jual Rp 400,- per kg

Kenaikan produktivitas; menentukan besarnya kenaikan prosuksi ini berarti meningkatkan produksi masyarakat yang menimbulkan kenaikan penghasilan masyarakat. Maka tingkat bunga menentukan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa mekanisme harga memecahkan masalah ekonomi pokok yang keempat yaitu seberapa cepat perekonomian akan tumbuh atau masalah HOW FAST PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA Mekanisme harga dikatakan mampu memecahkan semua permasalahan ekonomi. Namun untuk masalah-masalah ekonomi penting tertentu, Mekanisme harga tidak bisa memecahkan permasalahan dengan baik. Masalah-masalah Ekonomi lainya di mana mekanisme harga tidak memecahkan masalah ekonomi dengan baik yaitu :

a.Distribusi pendapatan.

Mekanisme harga tidak selalu bisa menjamin dipecahkannya masalah FOR WHOM secara “adil”.

b.Ketidaksempurnaan pasar

Apabila terdapat perbedaan yang menyolok dalam hal kekuatan ekonomi antara pihak-pihak yang bertransaksi di pasar, maka harga yang terbentuk tidak mencerminkan prioritas masyarakat secara wajar, sehingga masalah WHAT dan HOW tidak bisa dipecahkan dengan baik.

c.Barang-barang kolektif

Ada barang-barang yang hanya bisa disediakan secara kolektif oleh masyarakat misalnya : keamanan, ketertiban hukum, beberapa macam infrastruktur dan sebagainya. Harga pasar bagi barang-barang semacam ini tidak ada, atau kalaupun ada tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Lagi, masalah WHAT untuk barang-barang ini tidak bisa dipecahkan dengan baik oleh mekanisme harga.

d.Eksternalitas

Mekanisme pasar tidak bisa memperhitungkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari kegiatan ekonomi misalnya, pengaruh suatu pabrik terhadap lingkungan .

e.Pengelolaan perekonomian secara makro

Dalam perekonomian Makro Mekanisme pasar tidak bisa diandalkan untuk menstabilkan gejolak naik turunnya kegiatan ekonomi nasional secara total. Pada kelima bidang masalah ekonomi ini, mekanisme harga tidak bisa diharapkan menyelesaikan permasalahan ekonomi secara otomatis dengan baik, Di sini perlu tindakan- tindakan yang dirumuskan dan dijalankan secara sadar oleh masyarakat Negara. Tindakan- tindakan ini disebut perencanaan dalam arti luas. Di luar bidang-bidang ini mekanisme masih efektif.. Dalam kenyataan mekanisme harga dan perencanaan digunakan bersama-sama, karena keduanya saling melengkapi. tentunya Dengan “porsi” yang berbeda-beda bagi masing- masing negara dan bagi waktu yang berbeda. PERMINTAAN PASARdan PERILAKU KONSUMEN Sector rumah tangga sebagai konsumen di pasar output. Akan berakibat : 1.Perilaku konsumen dalam memutuskan berapa jumlah masing-masing barang yang akan dibeli dalam berbagai situasi. 2.Konsumen-konsumen secara bersama-sama menimbulkan permintaan di pasar. PENDEKATAN – PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN Hukum Permintaan, yang mengatakan bahwa “bilasesuatu barang naik maka ceteris paribus jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut turun”. Dan sebaliknya bila harga barang tersebut turun. Ceteris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah. Pendekatanyang dinyatakan oleh Hukum Permintaan : 1. Pendekatan marginal utility,yang bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasanatau utility setiap konsumen bisa diukurdengan uang atau dengan satuan lain utility yang ber-sifat “cardinal” seperti kita mengukur volume air, panjang jalan atau berat dari sekarung beras. 2. Pendekatan indifference curve, yang tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur; anggapan yang diperlukan adalah bahwa tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa me-ngatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah. PENDEKATAN MARGINAL UTILITY Perilaku konsumen bisa diterangkan dengan menggunakan pendekatan marginal utility sebagai berikut: aUtility bisa diukur dengan uang, dan bHukum Gossen law of diminishing marginal utility berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan marginal utility yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, dan cKonsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum. Perhatikan perbedaan antara kepuasan total total utility dan kepuasan marjinal marginal utility. Pada Gambar1 marginal utility diatas : 1.Dari konsumsi suatu barang X , Semakin banyak barang X yang dikonsumsikan, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang X yang terakhir dikonsumsikan [anggapan b di atas]. 2.Bila harga barang X adalah OPx, maka pada tingkat konsumsi yang lebihrendah dari 0X 3, tingkat kepuasan total total utility konsumen belum mencapai maksimum. Misalnya pada tingkat konsumsi OX1, maka setiap tambahan pembelian 1 satu unit X akan memberikan tambahan kepuasan yang dinilai dengan uang sebesar X1 B sedangkan pengorbanan berupa pembayaran harga untuk 1 unit tersebut adalah hanya X1 A = OPx. Jadi ada tambahan kepuasan netto sebesar AB bila konsumen membeli lebih banyak X. Oleh sebab itu masih menguntungkan baginya apabila ia menambah pembelian barang X. 3.Sebaliknya, pada tingkat konsumsi lebih besar dari OX 3 maka kepuasan total konsumen juga tidak maksimum. Misalnya pada imgkat konsumsi OX2, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari pembelian 1 satu unit terakhir dari barang X hanya sebesar X2E, sedangkan pengorbanan konsumen adalah sebesar X2D = OPx; jadi 4.Akan menambah kepuasan total konsumen bila ia mengurangi tingkat konsumsi pembeliannya. Konsumen akan mencapai kepuasan total yangmaksimum pada tingkat konsumsi pembelian di mana pengorbanan untuk pembelian unit terakhir dari barang tersebut yang tidak lain adalah harga unit terakhir tersebut adalah sama dengan kepuasan tambahan yang didapatkan dari unit terakhir tersebut. Kepuasan total maksimum tercapai bila : Penjelasannya : 1.Bila seandainya harga barang X naik dari OPx menjadi OPx, maka untuk mencapai posisi kepuasan total yang maksimum atau sering disebut posisi equilibrium konsumen, konsumen akan me-milih tingkat konsumsi pembelian sebesar OX4 yang lebih kecil dari OX3. Jadi perilaku konsumen yang dinyatakan oleh Hukum Permintaan terbukti. 2.Perhatikan bahwa dengan pendekatan marginal utility ini, kurva Marginal Utility yang diukur dengan uang tidak lain adalah kurva permintaan konsumen, karena menunjukkan tingkat pembeliannya atau jumlah yang ia minta pada berbagai tingkat harga. Untuk kasus di mana konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah : 1.Syarat ini bisa dicapai dengan anggapan bahwa konsumen mempunyai uang atau penghasilan atau “budget” yang cukup untuk dibelanjakan untuk setiap barang sampai marginal utility setiap barang sama dengan harga masing-masing barang. 2.Bila kita menganggap suatu kasus yang lebih realistis di mana konsumen hanya mempunyai sejumlah uang yang tertentu yang tidak cukup untuk membeli barang- barang sampai pada tingkat MU = P untuk setiap barang, maka bisa dibuktikan bahwa dengan uang yang ter-batas tersebut ia bisa mencapai kepuasan total yang paling tinggi bila ia mengalokasikan pembelanjaannya sehingga dipenuhi persyaratan tersebut : Syarat ini disebut equilibrium konsumen dengan constraint. Yaitu dengan pembatasan jumlah uang yang dipunyai. Dalam kasus banyak barang ini pun kita bisa menunjukkan bahwa Hukum Permintaan berlaku bagi masing-masing barang X, Y,Z dan seterusnya. PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE Perilaku konsumen bisa pula diterangkan dengan pendekatan Indifference curve sebagai berikut: akonsumen mempunyai pola preferensi akan baarang-barang konsumsi misalnya X dan Y yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map atau kumpulan dari indifference curve, bkonsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan ckonsumen lelaluberusaha mencapaikepuasan maksimum. Definisi: Indifference curve adalah konsumsi atau pembelian barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasanyang sama. Asumsi: Indifference curve : a.turun dari kiri atas ke kanan bawah, b.cembung ke arah origin, c.tidak saling memotong, d.yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi tanpa perlu menunjukkan berapa lebih tinggi, yaitu asumsi ordinal ulility Gambar Perliatikan Gambar .2. di atas. Dengan sejumlah uang ter-tentu M konsumen bisa membelikannya semua untuk barang X memperoleh sebanyak :MPx ataumembelikannyasemua untuk barang Y dan memperoleh MPyatau membelanjakan jumlah uang M tersebut untuk berbagai kemungkinan kombinasi X dan Y seperti yang ditunjukkan oleh garis lurus yang menghubungkan MPxdan MPy Garis ini disebut garis budget atau budget line. Tingkat kepuasan yang maksimum dicapai bila konsumen membelanjakan M untuk membeli sebanyak OY 1 barang Y dan OX 1 barang X, yaitu pada posisi persinggungan antara budget line dengan indifference curve. Posisi ini menunjukkan posisi kepuasan yang maksimum atau posisi equilibrium konsumen dengan constraint M karena I 1 adalah Indifference curve yang tertinggi yang bisa dicapai oleh budget line tersebut; posisi selain A hanya bisa mencapai indifference curve yang lebih rendah dari I 1. bila harga X turun dari Px menjadi P’x dan harga Y tetap. Maka budget line akan berayun ke kanan menjadi garisMPy - MPxPosisi equilibrium yang baru adalah pada C. Jadi dengan adanya penurunan harga barang X, maka jumlah barang X yniig diminta naik dari OX 1 menjadi OX 3. Perilaku konsumen Menurut Hukum Permintaan terbukti. Keunggulan pendekatan Indifference Curve dibanding dengan pendekatan Marginal Utility, adalah : a tidak perlunya menganggap Bahwa utility konsumen bersifat cardinal, b efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah lebih lanjut menjadi dua, yaitu efek substitusi atau substitution effect dan efek pendapatan atau income effect. Dari gambar di atas, efek total dari penurunan harga : barang X dari Px menjadi P’x dapat dipecah menjadi X1 X2 = substitution effect dan X2 X3 = income effect. Substitution effect didalam contoh ini adalah kenaikan konsumsi X karena adanya substitusi Y dengan X, karena sekarang harga X relatif menjadi lebih rendah dibanding harga Y. Income effect adalah kenaikan X, yang disebabkan oleh kenaikan income riil karena turunnya harga X; yaitu nilai M secara riil naik karena Px turun. Contoh : Apabila dengan gajiDoni Rp 100.000,00, maka doni sekarang bisa membeli 500 kg beras sedang sebelumnya hanya 400 kg beras, karena harga beras turun dari Rp 500,00 menjadi Rp 400,00 per kg, maka daya beli Doni meningkat, atau income riil Doni meningkat, meskipun M Doni tetap Rp 100.000,00. Keunggulan lain dari pendekatan indifference curve adalah bisa ditunjukkannya beberapa faktor lain yang sangat penting yang mempengaruhi permintaan konsumen akan sesuatu barang. Faktor-faktor ini yang di dalam Hukum Permintaan dianggap tidak berubah, atau ceteris paribus adalah : a.Penghasilan atau income riilkonsumen. Kenaikan income riil konsumen, yang dicerminkan oleh kenaikan M bila harga-harga barang dianggap tetap, biasanya menaikkan permintaan konsumen. Keadaan seperti ini berlaku bagi barang-barang pada umumnya, atau barang “normal”. Pengecualian terjadi untuk barang-barang “inferior”, di mana kenaikan income riil menurunkan permintaan akan barang tersebut income effect negatif. Contoh barang inferior adalah gaplek dari rumah tangga-rumah tangga di kota-kota. Barang inferior tidak banyak jumlahnya. Kebanyakan barang yang kita beli adalah barang normal. Gambar berikut menggambarkan pengaruh perubahan income terhadap jumlah barang yang diminta. 06 b. Perubahan harga barang lain. Perubahan harga barang yang mempunyai “hubungan” ekat dengan suatu barang bisa pula mempengaruhi permintaan akan barang tersebut. Perubahan liarga Y bisa mempengaruhi permintaan akan barang X. Gambar 111.4. berikut enunjukkan dua pengaruh yang berbeda dari perubahan harga Y terhadap jumlah barang X yang diminta. 07 c. Selera konsumen. Perubahan selera konsumen bisa ditunjuk-k;in oleh perubahan bentuk atau posisi dari indifference map. I anpa ada perubahan harga barang-barang maupun income, permintaan akan sesuatu barang bisa berubah karena perubahan selera. Permintaan demand function adalah : Jumlah suatu barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain akan tetap sama Cateris Paribus Penawaran adalah : Jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu cateris paribus Hukum Permintaan Kurve permintaan untuk pelbagai macam barang dan jasa tidak semuanya tepat sama. Bahkan kurve permintaan akan barang yang sama pun dapat berbeda menurut tempat dan waktu yang berbeda. Tetapi semua kurve permintaan menunjukkan satu ciri yang sama, yaitu arahnya yang turun dan kiri-atas ke kanan-bawah downward sloping to the right. Bentuk kurve mi menunjukkan bahwa antara HARGA P dan JUMLAH YANG MAU DIBELT Qd terdapat suatu hubungan yang berbalikan: -Kalau harga naik, jumlah yang mau dibeli berkurang -Kalau harga turun, jumlah yang mau dibeli bertambah Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Permintaan, yang dapat dirumuskan sbb.: Orang cenderung membeli lebih banyakpada harga rendah daripadapada harga tinggi. Disehut “hukum” karena merupakan gejala umum yang sulit dicari perkecualiannya. Hal ini terjadi karenaHukum permintaan menunjuk pada fakta bahwa, kalau harga suatu barangjasa naik, jumlah yang akan dibeli cenderung menjadi Iebih sedikit, sedang kalau harganya turun, jumlah yang mau dibeli oleh masyarakat akan lebih banyak. Sekarang kita her- tanya: mengapa terjadi demikian? Apa sebabnyajumlah yang mau dibeli berkurang bila harga barang itu naik, dan bertambah bila harganya turun? Pada dasarnya ada tiga alasan yang dapat menjelaskan gejala tsb.:

I. Pengaruh penghasilan Income effect

Kalau harga suatu barang naik, maka denganjumlah penghasilan uang yang sama orang terpaksa hanya dapat membeli barang lebih sedikit. Sebaliknyajika harga barang tu turun, dengan penghasilan yang sama orang dapat membeli lebih banyak dan barang ybs., dan mungkinjuga dan barang-barang lain pula, sebab penghasilan realnya naik. Misalnya datam contoh di atas: pada harga beras Rp 400-kg, keluarga ybs. dapat membeli 50kg beras perbulan. Tetapi kalau harga beras naik menjadi Rp 500, 1kg, denganjumlah uang yang sama rncrcka hanya dapat membeli 40 kg beras per bulan. Hal yang sama berlaku tidak hanya untuk permintaan individual tetapi juga untuk permintaan pasar. Kalau harga suatu barang naik ceteris paribus, Iebih sedikit warga masyarakat yang mampu membelinya dengan penghasilan mereka. Sebaliknya jika harga barang tertentu turun ceteris paribus, semakin banyak orang yang dulu tidak mampu membelinya sekarang akan dapat menjangkaunya, sehingga jumlah pembeli bertambah banyak. Hal mi disebut “income effect’:

2. Pengarub substitusi Substitution effect

Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama tetapi harganya lebih murah. Penggantian mi dengan istilah teknis disebut substitusi. Maka gejala mi disebut “substitution effect”.

3. Penghargaan subyektif Marginal Utility

Andaikan seseorang hanya mernpunyai satu pasang sepatu saja. Maka ia akan menilai sepatunya itu lebih tinggi daripada scandainya ia mempunyai sepuluh pasang. Kalau sepatunya itu rusak ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepasang sepatu yang barn, walau harganya mahal. Sebaliknya kalau orang mempunyai sepuluh pasang sepatu, ia tidak akan merasa kerugian besar kalau kehilangan satu pasang sepatu, dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepatu lebih banyak lagi. Jadi makin banyak dan satu macam barang tertentu yang telah dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap barang itu. Tinggi-rendahnya harga yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk barang tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan Marginal yang diperolehnya dan konsumsi barang tsb. Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Semakin Berkurangnya Tambahan Kepuasan Law of Diminishing Marginal Utility — LDMU, atau Hukum Gossen ke-I. Persamaan fungsi permintaan Antara HARGA P suatu barang dan JUMLAH yang mau dibeli Qd ternyata ada hubungan fungsional yang kurang-lebih tetap. Dikatakan jumlah yang mau dibeli merupakan fungsi dan harga. artinya: besar-kecilnya Qd tergantung dan tinggi-rendahnya P. Hubungan tersebut secara matematik dapat dinyatakan dalam bentuk sebuah persamaan, yang bila dilukiskan dalam grafik menjadi kurve permintaan. Kehanyakan kurve perrnintaan berbentuk garis melengkung yang menyerupai hentuk hiperbola. BeHtuk umurn persamaan hiperbola adalah: a y=—+ b x Tetapi untuk rnenyederhanakan, garis rnelengkung di daerah yang penting dapat “didekati” dengan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah: y = mx + b dimana untuk kurve perrnintaan koefisien arahnya rn = gradien bertanda negatif. Sebagai contoh. dalam Gambar 1.3 dilukiskan dua bentuk kurve permintaan, yaitu: D : P = 200 — 2,5 Q garis lurus D: P= 200 + 50 garis melengkung Q Dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk memastikan bentuk dan letak kurve permintaan akan suatu barang. Bagairnana tepatnya kurve perrnintaan dan persamaannya hanya dapat dipastikan atas dasarpenelitian pasar dengan bantuan Statistika. Dan hcrbagai tempat dan pada pelbagai waktu harus dikumpulkan informasi herapajumlah dan barang tertentu yang mau dibeli oleh masyarakat pada pelbagai tingkat harga. Informasi yang diperoleh belum tentu menghasilkan sebuah kurve permintaan yang “bagus” seperti dalam contoh di atas. Tetapi dengan bantuan matematika dapat dihitung garis rata-rata garis regresi, dan diagram tebar yang dapat “mendekati” mencerminkan keadaan nyata. 08 1.2. PERUBAHAN DALAM PERMINTAAN Inti dan pengertian permintaan yang dibicarakan sarnpai sekarang adalah hubungan antara HARGA suatu barangjasa dan JUMLAH YANG DIMINTA j ika P naik, Qd herkurang; sebaliknyajika P turun, Q1 akan bertambah: Q, herubuh sebagaiAKlBATa’ari perubahan P. Dalam kurve permintaan hubungan tsb. kelihatan dan arah kurve yang turun ke kanan-bawah: jika harga barang turun, akibatnyajumlah yang mau dibeli bertambah, dan kita berjalan dan titik yang satu ke titik yang lain pada kurvc permintaan yang sama seperti telah digambarkan itu. Tetapi kenyataannya dapat teijadi bahwa ada perubahan dalam jumlah yang diminta tanpa ada perubahan harga. Mungkin juga ada perubahan harga, tetapi tidak diikuti oleh perubahan dalam jumlah yang mau dibeli. Dalam hal mi kombinasi dan P dan Q semula ternyata sudah tidak berlaku dan dikatakan ada perubahan dalarn permintaan change in Demand. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Ceteris Paribus Daftar permintaan akan barang tertentu, dan kurve permintaan yang dibuat atas dasar daftar tsb. selalu disusun dengan anggapan ‘ceteris paribus’. Maksudnya ialah: dan berbagai faktor yang inungkin dapat mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu barang, kita hanya memperhatikan huhungan antara jumlah yang diminta dan harga barang ybs. Semua faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi jumlah yang mau dibeli itu untuk sementara waktu tidak diperhatikan dulu, atau dianggap konstan, tidak berubah. Apa yang dianggap sama? Faktor-faktor lain selain harga barang ybs. yang ikut mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu barang, tetapi tidaklbelum diperhatikan karena dianggap sama atau tidak berpengaruh adalah: 1. Jumlah pembelikonsumen 2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan 3. Harga barang-barang lain 4. Pengaruh musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan jaman, pengaruh lingkungan 5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan. Dalam kenyataan jelas hal-hal tsh. tidak selalu sama atau konstan. Maka apa yang terjadi jika satu atau lebih dan faktor-faktor tsb. berubah? Jika ada perubahan dalam salah satu atau lebih dan faktor tsb., maka seluruh permintaan, yaitu kombinasi dan [harga sekian; jumlah yang mau dibeli sekian] akan berubah juga. Jika digambarkan dalam grafik, seluruh kurve permintaan akan bergeser menjadi kurve permintaan yang baru, yang berbeda dan yang semula. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan: 1. Jumlah pembeli: jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama jumlah yang man diheli hcrtamhah hanyak juga. dan kurve permintaan akan bergeser ke kanan. Hal mi dapat terjadi misalnya karena pertambahan penduduk, perbaikan transport sehingga barang tertentu dapat terjual di daerah lain pula, berhasilnya usaha promosiperikianan, dsb. Misalnya pada awal tahun pelajaran baru permintaan akan alat-alat tulis tentu bertambah. 2. Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpcngaruh sekali terhadap permintaan. Dan penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih banyak dan segala macam barang dan jasa. Dalam hal mi hanya ada satu perkecualian, yaitu yang disebut inferior goods atau juga disebut “Giffen goods”, yaitu barang-barang yang permintaannyajustru berkurang bila penghasilan konsumen naik. Misalnya orang miskin, yang terpaksa hanya makan gaplek atau jagung, dengan naiknya penghasilan akan menggantikan gaplek dengan nasi, sehingga permintaan akan gaplekjagung berkurang. Semua barang lain disebut ‘normal goods’ artinya barang yang pemiintaannya naik apabila pendapatan konsumen naik. Pengaruh perubahan penghasilan terhadap permintaan akan suatu barang dapat diukur dan diperhitungkan, dengan jalan membandingkan persentase kenaikan jumlah yang diminta dengan persentase kenaikan penghasilan konsumen. mi disebut elastisitas pendapatan. 3. Harga barang-barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang lain itu memperbesar atau justru memperkecil perrnintaan masyarakat akan suatu barang tertentu itu tergantung apakah barang lain itu barang pelengkap = komplementer, barang pengganti = substitut atau barang lepas = independent netral. Barang pelengkap komplementer Misalnya sepeda motor, bensin dan oli saling melengkapi. Jika harga sepeda motor turun, maka jumlah sepeda motor yang diininta akan bertambah. Akibatnya permintaan akan bensin bertambah pula. Demikian pula permintaan akan oil ikut bertambahjuga. Barang pengganti substitut Misalnya kopi dan teh, rokok merk yang satu dan merk yang lain, kereta api dan bis malam, bis dan colt itu dapat saling mengganti. Kalau harga karcis kereta api naik, lebih banyak orang akan naik bis. Jadi bila harga barang yang satu naik,jumlah yang diminta dan barang tersebut akan berkurang, tetapi jumlah yang diminta dan barang substitutnya justru akan bertambah. Barang lepas independent Barang independent adalah barang yang tidak ada hubungan atau pengaruh timbal-balik satu sama lain. Apabila harga barang lain itu naik, mungkin pendapatan real berkurang = ada income effect dan hal mi secara tidak Iangsung dapat berpengaruh terhadap jumhah barangjasa yang diminta. 4. Musim, selera, mode, kebiasaan, perubahan jaman, Iingkungan sosial juga berpengaruh terhadap permintaan. Misalnya permintaan akan payung pada awalmusim hujan. Terutama mode pakaian dapat berubah dalam waktu singkat. Kemajuan zaman dapat menyebabkan bahwa harang yang dulu dipandang sebagai barang mewah radio, kaset, walk-man, komputer,jam tangan, sepeda motor, TV, dsb. lama-kelamaan menjadi barang yang biasa. 5. Harapanpandangan tentang masa yang akan datang dan faktor-faktor psikologis lainnya dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mendadak dalam permintaan masyarakat. Misalnya desas-desus atau rasa takut bahwa harga-harga akan naik mendorong orang untuk segera membeli banyak sebelum harga naik sehingga jumlah yang diminta akan naik pada harga yang sama. Jadi akibat dan perubahan dalam salah satu atau lehih dan faktortsb. di atas ialah: suatu kombinasi yang baru antara harga dan jumlah yang mau dibeli; berarti bahwa seluruh permintaan berubah. Jika perubahan dalam permintaan tsb. di atas digambarkan dalam grafik, kurve permintaan semula “bergeser” ke kanan atau ke kin menjadi kurve permintaan yang baru. Pergeseran kurve permintaan Bila permintaan bertambah, maka kurve permintaan bergeser ke kanan-atas seperti pada gambar dibawah Artinya: —Para konsumen mau membeli lebih banyak dan suatu harang tertentu pada tingkat harga yang berlaku. Misalnya pada harga Rp 1.000,- jumlah yang diminta bertambah dan 5 menjadi 8 satuan dan titik A — E. —Jumlah barang yang mau dibeli sama, meskipun harga barang telah naik. Misainya harga naik dan Rp 1 .000,- menjadi Rp 2.000,- tetapi jurnlah yang mau dibeli tetap 5 satuan dan A — C. 09 Perubahan Dalam Penawaran Kurve Penawaran Tertentu selalu digambarkan dengan Anggapan “ Cateris Paribus “ bahwa semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah Yang dianggap sama Dalam Hal ini : 1.Jumlah Produsen di Pasar Jika jumlah Produksen Bertambah, penawaran total juga akan bertambah , pada tingkat harga yang berlaku, lebih banyak barang jasa yang ditawarkan untuk dijual di pasaran. Atau kalau harga pasar turun karena persaingan antara produksen tsb, jumlah yang sama mau dijual juga meskipun pada harga yang lebih rendah. 2.Harga Faktor-Faktor Produksi Bersama dengan Tehnik Produkssi, Harga Faktor-Faktor Produksimerupakan input dalam proses produksi, menentukan biaya produksi. Misalnya jika harga bahan baku turun, maka produksen : -dapat menjual menghasilkan lebih banyak pada tingkat harga yang sama dan atau. -dapat menghasilkan dan menjual jumlah yang sama pada harga yang lebih rendah, ini berarti penawaran bertambah dan kurve supply bergeser ke kanan kebawah. 10 Sebaliknya jika harga bahan-bahan dan input-input lainnya naik, sehingga biaya produksi bertambah, maka : -Jumlah barang yang sama hanya akan dijual pada harga lebih tinggi -Pada tingkat harga yang sama jumlah yang ditawarkan lebih sedikit. Ini berarti penawaran berkurang, dan kurve supply bergeser ke kiri atas. Lihat kurve B 3.Harga Barang-barang Lain : Jika berubah, penawaran barang tertentu mungkin bertambah, mungkin berkurang, tergantung jenis barang dan hubungannya satu sama lain barang pengganti, barang pelengkap atau barang lepas. 4.Harapan atau perkiraan para produksenpenjual tentang masa yang akan datang. a.Jika diperkirakan harga akan naik, apakah para penjual segera akan menjual seluruh persediannya ? Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menahan barangnya, menunggu kenaikan harga dan akibatnya harga memang akan naik b.Jika diperkirakan harga akan Turun, apakah para penjual tidak akan menjual seluruh persediannya ? Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menjual semua barang persediannya selama harga belum merosot dan akibatnya harga memang akan merosotturun Harga Pasar -Jumlah yang mau dibeli di tunjukkan dengan Q d -Jumlah yang mau dijualdi tunjukkan dengan Q s -Berbagai kemungkinan harga di tunjukkan dengan P Pengertian Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli barang. Pengertian Pasar dalam ilmu ekonomi lebih luas lagi yaitu Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Setiap barang yang diperjual belikan ada pasarnya. Contoh : ada pasar ikan, tetapi juga ada pasar rokok kretek, pasar tekstil, pasar modal dan pasar tenaga kerja. Fungsi Pasar adalah : sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual yang mempunyai barang dan menginginkan uang, dengan pembeli yang mempunyai uang dan menginginkan barang. Penjual dan pembeli tidak bertemu muka , tetapi dapat juga melalui surat atau telepon. Pasar Sempurna adalah apabila semua pihak di pasar tersebut mengetahui seluruhkeadaan pasar yaitu : harga-harga yang berlaku, jumlah-jumlah yang ditawarkan. PasarPersaingan Sempurna terjadi apabila jumlah pembeli lebih banyak dan jumlah penjual juga lebih banyak, yang semuanya menawarkan barang yang sifatnya samaatau homogen. Misalnya barang jenis tertentucontoh ikan lele, karena jumlah penjual banyak dimana masing-masing menawarkan sebagian kecil saja dari suplai total, maka tidak ada penjual atau pembeli yang seorang diri mempengaruhi harga, bila jumlah penjual dan pembeli yang bertemu di pasar banyak dan terdapat koordinasi yang baik diantara mereka, untuk satu macam barang akan terjadi satu harga. Yaitu harga pasar. Harga Keseimbangan Untuk mengerti bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga pasar, sebagai contoh kita pelajari terbentuknya harga gula kelapa. Dalam masyarakat kita gula kelapa banyak pembelinya dan juga banyak produsenpenjualnya= bentuk pasar persaingan. Dalam tabel di bawah mi dikumpulkan hasil pengamatan pasar, yaitu berapa kg gula kelapa yang mau dibel i Q1 dan berapa kg yang mau dij ual Q pada berbagai hargadi daerah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. Tabel Permintaan dan Penawaran Bawang Putih 11 Angka-angka dan tabel dapat juga digambarkan dalam bentuk sebuah diagram. Karena mengenai barang yang sama, makajumlah yang mau dibeli D dan jumlah yang mau dijual • dapat digambarkan dalam satu diagram. Dan gambar segera tampak bahwa —pada harga pasar tinggi, para penjual mau menjual banyak, tetapi para pembeli hanya mau membeli sedikit; —pada harga rendah, para pembeli ingin membeli banyak, tetapi para penjual hanya mau menjual sedikit. Maka berapakah harga gula kelapa yang akhirnya akan terjadi? Atau dengan kata lain: dan berbagai kemungkinan harga yang tercantum dalam daftar di atas, harga yang manakah yang akan berlaku di pasaran? Jawabannya ialah: dalam “interaksi” dan tawar menawar antara para pembeli yang membutuhkan barang dan bersedia membayar uang untuk memperolehnya, diringkas Demand dan para penjual yang telah mengeluarkan biaya untuk menghasilkan barang dan mau menjualnya dengan harga tertentu, ringkasnya Supply akhirnya akan terbentuk satu harga tertentu, yaitu harga dimanajumlah yang mau dibeli Qd sama dengan jumlah yang mau dijual Q. Harga inilah yang disebut harga pasar atau harga keseimbangan Equilibrium price. Hal ini dengan mudah dapat dilihat dalam gambar dibawah ini. 12 Keterangan Gambar . Konfrontasi antara permintaan danpenawaran Bawang Putih Penjelasan : a. Pada Posisi Harga Rp 1000,-kg Apakah harga Rp 1000,-kg dapat terjadi? Dapat Sebab memang ada beherapa icmbeli yang bersedia membayar harga setinggi itu. Apakah harga Rp l000.-kg akan inenjadi harga pasar yang umum berlaku? Tidak Mengapa tidak? Karena pada harga kp l000,-kg para penjual mau menjual 11.000 kg. Tetapi pada harga itu para pembeli Iianya mau membeli 5.000 kg minggu. Jadi ada kelebihan = surplus sebanyak 6000 kg yang tak terjual. Supaya barangnya laku supaya tak perlu disimpan lama, atau lihawa pulang, supaya uangnya segera kembali, dli. tentu akan ada penjual yang bersedia menurunkan harga dan menjual barangnya dengan harga yang Iebih rendah. Oleh karena itu harga Rp 1 000,-kg tidak akan menjadi harga yang berlaku umum di pasaran. Situasi seperti ini dengan istilah teknis disebut ‘buyers market’ pasar dikuasai oleh para pembeli. Para pembeli yang merupakan pihak yang kuat, para penjual berada di pihak yang lemah; mereka mencani-cari pembeli dan untuk itu bersedia menurunkan harga — hal mana inenguntungkan bagi pembeli.

b. Pada posisi harga jual Rp 400,- per kg

Sekarang kita teliti harga Rp 400,-kg. Apakah harga mi bisa menjadi harga pasar Yang berlaku umum? Tidak Sebab pada harga itu pmbeli mau membeli sebanyak I .000 kg gula per minggu Qd = 11.000. Tetapi para penjual hanya menyediakan ft 000 kg saja Qs = 6.000. Jadi ada kekurangan supply = shortage sehanyak 5.000 kgminggu. Dalam situasi mi jelas ada konsumen yang tidak mcndapatkan gula sehanyak yang diinginkan. Maka tentu akan ada pembeli yang berani bersedia membayar Iiaiga Icbih tinggi. Oleh karena itu harga Rp 400,-kg tidak bisa menjadi harga pasar yang berlaku umum. dan kalaupun terjadi jual-beli dengan harga itu, pasti tidak bisa tahan lama. Siluasi pasar ini disehut ‘sellers market’: para penjuallah yang menguasai pasara, sedang para pemheli di pihak yang lemah. Untuk mendapatkan barang, para pembeli bersedia menaikan harga belinya, yang akan menguntungkan para penjual. Harga Rp 600,- per kg Pada harga Rp 600,-kg — dan hanya pada harga ini —jumlah yang mau dibeli Qd = 8.000 kgminggu danjumlah yang rnau dijual Qs = 8.000 kgminggu tepat sama, tidak ada kekurangan dan tak ada kelebihan. Jadi pada harga mi semua pihak mendapat apa yang diinginkan, dan tidak ada alasan untuk menaikkanmenurunkan harga lagi ceteris parihus. Maka harga Rp 600,- mi disebut harga keseimbangan Equilibrium price. yaitu harga yang menyeirnbangkan Permintaan dan Penawaran, atau P dimana Qd=Qs. Kurve Permintaan dan Penawaran Hal yang sarna dapat juga dianalisis dengan mempergunakan kurve. Untuk itu Gambar 1-8 di atas tadi dilukiskan kembali dalam bentuk kurve permintaan dan penawaran. Lihat gambar 1-9, di mana kurve D dan kurve S dilukiskan pada diagram yang sama. Jumlah baik Qd maupun Qs diukur pada sumbu horisontal sumbu X, sedang harga per satuan diukur pada sumbu tegak sumbu Y. Perpotongan kedua kurve tsb. menunjukkan harga keseimbangan: pada harga Rp 600,-kg, maka Qd = Qs = 8.000 kgminggu. 13 Keterangan Gambar Harga keseimbangan. Kurve Permintaan D turun ke kanan-bawah. Kurve Penawaran S naik ke kanan-atas. Perpotongan kurve D dun kurve S inenunjukkan harga keseimbangan, yaitu P Rp 600kg. Pada harga itun jumlah yang diperjualbelikan Q = 8.000 kgminggu. Pada harga lebih tinggi, daripada harga keseimbangan tsb., ada surplus hurang yang tak lequal; supaya harangnya laku, para penjual terdorong untuk inenurunkan harga jual sa. Sehaliknya jada harga lebih rendah daripada Rji 600kg, adanya kekurangan bawang putih akan mendorong pembeli menawar harga yang Iebth tinggi. Dan grafik segera tampak bahwa pada semua harga yang lebih tinggi daripada liarga keseimbangan pada P600, maka q berarti ada surplus. Surplus mi akan mendorong para penjual untuk menurunkan harga jualnya. Pada harga yang lebih rendah itu, para penjual akan mengurangi jumlah yang ditawarkan = hiikum penawaran. .lika harga diturunkan, para pembeli akan bersedia membeli lehih banyak atau Qd hertambah hukum permintaan. Proses mi berjalan terus sampai surplus tsb. hilang. .ladi misalnya apakah harga Rp 800kg bisa terjadi? Bisa Apakah harga Rp 800 akan dapat tahan larna? Tidak Sehab pada harga Rp 800kg itu Q Q. berarti masih tetap ada surpluskelebihan supply. Demikian pula pada seniua harga lebih rendah daripada harga kesei mbangan pada P 600, maka Q1 Q ,jadi ada kekurangan supply Shortage. Kekurangan tsb. akan inendorong para pembeli untuk menawar dengan harga lebih tinggi, agar rnendapatkan gula sebanyak dibutuhkan. Jika harga dinaikkan, maka Qs akan bertambah dan Qd akan herkurang. sampai tercapai keseimbangan. Jadi misalnya harga Rp 400kg, apakah akan bisa tahan lama? Tidak Sebab pada harga itu Q Q. Ceklah sendiri untuk harga Rp 1000 dan Rp 200. Satu-satunya harga yang dapattahan lama ialah harga dirnana Q1 = Q. Hanya pada harga itu tak ada kecenderungan menaikkanmenurunkan harga atau untuk menambah incngurangi jumlah. Maka harga Rp 600 adalah harga keseimbangan Equilibrium price. Secara matematika Hal yang sama dapat juga dirumuskan dalarn bahasa matematika. Kenyataannya kurve D dan kurve S biasanya berbentuk garis melengkung hiperholalparabola. [elapi untuk menyederhanakan, dapat didekati dengan garis-garis lurus di daerah Nlrategisnya. Misalnya kurve D dan gambar harga keseimbangan diatas dapat didekati dengan garis lurus P = 1400 — 0,075 Q atau P = 1200 0,1 Qd Sedang kurve S dapat didekati dengan paris P = —200 + 0,1 Q. Contoh: Pemintaan dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi persamaan yang menunjukkin liuhungan antara harga barang P dan jumlah yang mau dibeli Q1. Rumus urnum iiiitiik fungsi permmntaan yang berbentuk garis lurus adalah: P = a mQ. Misalnya P = 80 0,5 Q. Ieiiawaran pun dapat dinyatakan sebagai fungsi persamaan yang menunjukkan hubungan antara harga barang P dan jumlah yang mau dijual Q. Rumus umum untuk fungsi penawaran yang berbentuk garis lurus adalah: P = a + mQ. Misalnya: P = 20 + 0,5 Q. Ditanyakan: Berapakah harga keseimbangan. Hitunglah dan lukiskan kurvenya. 14 Perpotongan kurve P dan kurve S menunjukkan harga keseimbangan, dimana Qd = Qv. Perhatikan bahwa hasil perhitungan dan titik potong dalam grafik harus cocok. Proses penyesuaian Harga keseimbangan merupakan “persesuaian” antara keinginan pembeli dan keinginan penjual, sehingga masing-masing pihak mendapat apa yang diinginkan, tanpa adanya kekurangankejebihan Harga keseimbangan tidak selalu tercapai. mi ternyata dan adanya persediaan barang-barang yang bertumpuk di gudang karena tak laku terjual, atau dan kekurangan barang yang sering terjadi. Untuk menyamakan permintaan dan penawaran diperlukan suatu proses penyesuaian, yang biasanya memerlukan waktu mungkin waktu yang cukup lama. Bila proses mi digambarkan dalam kurve, akan kelihatan seperti sarang labah- lahah. Sebagai contoh lihatlah gambar dibawah ini. 15 Keterangan Gambar Proses Penyesuaian. Pada P = 400, jumlah Qv = 50. Tetapi pada harga ini Qd hanya 10. jumlah Qs = 50 hanya akan mau dibeli konsumen dengan harga P = 100. Pada P = 100, Qd memang 50. tempat Qs hanya 15. jadi ada kekurangan, dan harga akan naik. Untuk memperoleh jumlah sebanyak Q = 15 para pembeli bersedia membayar P = 330. Pada P = 330, Q.s = 45. Tetapi Qs ,sebesar 45 hanya akan dapat laku pada harga P = 130. Demikian seterusnya sampai akhirnya tercapai P = 200 dan Qd Q,s = 30. Contoh lain untuk mengetahui bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga pasar, dapat dilihat sebagai berikut : 16 pada harga pasar tinggi, para penjual mau menjual banyak, tetapi para pembeli hanya mau membeli sedikit. -pada harga rendah, para pembeli ingin membelibanyak, tetapi para penjualhanya mau menjualsedikit. Pertanyaan : 1.Berapa harga Semangka Tanpa Biji yang akhirnya akan terjadi ? 2.dari kemungkinan harga yang tercantum dalam table diatas, harga manakah yang akan berlaku di pasaran ? Jawaban : Setelah terjadi interaksi antara pembeli dan penjual, akhirnya akan terbentuk satu harga tertentu, yaitu harga dimana jumlah yang mau dibeli Qd sama dengan jumlah yang mau dijual Qs. Harga inilah yang disebut dengan harga pasar atau harga Keseimbangan. Pemahaman Tabel harga pasar semangka . A. Untuk harga Rp. 2000kg : 1.Apakah Harga Rp. 2000kg dapat terjadi ? dapat sebab memang ada beberapa pembeli yang bersedian membayar harga setinggi itu. 2.Apakah Harga Rp. 2000kg dapat menjadi harga yang umum berlaku ? Tidak dapat karena pada harga Rp. 2000kg para penjual hanya mau menjual 13.000 kg. tetapi pada harga itu pembeli hanya mau membeli 6000 kgminggu. Jadi ada kelebihan sebanyak 7000 kg yang tak terjual. 3.Supaya barangnya laku , maka akan ada penjual yang menurunkan harga danmenjual barangnya dengan harga yang lebih rendah dari yang lain. Sehingga harga Rp. 2000kg tidak akan berlaku menjadi harga umum dipasaran. pada situasi seperti ini dengan istilah Tehnis “ Buyer Market “ pasar dikuasai oleh para pembeli. Pembeli dipihak yang kuat, penjual dipihak yang lemah. Situasi ini menguntungkan pembeli.

B. Untuk harga Rp. 2000kg :

1.Apakah Harga Rp. 400kg dapat menjadi harga yang umum berlaku ? Tidak dapat karena pada harga Rp. 400kg para pembeli hanya mau membeli sebanyak11.000 kg per minggu Qd = 11.000. tetapi para penjual hanya menyediakan 6000 kgminggu Qs = 6.000. Jadi ada kekurangan persediaan supply ssebanyak 5000 kgminggu. 2.Dalam situsi ini jelas ada konsumen yang tidak mendapatkan semangka tanpa biji sebanyak yang diinginkan. Maka tentu ada pembeli yang berani membeli dengan harga yang lebih tinggi. 3.Oleh karena itu Harga Rp. 400kg tidak dapat menjadi harga yang umum berlaku. Dan apabila terjadi tidak akan bertahan lama. pada situasi ini disebut dengan “ Seller Market “ para penjuallah yang menguasai pasar, sedang pembeli pada pihak yang lemah. Karena untuk mendapatkan barang, para pembeli bersedia menaikan harga belinya.

C. Untuk Harga Rp. 1.200kg.

1. pada harga Rp. 1.200kg. dan hanya pada harga ini jumlah yang dibeli Qd = 8000kg dan jumlah yang dijual Qs=8000kg tepat sama. Tidak ada kekurangan dan tidak ada kelebihan. 2. Jadi pada harga ini semua pihak mendapat apa yang diinginkan, dan tidak ada alasan untuk menaikkanmenurunkan harga lagi. cateris paribus 3. Maka harga Rp. 1.200kg. ini disebut Harga Keseimbangan equilibrium price, yaitu harga yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran, atau P dimana Qd = Qs. Jadi harga keseimbangan tidak tercapai sekaligus. Biasanya terjadi kegoncangan harga di sekitar titik keseimbangan. Umumnya para produsen memerlukan waktu untuk nienyesuaikan supplynya dengan kebutuhan masyarakat. Walaupun sudah tercapai keseimbangan pada saat tertentu, tetapi situasi keseimbangan tsb. sewaktu-waktu bisa berubah lagi. Lebih-lebih harga hasil-hasil pertanian tidak begitu stabil. Jika harga suatu barang tidak stabil, maka penjelasannya baru kita cari dalam perubahan situasi, entah dan segi Supply, atau dan segi Demand, atau mungkin dan kedua-duanya sekaligus. Perlu diingat : 1. Rumus UmumFungsiPermintaanadalah : P = a – mQ Misalnya : P = 80 – 0,5 Q 2. Rumus UmumFungsiPenawaranadalah : P = a + mQ Misalnya : P = 20 + 0,5 Q 3.Rumus UmumHarga Keseimbanganadalah : Qs = Qd 20 + 0,5 Q = 80 – 0,5 Q ELASTISITAS PENGERTIAN ELASTISITAS Kurve permintaan dan penawaran memperlihatkan bagaimana reaksi pembeli dan penjual dalam hal banyak-sedikitnya jumlah yang mau dibeli atau dijual terhadap perubahan harga. Dalam masalah reaksi ini dipertanyakan lebih lanjut: berapa besarnya perubahan harga dan berapa besarnya reaksi tsb. Sehingga para para ahli ekonomi memberikan pengertian “ elastisitas permintaan dan penawaran “ ELASTISITAS PERMINTAAN Inti pengertian permintaan adalah: hubungan antara HARGA suatu barang dengan Jumlah yang mau dibeli. Bentuk kurve permintaan yang turun ke kanan menunjukkan hagaimana reaksi jumlah yang mau dibeli terhadap perubahan harga: kalau P naik, Qd Iislru berkurang, sedang kalau P turun, Qd justru bertambah. Tetapi reaksi konsumen tidak mesti sama untuk pelbagai macam barang. Untuk heherapa macam barang para konsumen sangat peka terhadap perubahan harga, artinya: 1witihahan harga yang kecil saja sudah menyebabkan jumlah yang mau dibeli berkurang hanyak. Tetapi ada juga barang di mana konsumen hampir tidak peka terhadap pertihahan harga: biarpun harga naik, jumlah yang dibeli hampir tidak berkurang. Untuk iiicnyatakan peka- tidaknya jumlah yang mau dibeli terhadap perubahan harga dipergunakan istilah elastisitas, tepatnya elastisitas harga price elasticity of demand. PENGERTIAN DAN RUMUS ELASTISITAS PERMINTAAN Ealastisitas harga menunjukkan bagaimana reaksi pembeli dalam hal jumlah yang mau dibeli bila ada peruhahan harga, atau: peka-tidaknya jumluh yang man dibeli terhadap perubahan harga. Maka agar dapat dibandingkan dua-duanya dinyatakan dalam Jika konsumen peka terhadap perubahan harga suatu barang, permintaan akan barang itu disebut ELASTIS. Artinya: perubahan harga yang kecil menyebabkan perubahan yang relatif lebih hesar dalam jumlah yang diminta. Misalnya harga naik dengan 10. Akibatnya jumlah barang yang mau dibeli berkurang dengan yang lebih besar, misalnya 20 Jika konsumen kurang peka terhadap perubahan harga suatu barang tertentu, permintaan akan barang itu disebut INELASTIS. Artinya: meskipun kenaikan harga relatif cukup besar. namun jumlah yang mau diheli hampir tidak berkurang; sedang kalau harga barang turun, jumlah yang diminta hampir tidak bertamhah. Misalnya harga turun 10 menyebabkan pertambahan dalam jumlah yang diminta relatif lebih kecil, misalnya hanya 5. Hal mi terutama terjadi pada barang-barang kehutuhan hidup pokok seperti beras, garam, dli. Rumus elastisitas permintaan Elaslisitas permintaan dapat diukur dan dinyatakan dalam suatu angka yang dichiII koelisien elastisitas. Besar-kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat diIiiliiiig dengan hantuan suatu rumus yang sederhana. Rumus umum untuk elastisitas permintaan adalah sbb: Dibawah ini contoh perhitungan koefisien elastisitas permintaan. Sebagai contoh kita perbandingkan permintaan akan dua macam barang, yaitu obat nyamuk dan teh hungkus. Untuk mcmpermudah pcrbandingannya, kedua barang tersehut digambarkan kurve permintaannya dalam satu grafik.. Kemudian kita hitung elastisitas pcrinintaan,misalnya apa yang terjadi dengan jumlah yang diminta Qd kalau harga naik dariRp 200,- menjadi Rp 300,-. Perhatikan cara kerjanya SISTEM HARGA Dalam kehidupan ekonorni modern harga-harga memainkan peranan yang amat penting, justru karena produsen dan konsumen termasuk dunia perbankan, pedagang ckspor-impor dan pemerintah sendiri bertindak atas dasar pertimbangan dan perbandingan harga.

a.NILAI DAN HARGA