Teori Belajar Konstruktivis Long-term Memory

diri peserta didik dan minimalisasi keterlibatan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran dengan metode praktikum yang dilengkapi dengan LKS sebagai panduannya merupakan salah satu contoh belajar mandiri. Melalui praktikum siswa dapat belajar secara mandiri untuk memperoleh pengetahuan melalui serangkaian percobaan yang dilakukan dan dari materi serta pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS. Guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa menginternalisasi pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.

2.3 Karakteristik Pembelajaran IPA di dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari secara terpadu di tingkat SMP. Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik Depdikbud dalam Kemendikbud, 2013: 168. Pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri holistik, bermakna, dan aktif Kemendiknas, 2013: 169. Holistik berarti menyeluruh, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Bermakna berarti memiliki keterkaian antara konsep menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah nyata di dalam kehidupannya. Sedangkan aktif mengindikasikan bahwa pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan discovery-inquiry di mana peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Anwar 2009: 1, hakikat IPA atau sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam. Selanjutnya, dijelaskan bahwa hakikat IPA sebagai proses, merupakan suatu proses yang diperoleh melalui metode ilmiah. Hal ini senada dengan apa yang diterapkan dalam kurikulum 2013 bahwa pendekatan pembelajaran IPA harus menggunakan pendekatan scientific. IPA tidak hanya kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang alam tetapi juga menekankan pada cara kerja dan cara berpikir. Misalnya dalam melakukan penelitian, memahami IPA lebih dari hanya mengetahui fakta-fakta tetapi juga memahami, mengumpulkan, dan menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Berkaitan dengan IPA, dalam Permendiknas No. 22 Thn. 2006 tentang standar isi, dijelaskan bahwa pembelajaran IPA dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah, serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Mata pelajaran IPA di SMPMTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya Bahan kajian IPA untuk SMPMTs merupakan kelanjutan bahan kajian IPA SDMI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

Dokumen yang terkait

INCREASING STUDENTS’ READING COMPREHENSION MASTERY THROUGH DISCOVERY INQUIRY METHOD AT GRADE VII OF JUNIOR HIGH SCHOOL DIRGANTARA AT BANDAR LAMPUNG

0 14 46

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SMA DI BANDAR LAMPUNG

1 18 91

THE DEVELOPMENT OF TEACHING MATERIAL FOR MATH MODULE GRADE XI SCIENCE PROGRAM OF SENIOR HIGH SCHOOLS IN BANDAR LAMPUNG

13 132 95

THE DEVELOPMENT OF CHARACTER-BASED SCIENCE INSTRUCTIONAL MODULE ABOUT CALORY TOPICS AT JUNIOR HIGH SCHOOL CLASS VII IN BANDAR LAMPUNG PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG

0 26 123

COMPETENCE EVALUATION OF TEACHERS IN LEARNING MANAGEMENT AT JUNIOR HIGH SCHOOL IN BANDAR LAMPUNG EVALUASI KOMPETENSI GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PADA SMP DI BANDAR LAMPUNG

0 21 118

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG

0 17 128

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL KELAS VII SMP.

0 0 18

A CONTENT ANALYSIS OF ‘WHEN ENGLISH RINGS A BELL’ AN ENGLISH TEXTBOOK FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS OF VII BASED ON SCIENTIFIC APPROACH OF 2013 CURRICULUM.

0 0 14

The Portrait Of Teachers’ Competency In Teaching Science Through Inquiry Approach At Elementary School In Bandar Lampung | Karya Tulis Ilmiah

0 0 29

MODEL DEVELOPMENT OF SAVI–BASED E-MODULE FOR ARABIC INSTRUCTION AT ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL IN BANDAR LAMPUNG, INDONESIA - Raden Intan Repository

0 0 9