Variabel bebas independent Variabel Penelitian

menetapkan subyek kepada kategori atau kontinum dengan memberikan nomor atau angka pada kategori tersebut Sugiyono, 2010:134. Jenis angket kecerdasan adversitas diadopsi dari desain angket kecerdasan adversitas Paul G Stolz dalam buku Adversity Quotient 2000. Mengukur seberapa besar ukuran Kecerdasan Adversitas digunakan instrumen kecerdasan adversitas dengan menggunakan unsur dimensi kecerdasan adversitas yaitu CO2RE seperti yang dilakukan oleh Paul G Stoltz 2000: 140. Dalam angket kecerdasan adversitas terdapat sejumlah pertanyaan yang kemudian dikelompokkan kedalam dimensi control C, origin OR dan ownership Ow, reach R, dan endurance E, atau dengan akronim CO2RE. Dengan modifikasi skala likert dimana setiap pernyataan bernilai 1,2,3,4,5 yang artinya nilai 1 adalah sangat tidak setuju, 2 adalah tidak setuju, 3 adalah netral, 4 setuju dan 5 sangat setuju. Kemudian dari sini baru akan didapat skor kecerdasan adversitas tinggi climber, sedang camper, dan rendah quitter , dimana skor 0-59 adalah kecerdasan adversitas rendah, 95-134 adalah kecerdasan adversitas sedang, 166-200 adalah kecerdasan adversitas tinggi. Skor 60-94 adalah kisaran untuk peralihan dari kecerdasan adversitas rendah ke kecerdasan adversitas sedang dan kisaran 135-165 adalah peralihan kecerdasan adversitas sedang ke kecerdasan adversitas tinggi. Angket kecerdasan adversitas dibuat sebanyak 60 butir pernyataan dengan berpatokan pada dimensi-dimensi kecerdasan adversitas adversity quotient yaitu huruf CO2RE dimana yang artinya Control, Origin, Ownership, Reach dan Endurance disamping setiap pertanyaan tempat responden melingkari jawabannya ada yang memiliki tanda plus dan ada yang memiliki tanda minus. Tanda minus pada pernyataan menyatakan bahwa pernyataan adalah negatif, sedangkan tanda plus adalah pernyataan positif. Masing-masing dimensi dibuat sebanyak 15 butir pernyataan, dimana lima adalah pernyataan positif dan 10 adalah pernyataan negatif, jadi jika ditotal seluruh pernyataan angket adalah sebanyak 60 butir untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12. Dalam mengubah skala likert menjadi interval terlebih dahulu hasil uji coba angket kecerdasan adversitas dibuat penskalaan dari masing-masing butir pernyataan angket, untuk lebih jelasnya lihat lampiran 19.

2. Observasi langsung

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung Sudjarwo, 2009 : 161. Observasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai jumlah siswa yang menjadi latar belakang masalah dalam penelitian serta sejarah atau gambaran sekolah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah ysang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada. Metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan jumlah siswa dan

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN MAKE A MATCH PADA MATERI GAYA

0 40 54

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 100

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KELAS I A SD NEGERI I METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 9 71

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS KELAS XII IPS SMA NEGERI 2 GADINGREJO TAHUN P

0 10 97

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN THINK PAIR SHARE DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS TERHADAP MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SISWA KELAS VIII SMP MIFTAHUL ULUM PAMPANGAN TAHUN PELAJARAN 20

0 9 19

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 95

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA SMP NEGERI 1 KASUI KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

0 24 76

STUDI PERBANDINGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS DAN TIPE MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

1 11 105

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TALKING STICK DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN

0 6 85

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 WAY KENANGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 90