Peristiwa Tutur ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA.
13
Dalam Kamus Linguistik Kridalaksana, 2008: 87, dijelaskan tentang pengertian kode sebagai:
1. Lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan
makna tertentu. 2.
Sistem bahasa dalam suatu masyarakat, dan 3.
Variasi tertentu dalam suatu bahasa. Kode dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tutur yang penerapan unsur
bahasanya mempunyai ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur, relasi penutur dengan lawan bicara dan situasi tutur yang ada. Poedjosoedarmo 1982:
30 mengatakan kode merupakan suatu sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri khas sesuai dengan latar belakang penutur dengan
lawan tutur, dan situasi yang ada. Suwito 1985: 67 mengemukakan batasan yang tidak terlalu jauh dengan yang disampaikan tadi, yakni bahwa kode adalah salah
satu varian di dalam hirarki kebahasaan yang dipakai dalam komunikasi. Dengan demikian dalam sebuah bahasa dapat terkandung beberapa buah kode yang
merupakan varian dari bahasa itu. Wardhaugh melalui Rahardi, 2001: 22 mengemukakan bahwa kode itu memiliki sifat yang netral. Dikatakan netral
karena kode itu tidak memiliki kecenderungan interpretasi yang menimbulkan emosi. Lebih lanjut dia juga mengatakan bahwa kode adalah semacam sistem
yang dipakai oleh dua orang atau lebih untuk berkomunikasi. Penginterpretasian makna suatu kode hanya dapat dilakukan manakala
konteks terjadinya kode itu sudah jelas kejatian atau identitasnya. Hal demikian sejalan dengan penafsiran makna suatu kalimat, kata, morfem dan sebagainya.
14
Penafsiran itu akan dapat menjadi jelas manakala konteks satuan lingual itu sudah diidentifikasi dengan cukup jelas Rahardi, 2001: 24.
Kode dapat beralih dari varian yang satu kepada varian yang lainnya. Peralihan kode dapat mengarah dari yang paling formal ke kode yang paling
informal, dari yang paling hormat ke kode yang paling tidak hormat, dari kode yang lengkap ke kode yang tidak lengkap, dari kode yang kurang dikuasai ke kode
yang sudah dikuasai dan sebaliknya Poedjosoedarmo melalui Rahardi, 2001: 24. Perlu disampaikan bahwa kode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kode yang berwujud bahasa dan kode yang berwujud ragam. Kode yang berwujud bahasa dalam penelitian ini yaitu bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa
asing. Adapun kode yang berwujud ragam dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni, ragam formal bahasa Indonesia dan ragam informal bahasa Indonesia.