21
1. Perbedaan Alih kode dan Campur Kode
Penelitian perkodean sebenarnya dapat meliputi berbagai hal, seperti campur kode, interferensi dan integrasi kode, alih kode, dan sebagainya. Dalam hal ini
akan dijelaskan mengenai perbedaan antara alih kode dan campur kode menurut Thelander dan Fasold melalui Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 115.
Tabel 1. Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode
Alih Kode Campur Kode
1. Suatu peristiwa tutur yang
terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa
bahasa lain.
2. Peristiwa apabila satu klausa
jelas-jelas memiliki struktur gramatika bahasa lain.
1. Peristiwa tutur terdapat klausa-
klausa maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan
frase campuran hybrid clauses, hybrid phrases, dan masing-
masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-
sendiri.
2. Seseorang menggunakan satu
kata atau satu frase sari satu bahasa.
Sumber : Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 115 Menurut Thelander melalui Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 115 apabila
di dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Apabila di dalam
suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran hybrid clauses, hybrid phrases, dan masing-
masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode, bukan alih kode.
22
2. Persamaan Alih Kode dan Campur Kode
Alih kode dan campur kode tidak hanya ditemukan perbedaannya, tetapi juga ditemukan kesamaannya. Kedua peristiwa yang lazim terjadi dalam masyarakat
bilingual ini mempunyai kesamaan yang besar, sehingga sering kali sukar dibedakan. Di bawah ini adalah tabel persamaan antara alih kode dan campur
kode Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 114.
Tabel 2. Persamaan Alih kode dan Campur Kode
Alih Kode Campur Kode
Menggunakan dua bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah
bahasa dalam masyarakat tutur dan di dalam alih kode setiap bahasa
atau ragam bahasa yang digunakan masih memiliki fungsi otonomi
masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan sengaja dengan sebab-
sebab tertentu. Menggunakan dua bahasa atau lebih,
atau dua varian dari sebuah bahasa dalam masyarakat tutur dan terdapat
kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan
keotonomiannya, sedangkan kode- kode
lain yang
telibat dalam
peristiwa tutur itu hanya berupa serpihan-serpihan
pieces tanpa
fungsi atau keotonomiannya sebagai sebuah kode.
Sumber : Chaer dan Leonie Agustina, 2010: 114 Persamaan alih kode dan campur kode adalah kedua peristiwa ini lazim
terjadi dalam masyarakat multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Dalam alih kode setiap bahasa atau ragam bahasa yang digunakan masih memiliki
fungsi otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan sengaja dengan sebab-sebab tertentu, sedangkan campur kode ada sebuah kode utama atau kode
dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa serpihan-
serpihan pieces, tanpa fungsi otonomi sebagai sebuah kode.