Masyarakat Tutur ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA.

15 alih kode itu bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antarragam atau gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Suwito 1985: 68 menyebutkan bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu ke kode yang lain. Jadi, apabila seseorang penutur mula-mula menggunakan kode A kemudian menggunakan kode B, maka peralihan bahasa seperti itu disebut sebagai alih kode. Lebih lanjut dia juga mengatakan bahwa karena dalam suatu kode terdapat banyak varian, seperti varian regional, varian kelas sosial, ragam, gaya, register, maka peristiwa alih kode dapat pula berwujud peralihan dari varian yang satu ke dalam varian yang lain. Dengan demikian alih kode dalam tulisan ini dapat dikatakan sejalan dengan yang disampaikan oleh Hymes, yakni bahwa alih kode adalah pemakaian secara bergantian dua bahasa atau mungkin lebih, variasi-variasi bahasa dalam bahasa yang sama atau mungkin gaya-gaya bahasanya dalam suatu masyarakat tutur bilingual Rahardi, 2001: 21. Berdasarkan sifatnya, Poedjosoedarmo 1979: 38 menyebutkan alih kode ada dua macam, yakni alih kode sementara dan alih kode permanen. Alih kode sementara yaitu alih kode yang dilakukan seorang pembicara pada waktu ia berbicara dengan tingkat tutur yang biasa ia pakai, dengan alasan yang bermacam- macam, peralihan tingkat tutur itu terjadi begitu saja di tengah-tengah kalimat atau bagian wacananya. Peralihan tingkat tutur seperti ini tidak terus berlangsung lama, sebab pada saatnya, penutur akan kembali memakai tingkat tuturnya yang asli. Dalam alih kode permanen seorang pembicara secara tetap mengganti kode bicaranya terhadap seorang kawan bicara. Peristiwa semacam ini tidak mudah 16 terjadi karena pergantian ini biasanya mencerminkan pergantian sifat hubungan antara pembicara dengan lawan bicara. Berdasarkan arah peralihannya, alih kode dibedakan menjadi alih kode intern dan alih kode ekstern. Suwito 1985: 69 membedakan adanya dua macam alih kode, yaitu alih kode intern dan alih kode ekstern. Alih kode intern adalah alih kode yang terjadi antara bahasa-bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, antara dialek-dialek dalam satu bahasa daerah, atau antara beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam satu dialek, sedangkan alih kode ekstern adalah alih kode alih kode ekstern terjadi antara bahasa sendiri salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal repertoir masyarakat tuturnya dengan bahasa asing.

G. Wujud Alih Kode

Rahardi 2001: 106 mengatakan wujud alih kode dapat berupa perpindahan antarkode bahasa, antartingkatan tutur, antardialek, dan antarragam. Berbeda dengan Rahardi, Kamaruddin 1989: 59 mengatakan bahwa alih kode terjadi pada tingkat frasa, klausa, kalimat atau antarkalimat. Alih kode berbeda dengan pemungutan karena pada pemungutan, kata dari bahasa lain diintegrasikan secara fonologik dan morfologik ke dalam bahasa dasar, sedangkan pada alih kode unsur yang dialihkan tidak diintegrasikan melainkan beralih secara keseluruhan ke unsur bahasa lain. Dengan demikian wujud alih kode dalam tulisan ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Kamaruddin yaitu terjadi pada tingkat frasa, klausa, kalimat, atau antarkalimat.