Optimisme Dalam Belajar Tingkat Kekuatan

108 memperlemahnya. Peneliti melihat tingkatkeyakinan strength pada anak tunadaksa dari 2 aspek yaitu optimisme dalam belajar dan optimisme dalam menyelesaikan tugas. Dalam indikator tingkat keyakinan strength rasa optimisme anak tunadaksa dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas maupun belajar sudah tampak dimiliki tercermin dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh BR. Lebih lanjut mengenai berbagai aktivitas yang dilakukan oleh BR dapat terlihat dari dua aspek berikut ini.

a. Optimisme Dalam Belajar

Aspek optimisme dalam belajar dapat dilihat dari lima sub aspek yang meliputi usaha dalam meningkatkan prestasi, keunggulan yang dimiliki, memiliki motivasi dalam belajar, memiliki tujuan yang positif dalam belajar, dan belajar sesuai jadwal yang teratur. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dapat diketahui bahwa BR melakukan usaha dalam meningkatkan prestasi belajar BR. Usaha yang tampak dilakukan oleh BR dalam meningkatkan hasil prestasi BR yaitu dengan menjadi siswa penurut, memperhatikan ketika diajar, sering berlatih sendiri saat dirumah, belajar dengan tekun, dan tetap hadir pada saat pelajaran penjasorkes dan seni tari walau hanya melihat tanpa diikutsertakan. Hal itu tentu tidak lepas dari peran guru dan orang tua BR. Orang tua BR yang mempunyai latar belakang cukup tinggi, ayah BR merupakan anggota kepolisian dan ibu BR merupakan kepala TU di sebuah sekolah tentu berperan dalam tingkah laku BR dalam usaha untuk meningkatkan prestasi BR. Temuan ini sesuai dengan pendapat Asep 109 Karyana 2013: 42 yang menyatakan bahwa tingkah laku anak tunadaksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan derajat keturunannya. Dengan latar belakang orang tua BR yang cukup tinggi mampu menjadi salah satu faktor untuk mendukung BR dalam melakukan usaha untuk meningkatkan prestasi belajar BR. Tingkah laku yang dipengaruhi karena latar belakang orang tua BR tersebut tidak hanya dilihat dari usaha dalam meningkatkan prestasi hasil belajar BR saja, melainkan tingkah laku tersebut juga ditunjukan oleh BR dari sub aspek keunggulan yang dimiliki, memiliki tujuan yang positif dalam belajar, dan belajar sesuai jadwal yang teratur. Dilihat dari sub aspek keunggulan yang dimiliki, BR termasuk salah satu siswa yang unggul dalam bidang akademis dibandingkan dengan teman sekelas BR yang lain. BR juga memiliki tujuan yang positif dalam belajar dilihat dari sub aspek memiliki tujuan yang positif dalam belajr yaitu untuk menjadi seorang pengusaha, yang gagasan untuk menjadi pengusaha ini muncul atas temuan BR sendiri yang dilihat dari televisi kemudian ditanyakan kepada orang tua BR. Selain itu pengaruh latar belakang orang tua juga ditunjukan dalam sub aspek belajar sesuai jadwal yang teratur dimana BR belajar sesuai jadwal yang telah diatur di sekolah dan juga belajar secara rutin saat dirumah. Sementara untuk sub aspek memiliki motivasi dalam belajar, ditunjukan oleh BR dengan cara tekun belajar. Motivasi yang dimiliki oleh BR ini tentu menunjukan bahwa BR telah memiliki self efficacy dalam sub aspek tersebut. Temuan ini sesuai dengan 110 pendapat Bandura 1997: 122 yang menjelaskan “… efficacy beliefs play a central role in the cognitive regulation of motivation”. Self Efficacy mempunyai peran penting pada pengaturan motivasi seseorang. Lebih lanjut temuan tersebut diperkuat dengan pendapat Bandura 1997: 129 yang menyatakan “ Perceived self efficacy contributes to motivation… .” Jadi Self efficacy seseorang memiliki efek terhadap perilaku individu tersebut yaitu dalam hal motivasi.

b. Optimisme Dalam Menyelesaikan Tugas