Dasar Pembiasaan Dasar dan Tujuan Pembiasaan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 18 Jika ditinjau secara psikologis, terminologi shalat menunjukkan bahwa di dalamnya terdapat hubungan vertikal antara makhluk dan Tuhannya dengan penuh kekhusyukan. Berrdirinya muslim di hadapan Allah akan membekalinya suatu energi spiritual yang menimbulkan rasa kenyamanan, dan ketenangan. Dengan shalat seorang muslim tidak akan sendirian dalam menghadapi kesulitan, karena ia tahu bahwa Allah dekat. Seorang muslim yang muslim khusyu’ dalam shalat, merasakan bahwa ia berhadapan dengan Tuhannya walaupun ia tidak melihat Allah. Dengan kondisi kejiwaan seperti itu, seorang muslim mampu mengungkapkan perasaannya kepada Allah, ia akan berdoa, memohon, dan mengadukan persoalan hidupnya. Dengan shalat yang khusyu’ itu, semua persoalan yang dihadapinya dapat diatasi. Psikisnya akan menjadi tenang, nyaman, selaras dan cerah kembali. 31 Dengan demikian, ketika shalat dilakukan secara kontinyu dalam lima waktu yang telah ditentukan, maka hal ini akan memberikan kondisi psikologis yang stabil bagi seorang muslim sehingga bisa hidup dengan baik sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku.

4. Waktu Shalat Fardhu Lima Waktu

Kewajiban shalat sejalan dengan kewajiban mengetahui ketentuan wajib shalat yang aturan pelaksanaannya mengacu pada al-Quran dan 31 Zakiah Darajat, Shalat Menjadikan Hidup Bermakna, Jakarta: Ruhama, 1990, h. 12 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19 As-Sunnah. 32 Berikut adalah pandangan f ikih madzhab Syafi’i dalam merumuskan waktu shalat: 33 a. Waktu Maghrib Waktu maghrib dimulai dari terbenamnya matahari hingga hilangnya mega yang berwarna merah al-syafaq al-ahmar. Waktu ini paling singlat. Ada yang mengukurnya dengan aktifitas yang dimulai dari besuci, menutup aurat, membaca lafadz adzan, iqamat, hingga melaksanakan shalat lima rakaat. Seluruh aktifitas ini dilakukan dengan kecepatan sedang. b. Waktu Isya’ Waktu isya’ dimulai saat mega merah telah hilang dan berakhir hingga sepertiga malam, menurut waktu ikhtiyar, yakni batas keleluasaan memilih waktu untuk shalat atau hingga munculnya fajar menurut waktu jawaz, yakni waktu yang masih diperbolehkan untuk shalat. c. Waktu Shubuh Waktu shubuh dimulai dari munculnya fajar hingga saat langit mulai terang al-isfar menurut waktu ikhtiyar atau hingga terbitnya matahari menurut waktu jawaz. d. Waktu Zhuhur 32 Khairunnas Rajab, Psikologi Ibadah: Memakmurkan Kerajaan Ilahi di Hati Manusia, Jakata: Amzah, 2011, h. 95 33 Bambang Subandi, Memahami Panggilan Allah dari Bersuci Hingga Shalat, Surabaya: Jaudar Press, 2013, h. 52-54