27
2. Manajemen Kelas
Manajemen kelas menurut Rasdi dan Maman 2000: 8-9 adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan
siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan baik, terus-menerus, dan berkelanjutan.
Manajemen kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar-mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada
penyiapan bahan, penyiapan sarana, alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar-mengajar dan pengaturan
waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Dan tujuan kurikuler dapat terdapai. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996
Manajemen kelas menurut Johnson dan Bary Pidarta, 1997: 11, adalah proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat terhadap problem
dan situasi pengelolaan kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki dan memelihara sistem atau organisasi kelas.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen
kelas merupakan
sebuah proses
mengorganisasi dan
mengkoordinasi peserta didik untuk menyelesaikan tujuan pendidikan. Guru harus dapat menciptakan pola kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan
kondisi dan keadaan, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan rasionalnya, bakat kreatifnya terhadap tugas-tugas pendidikan yang menantang.
Menurut Uzer Usman 2002: 10 tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-
28
macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk dapat menciptakan kondisi seperti itu, guru perlu diberi kewenangan penuh untuk mengelola kelas sesuai
karakteristik mata pelajaran masing-masing. Pengelolaan kelas ini harus bersifat dinamis, artinya si guru harus mampu menyerap perkembangan
model-model pembelajaran yang mutakhir untuk diaplikasikan di ruang-ruang kelas yang telah menjadi tanggung jawab pengelolaannya tersebut guna
memberikan pelayanan yang optimal kepada para siswa. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diambil suatu
kesimpulan yang menjelaskan bahwa pembelajaran yang bermutu membutuhkan suatu manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
pembelajaran yang berlangsung. Unsur-unsur dalam pembelajaran, seperti guru, peserta didik, kurikulum, bahan ajar, fasilitas, dan pembiayaan harus
ditangani dengan cermat untuk mencapai efektivitas pembelajaran yang diinginkan.
Manajemen kelas dalam kerangka moving class berarti menerapkan subtansi dari manajemen kelas itu sendiri ke dalam sistem pembelajaran
moving class . Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang
bercirikan peserta didik yang mendatangi guru di kelas. Konsep Moving Class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada peserta didik untuk
29
memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Dengan Moving Class, peserta didik akan belajar bervariasi
dari satu kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya. Menurut Bandono 2008 manajemen kelas dalam pembelajaran sistem
moving class adalah kegiatan pembelajaran dengan peserta didik berpindah
sesuai dengan pelajaran yang diikutinya. Dengan demikian diperlukan adanya kelas mata pelajaran atau kelas mata pelajaran serumpun untuk memudahkan
dalam proses keterlaksanaannya dan memudahkan dalam pengaturan kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan secara Team Teaching.
Pembelajaran dengan Team Teaching memudahkan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan penilaian, kegiatan remedial
dan pengayaan serta mengambil keputusan dalam menentukan tingkat pencapaian peserta didik terhadap mata pelajaran atau materi tertentu. Agar
pelaksanaan dengan sistem kelas berpindah dapat terlaksana dengan baik dan memberi peningkatan yang signifikan terhadap mutu pembelajaran dan
lulusan peserta didik maka perlu disusun strategi pelaksanaan, perangkat peraturan dan administrasi yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut.
Untuk dapat mencapai hasil yang optimal dalam pengelolaan yang dilakukan di pembelajaran dengan sistem moving class maka perlu
ditetapkan strategi pelaksanaannya, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Penanggung jawab akademik
30
Penanggung jawab akademik secara umum memiliki peran sebagai wali kelas. Adapun tugas dan kewajiban khususnya adalah
sebagai berikut. 1 Membuat rekap terhadap kejadian-kejadian khusus terhadap
peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya yang diserahkan kepada guru pembimbing
2 Memberi bimbingan
terhadap peserta
didik yang
membutuhkan penanganan khusus dibidang akademik dalam rangka meningkatkan hasil belajarnya
3 Membantu peserta didik dalam menentukan beban belajar yang akan diambil dalam sistem SKS
4 Membuat rekap terhadap tingkat kehadiran peserta didik, mengumpulkan nilai hasil belajar peserta didik yang
diserahkan kepada TIM TIK dalam rangka pengolahan laporan hasil belajar peserta didik LHBPD.
b. TIM Pengembang TIK TIM Pengembang TIK secara umum berkewajiban melakukan
perawatan dan pengembangan prasarana TIK yang berkaitan dengan administrasi dan pembelajaran. Secara khusus TIM TIK memiliki
tugas sebagai berikut. 1 Melakukan pengolahan nilai, baik untuk nilai midsemester
maupun nilai semester yang telah diserahkan oleh Penanggung Jawab Akademik
2 Membuat Laporan hasil penilaian sesuai format yang berlaku
3 Membuat hasil analisa beban studi peserta didik berdasarkan data yang telah diserahkan oleh Penanggung
Jawab Akademik 4 Membuat hasil analisa penjurusan peserta didik berdasarkan
data yang telah diserahkan oleh Penanggung Jawab Akademik
5 Membuat hasil rekap mengenai kehadiran peserta didik, kehadiran guru berdasarkan data yang diserahkan oleh
Penanggungjawab Akademik dan hasil input data Sistem Informasi Manajemen Absensi Guru dan Karyawan.
31
c. TIM Pengelola Moving Class TIM Pengelola moving class secara akademik di bawah
Wakasek Urusan KurikulumWakil Bidang Akademik yang secara umum menjalankan kewajiban dan tugasnya sesuai beban yang
diberikan. TIM ini dapat dibentuk secara khusus dibawah Wakil Bidang Kurikulum yang secara Khusus memiliki tanggungjawab
untuk : 1 Mengelola Jadwal dan Perencanaan moving class
2 Mengkoordinasi Penanggung Jawab Akademik dalam pelaksanaan administrasi dan bimbingan terhadap peserta
didik 3 Menyiapkan
format-format yang
diperlukan untuk
pengelolaan administrasi pembelajaran dan Pelaksanaan Pembelajaran
4 Menyusun peraturan dalam pelaksanaan kegiatan PBM, remedial dan pengayaan, piket guru dan penetapan
peraturan akademiknya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi dalam
pembelajaran dengan menggunakan moving class membutuhkan kecermatan masing-masing unsur yang berpengaruh dalam pelaksanaan sistem
pembelajaran tersebut. Oleh karenanya, kesinambungan antara sistem pembelajaan moving class dengan manajemen kelas harus padu dan sistematis
untuk mencapai kelancaran proses pembelajaran peserta didik. Beberapa titik kelemahan yang ada bisa dijadikan bahan evaluasi oleh TIM pengelolan
moving class .
32
Tidak menutup kemungkinan pembelajaran dengan sistem moving class
memiliki kelemahan. Menurut Purwanto 2008, kelamahan moving class
adalah sebagai berikut. a. Perpindahan dari satu kelas ke kelas lain mengurangi waktu belajar.
b. Perubahan jadwal mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pembelajaran.
c. Ketidakhadiran guru menyebabkan kesulitan penanganan kelas. d. Siswa yang tingkat kompetensinya rendah akan semakin dijauhi
oleh temannya. e. Moving kelas menjadikan costbeaya pembelajaran semakin tinggi.
Adapun upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Menekankan agar guru lebih disiplin b. Menjaga agar jadwal tidak berubah-ubah
c. Selalu memonitoring kehadiran guru di sekolah d. Mengadakan pendekatan persuasif kepada setiap siswa agar
terbuka dan terbiasa bergaul dengan teman, tanpa membedakan kondisi dan status sosial.
e. Mengupayakan sendiri media-media yang dapat diusahakan oleh guru dan sekolah misal: bahan ajar, alat peraga, bahan praktikum.
Depdiknas. 2008. Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri Sekolah Standar Nasional
. Jakarta Berdasarkan penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa penerapan
sistem pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar mendapatkan kondisi lingkungan yang dinamis untuk menunjang perkembangan kreatifitas
dan sikap belajar yang bervariasi, maka perlu dimunculkan suatu sistem pembelajaran yang baru. Moving class yang dibawa oleh SKM bisa menjadi
solusi yang realistis dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di SMA.
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka-angka dan pengolahannya menggunakan analisis statistik.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh F.X Sudarsono 1988: 1, yang membedakan pendekatan penelitian menjadi 2 macam yaitu:
1. pendekatan kuantitatif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk angka dan teknik analisisnya menggunakan analisis statistik.
2. pendekatan kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan diwujudkan dalam bentuk keterangan kegiatan secara menyeluruh, kontekstual, dan termakna
sehingga analisisnya menggunakan logika. Menurut Furchan 2004: 447 menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian
deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman. Hal senada juga
disampaikan oleh Sukmadinata 2006: 72. yang mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,