20
a. Berpusat pada peserta didik, yaitu bagaimana peserta didik belajar. b. Menggunakan berbagai metode yang memudahkan peserta didik
belajar. c. Proses pembelajaran bersifat kontekstual.
d. Interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi, menantang dan dalam iklim yang kondusif.
e. Menekankan pada kemampuan dan kemauan bertanya dari peserta didik
f. Dilakukan melalui kelompok belajar dan tutor sebaya. g. Mengalokasikan waktu sesuai dengan kemampuan belajar peserta
didik h. Melaksanakan program remedial dan pengayaan sesuai dengan
hasil evaluasi formatif. Depdiknas.2008. Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri Sekolah Standar Nasional. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Mengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa SKM diadakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berlangsung di sekolah dengan mengoptimalkan pencapaian tujuan pendidikan, potensi dan sumberdaya yang dimiliki untuk mengembangkan
potensi peserta didik. SKMSSN adalah sekolah yang hampir atau sudah memenuhi standar nasional pendidikan. Standar Nasional Pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari
delapan standar. Ciri khas yang menonjol dari Sekolah Kategori Mandiri adalah kebulatan kurikulum dan beban belajar peserta didik dinyatakan
dengan satuan kredit semester atau sks.
5. Sistem Kredit Semester SKS
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 11 ayat 3 menyatakan bahwa beban belajar untuk SMAMASMLB, SMKMAK atau
21
bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester. Ketentuan tersebut mengisyaratkan
bahwa SKMSSN harus menerapkan sistem satuan kredit semester. Sistem Kredit Semester SKS menurut Standar Isi dalam Panduan
Program Implementasi Rintisan Sekolah Kategori Mandiri yang diterbitkan oleh Direktorat Manajemen Dikdasmen tahun 2008 adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada
satuan pendidikan. Dasar penerapan SKS adalah kecepatan belajar siswa tidak sama, potensi belajar siswa tidak sama, minat siswa terhadap mata
pelajaran tidak sama, siswa akan sukses bila belajar sesuai dengan potensi dan minatnya, siswa dapat menyelesaikan studi selama 5 semester dan bisa
lebih dari 6 semester. Kurikulum SKS adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar
terdiri dari 120 SKS. Beban belajar siswa dinyatakan dengan satuan kredit semester sks. Jumlah SKS dalam satu semester 16 sampai dengan 27 SKS.
Satu SKS untuk mata pelajaran teori terdiri atas 45 menit tatap muka dan 25 menit tugas terstruktur dan 25 menit kegiatan mandiri. Beban belajar di
semester 1 dan 2 masing-masing sebanyak 20 SKS. Semester 3 dan seterusnya bisa 16 sampai dengan 28 SKS sesuai dengan prestasi yang
dicapai pada semester sebelumnya. Siswa dimungkinkan bisa lulus kurang dari 6 semester.
22
Pelaksanaan pembelajaran pada sistem SKS dilakukan dengan metode tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Pengelolaan pembelajarannya dengan sistem siswa pindah ruang kelas moving class. Menurut Wiyarsih 2008, moving class merupakan sistem
belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas. Konsep Moving Class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada