Pembagian Status Ekonomi Keluarga
49 keaktifan belajar siswa SMA Negeri 1 Sumenep” menunjukkan bahwa pola asuh
orang tua siswa SMA Negeri 1 Sumenep berdasarkan pada penilaian siswa secara umum 83 menunjukkan pola asuh otoriter. Keadaan sosial ekonomi orang tua
siswa SMA Negeri 1 Sumenep berdasarkan pada penilaian secara umum 41,25 menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang baik. Keaktifan belajar siswa SMA
Negeri 1 Sumenep secara umum 51,25 menunjukkan keadaan yang cukup baik. Berdasarkan pada hasil data yang telah diolah dapat diketahui signifikansi regresi
linier berganda adalah 0,002 yang mana nilai signifikan dibawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola asuh orang tua X1 dan kondisi sosial
ekonomi orang tua X2 memiliki pengaruh secara simultan terhadap keaktifan belajar siswa Y. Besar R square adalah 0,153, hal ini berarti 15,3 perubahan
variabel y disebabkan oleh perubahan x1, x2. Model regresi linier yang digunakan
adalah Y = 5,804 + 0,390X1 + 0,319X2.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yeni Sulistyaningrum pada tahun 2011 dengan judul “Pola Asuh terhadap Perkembangan Anak Studi Kasus di Al-
Azhar Kid’s World” menunjukkan bahwa Usia 0 - 5 tahun merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Hubungan yang baik antara anak dan orang tua akan membantu pembinaan kepribadian anak. Keluarga atau
orang tua adalah lingkungan yang mulai pertama dikenal anak dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan diri setiap anak. Tugas dan tanggung jawab
50 keluarga orang tua adalah menciptakan situasi dan kondisi mengenai hal-hal
yang dapat dihayati anak-anak untuk memperdalam makna - makna esensial yang ada. Pola asuh orang tua akan memberikan pengaruh terhadap keaktifan
dan prestasi belajar anak. Anak yang cerdas dan proses belajar di sekolah juga baik, ternyata terkadang belum mampu menghasilkan nilai yang sesuai dengan
harapan dan keinginan guru serta orang tua. Hal ini antara lain disebabkan oleh lingkungan keluarga yang kurang mendukung, baik dalam bentuk
lemahnya ekonomi keluarga yang akhirnya menyebabkan kurang mendukung penyediaan sarana belajar, ketidak harmonisan keluarga, maupun ketidaktepatan
pola asuh orang tua yang akhirnya dapat menyebabkan motivasi belajar anak menurun. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pola asuh orang tua sebagian besar
adalah demokatis. Hal ini ditunjukkan dalam hasil penelitian bahwa orang tua yang selalu menerapkan pola asuh demokratis sebesar 50, yang kadang-kadang
menerapkan pola asuh demokratis sebesar 38.03, dan yang tidak pernah
menerapkan pola asuh demokratis sebesar 11.78.
Penelitian di atas dinilai relevan dengan penelitian ini, karena sama-sama mengkaji tentang kondisi sosial ekonomi orang tua dan pola asuh orang tua kepada
anak, tetapi untuk penelitian ini lebih ditekankan pada pengaruh kondisi sosial
ekonomi orang tua terhadap pola asuh anak.
51