80 Terbanyak 32,94 orang tua siswa PAUD Terpadu UPT Sanggar
Kegiatan Belajar SKB, Bangunharjo, Sewon, Kabupaten Bantul menggunakan pengasuhan
authoritative
. Sebanyak 22,35 responden menggunakan pengasuhan
authoritarian
, 20 responden menggunakan pengasuhan
permissive-indulgent
dan 24,71 responden menggunakan pengasuhan
permissive-indifferent.
C. Analsisis Data Bivariat
Hasil pengujian hubungan status ekonomi dengan pola asuh anak pada siswa PAUD Terpadu UPT Sanggar Kegiatan Belajar SKB, Bangunharjo,
Sewon, Kabupaten Bantul disajikan pada Tabel 14. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa terdapat 10 11,76 responden kelompok ekonomi menengah
dengan tingkat pengeluaran 1,5-2,6 juta rupiah per bulan mempunyai pola asuh
permissive-indifferent
; terdapat 9 10,59 responden yang mempunyai status ekonomi miskin dengan tingkat pengeluaran kurang dari 1 juta rupiah per bulan
dan mempunyai pola asuh
authoritative;
terdapat 6 7,06 responden yang mempunyai status ekonomi menengah bawah dengan tingkat pengeluaran 1 juta
– 1,5 juta rupiah per bulan dan mempunyai pola asuh
authoritative;
terdapat 6 7,06 responden status ekonomi menengah dengan tingkat pengeluaran 1,5 juta
- 2,6 juta rupiah per bulan dan mempunyai pola asuh
authoritative
; dan terdapat 6 7,06 responden dari status ekonomi menengah tengah dengan tingkat
pengeluaran 2,6 juta 5,2 juta rupiah per bulan mempunyai pola asuh
authoritative
. Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 6 7,06 responden
kelompok status ekonomi miskin dengan tingkat pengeluaran kurang 1 juta rupiah per bulan mempunyai pola asuh
permissive-indulgent;
terdapat 6 7,06
81 responden kelompok status ekonomi menengah tengah dengan tingkat
pengeluaran 2,6 juta – 5,2 juta rupiah per bulan mempunyai pola asuh
permissive- indifferent
. Terdapat 5 5,88 responden kelompok status ekonomi miskin dengan tingkat pengeluaran kurang dari 1 juta rupiah per bulan mempunyai pola
asuh
authoritarian
; terdapat 5 5,88 responden kelompok status ekonomi menengah tengah dengan tingkat pengeluaran 2,6-5,2 juta rupiah per bulan
mempunyai pola asuh
authoritarian
; dan terdapat 5 5,88 responden kelompok status ekonomi menengah bawah dengan tingkat pengeluaran 1-1,5 juta rupiah per
bulan mempunyai pola asuh
permissive-indifferent
. Terdapat 4 4,71 responden kelompok status ekonomi menengah
bawah dengan tingkat pengeluaran 1 juta – 1,5 juta rupiah per bulan dan
mempunyai pola asuh
authoritarian
; terdapat 4 4,71 responden kelomok status ekonomi menengah dengan tingkat pengeluaran ,5-2,6 juta rupiah per bulan
mempunyai pola asuh
authoritarian;
dan terdapat 4 4,71 responden kelompok
status ekonomi menengah tengah dengan tingkat pengeluaran 2,6-5,2 juta rupiah per bulan mempunyai pola asuh
permissive-indifferent
. Terdapat 3 3,53 responden kelompok status ekonomi menengah tengah dengan tingkat
pengeluaran 2,6 – 5,2 juta rupiah per bulan dan mempunyai pola asuh
permissive- indulgent
; terdapat 3 3,53 responden kelompok status ekonomi miskin dengan tingkat pengeluaran kurang dari 1 juta rupiah per bulan mempunyai pola asuh
permissive-indifferent
; terdapat 2 2,35 responden dari kelompok berkecukupan dengan tingkat pengeluaran di atas 6 juta mempunyai pola asuh
authoritative
; dan terdapat 1 1,18 responden kelompok status ekonomi menengah dengan tingkat
82 pengeluaran 1,5 -2,6 juta rupiah per bulan mempunyai pola asuh
authoritative
. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak seorangpun responden mempunyai status
ekonomi dalam kelompok pengeluaran 5,2 juta – 6 juta rupiah per bulan.
Hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pada semua tingkat ekonomi mempunyai variasi jenis pola pengasuhan anak. Bahwa tidak ada tingkat status
ekonomi tertentu yang dominan dengan suatu jenis pola pengasuhan anak. Berdasarkan hasil pengujian Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai
hitung sebesar 5,67
tabel sebesar 12,59 dan tingkat signifikansi
p-value
sebesar 0,461 0,05. Oleh karena itu, H
ditolak artinya tidak terdapat hubungan kondisi ekonomi orang tua dengan pola asuh anak PAUD Terpadu UPT Sanggar
Kegiatan Belajar SKB, Bangunharjo, Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Tidak adanya hubungan tersebut juga ditunjukkan oleh nilai koefisien kontingensi
C sebesar 0,250. Nilai hubungan tersebut dikategorikan lemah Sugiyono, 2011: 2 sehingga memperkuat kesimpulan bahwa tidak ada hubungan status ekonomi
dengan pola asuh anak.