pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala Hawari, 2006. Sue, dkk dalam Purba dkk, 2008 menyebutkan bahwa manifestasi kecemasan terwujud
dalam empat hal berikut ini: a.
Manifestasi kognitif, yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.
b. Perilaku motorik, kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak
menentu seperti gemetar. c.
Perubahan somatik, muncul dalam keadaaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare, sering kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah dan
lain-lain. Hampir semua penderita kecemasan menunjukkan peningkatan detak jantung, respirasi, ketegangan otot dan tekanan darah
d. Afektif, diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang
berlebihan.
2.4 Tingkat Kecemasan
Peplau dalam Stuart dan Sundeen, 1998 mengidentifikasi ansietas dalam 4 tingkatan. Setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda
tergantung pada kemampuan individu dalam menerima informasipengetahuan mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya.
Tingkat ansietas yaitu : 1.
Ansietas ringan: cemas yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Ansietas sedang: cemas yang memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat
melakukan suatu yang lebih terarah. 3.
Ansietas berat: cemas yang sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang lebih terinci
dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. 4.
Panik : tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan terpengarah, ketakutan, dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya. mengalami
kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi
yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus-
menerus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.
Universitas Sumatera Utara
Rentang Respon kecemasan Respon
Adaptif Respon
Maladaptif
Antisipasi Ringan
Sedang Berat
Panik
2.5 Kecemasan Ibu Primigravida
Wanita hamil terutama ibu primigravida ibu yang hamil pertama kali sebagian besar mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan baik selama
hamil, saat menghadapi persalinan, maupun sesudah mengalami persalinan. Kecemasan yang mereka rasakan umumnya mulai dari khawatir tidak bisa
menjaga kehamilan, tidak tahu kapan dimulainya persalinan, khawatir keguguran, khawatir keadaan bayi setelah lahir, tidak memiliki gambaran mengenai persalian,
takut sakit dan nyeri akan melahirkan kelak, bahkan yang lebih ditakutkan lagi yaitu takut akan komplikasi kematian dan takut persalinan dilakukan dengan tidak
normal Aprilia, 2010. Selain itu, beberapa keluhan ringan yang sering dirasakan ibu hamil juga dapat menimbulkan kecemasan, seperti kejang kaki, kelelahan,
kembung, mual muntah, sakit kepala, sakit punggung, sakit gigi, sembelit, sering buang air kecil, sulit tidur, sesak nafas dan varises Kasdu dkk, 2004. Puncak
kekhawatiran muncul bersamaan dengan dimulainya tanda-tanda akan melahirkan. Kontraksi yang lama-kelamaan meningkat menambah beban ibu,
sehingga kekhawatiran pun bertambah. Pada kondisi inilah perasaan khawatir, bila tidak ditangani dengan baik, bisa merusak konsentrasi ibu sehingga
Universitas Sumatera Utara
persalinan yang diperkirakan lancar dapat menjadi tidak lancar akibat ibu panik Amalia, 2009. Setelah melahirkan ibu primigravida juga dicemaskan oleh
adanya resiko infeksi, takut terjadi perdarahan, dan keadaan bayi setelah melewati
persalinan Mika, 2010 dalam Maimunah Retnowati, 2011.
Universitas Sumatera Utara
1. Keran